Bab 17. Black Fire vs Killer God

26.7K 3.2K 203
                                    

💌Attention💌
Cerita ini hanyalah fiksi
semata. Nama Tokoh, karakter/kepribadian, latar tempat, dan jalan
cerita murni karangan penulis.
.
.
.
📖Happy reading📖

   Sejak mendapat surat ajakan duel dari geng Black Fire seminggu yang lalu, Edward benar-benar memforsir tubuh dan otaknya, memikirkan cara agar bisa memenangkan pertempuran ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Sejak mendapat surat ajakan duel dari geng Black Fire seminggu yang lalu, Edward benar-benar memforsir tubuh dan otaknya, memikirkan cara agar bisa memenangkan pertempuran ini. Jikapun kalah, dia berharap besar tak terjadi kerusakan fatal pada reputasi organisasinya nanti.

     Dia tak bisa membayangkan organisasi yang sudah dia bangun dengan keringat dan air mata ini hancur hanya gara-gara kalah bertarung dengan geng baru debut itu.

    Jika organisasi Killer God mengalami kekalahan, bukan cuma reputasi yang hancur. Karyawan beserta manusia jenius di organisasinya mungkin akan melarikan diri dari organisasi karena malu. Dia tak siap kehilangan banyak pekerja. Andai saja rencana awal Edward berjalan dengan lancar, dia tak akan berurusan dengan geng gila yang belum diketahui siapa pemimpinnya itu.

    Semua berawal dari keteledoran mata-matanya yang ketahuan saat mengawasi markas geng Black Fire. Edward mendapat sebuah surat ajakan duel tergantung di leher mata-matanya yang sudah babak belur pingsan. Akibat itu, seisi organisasi heboh. Mereka yang terbiasa duduk di depan layar komputer harus menggunakan otot untuk bertarung.

    Tubuh yang tidak ada bugar-bugarnya itu berkelahi dengan geng brutal tukang bantai. Ini adalah serangan mental terbesar yang pernah mereka alami seumur hidup. Tidak heran Edward sampai meminta bantuan sepupunya, Steve.

    Dia yang sudah bersumpah tidak akan meminta bantuan pada manusia menyebalkan itu harus menjilat ludahnya lagi. Demi kesejahteraan organisasi, Edward rela merendahkan harga dirinya.

   " Ed, katanya si Daniel sama Glenca udah datang. Yuk samperin!" ajak Kai, teman seperjuangan yang menemaninya membangun organisasi Killer God dari awal sekali. Bisa dibilang organisasi ini milik mereka berdua.

   " Kai, gue sebenarnya ragu." Edward menunjukan kecemasan saat keduanya sedang berjalan bersama menuju tempat Daniel-Glenca berada.

   " Kebiasaan lo, Ed. Suka banget overthinking sama hal yang belum terjadi. Kai merangkul pundak Edward dan menepuknya pelan. Mau hasilnya  menang ataupun kalah nanti, gue dan yang lain gak bakalan ninggalin lo kok. Tenang aja."

   " Kecuali lo bener-bener bangkrut, gue bakalan resign dan cari kerjaan lain. Jadi simpenan tante-tante juga boleh asalkan menghasilkan uang," lanjutnya setengah bercanda.

   " Gak sekalian judi aja sana. Nanggung amat jadi simpenan tante-tante."

   " Gak ah, judi itu haram!"

   Edward mendelik mendengarnya. " Lo kira jadi simpenan tante-tante itu pekerjaan halal apa?"

   " Ya halal lah! Kan memuaskan nafsu yang gak terpuaskan dari suami sah. Jatuhnya kan perbuatan baik, Ed. Bisa jadi pahala buat gue masuk surga nanti."

[REVISI] CANDALA: La Chica Loca Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang