six

110 14 2
                                    

🔒telah direvisi🔒

in yeop terkekeh melihat perilaku ryujin yang sangat menggemaskan, tapi in yeop tak tertipu dengan tawa indah ryujin yang sebenarnya sedang menyembunyikan sebuah luka yang sangat dalam. berbeda dengan ryujin yang sudah sedikit pulih setelah kehadiran hwang in yeop yang dirindukannya.

flashback

"jin, kita cuma temenan ga lebih. lo tau gue sayang heejin kan? sekarang gue pingin mulai dari awal jin, gw mau menangkal semua keburukan heejin" ujar pria bernama hwang hyunjin disuatu malam. "tapi heejin kan.." ucapan gadis pemilik marga hwang itu terpotong "gw yakin heejin udah berubah jin" sela hyunjin. hati ryujin sebenarnya remuk, tapi ia segera bangkit dari keremukannya karena memang sedari awal tujuan dekatnya dengan hyunjin untuk membantu pria itu kembali pada gadisnya. bukan menjadi miliknya atau bahkan pacarnya.

pria itu meninggalkan ryujin sendirian yang terpaku, meskipun hyunjin mengatakan hal menyakitkan itu. hyunjin berpikir gadis itu baik baik saja. seolah benar benar hanya peristiwa angin lewat disebuah jalanan yang sepi.

hyunjin tertipu dengan tawa dan senyuman dari gadis yang menemaninya selama kekasihnya itu berpaling darinya. hyunjin tidak tahu saat itu ryujin ingin teriak dan memotong bibir tebalnya. shin ryujin tak sepenuhnya gadis, nyatanya dia memiliki kepribadian yang cukup tomboy dibanding gadis seusianya. hanya saja, ryujin menyembunyikan itu dari hwang hyunjin. pria yang akhir akhir ini membuat dirinya berbunga atau mungkin...

benar benar jatuh cinta.

ryujin menangis ditengah kabut dingin dan angin malam yang menusuk kulit. rambut sebahunya menutupi wajahnya yang sangat rusak kala itu. suasana jalanan yang cukup sepi. yang seharusnya jalanan itu ramai, bagaimana tidak seharusnya ramai? malam itu hari seharusnya dimana orang orang melepas penat mereka dari perkejaan yang mengusik mereka selama sepekan. ditengah sepi jalanan yang sepi itu pula, nampak seorang pemuda yang sedang memanjakan dirinya dengan olahraga malam dengan alunan musik yang terlontarkan lewat benda putih yang menyumpal dua telinganya.

hwang in yeop, laki laki yang membelah sunyi malam itu adalah pemuda itu. pandangan in yeop tertuju pada gadis yang sedang terisak dibawah lampu jalanan. gadis itu berjongkok dan menggantungkan rambut sebahunya untuk menutupi wajahnya. alih alih untuk menanyakan apa yang terjadi, in yeop justru memilih untuk ikut jongkok seperti gadis itu.

ryujin, shin ryujin. dan itulah kali pertama hubungan adik kakak secara tidak sengaja itu terjalin. "hei? kau sedang patah hati ya? astaga pemuda jaman sekarang senang sekali patah hati" ucap in yeop menganggetkan ryujin "siapa? kau mau merampoku? aku hanya punya ponsel. atau kau mau memperkosa ku? terserahmu" balas ryujin 'nyeleneh' apakah patah hati juga merusak otak mereka? pikir in yeop.

"apa otakmu ikut patah? tidak mungkin aku akan memperkosamu walaupun aku butuh istri" balas in yeop tak kalah aneh. "lupakan, apa yang membuatmu menangis gadis kecil?" lanjut in yeop "sebelumnya, aku bukan gadis kecil.." ryujin menyesap ingusnya kembali pada hidungnya "aku kelas 11 mipa 3 sma seoul, dan aku baru saja dekat dengan kakak kelas ku 12 mipa 3" perkataan ryujin terpotong akibat in yeop "kau tak perluu menjelaskannya secara detail nona" selanya.

ryujin menarik napasnya pelan kemudian menghelanya kasar. hatinya cukup lega setelah menumpahkan semua keresahanya. "tunggu, aku juga memiliki sepupu di sma seoul. setahuku dia kelas 12 mipa, tapi aku tidak tahu tepat berapa" ucap in yeop "siapa namanya?" ryujin kini penasaran dengan sepupu yang disebut oleh pria asing disampingnya itu "hwang hyunjin dan hwang yeji".

kedua manusia itu hanya diam, ryujin dengan pikirannya yang begitu bodoh menjelek jelekan hyunjin yang tak lain adalah sepupu dari pria yang lapang dada menjadi tempat dirinya meluapkan semua kesedihan sekaligus kekesalanya akibat hwang hyunjin, dengan garis besar hyunjin adalah sepupu hwang in yeop. sementara dalam kepala in yeop, dia merasa jengkel memiliki sepupu yang menyakiti perempuan seperti ryujin.

pertemuan singkat itu membuat ia mengenal jauh tentang ryujin. ryujin yang in yeop ketahui tetap dapat berusaha bangkit dari keterpurukannya, meski in yeop tahu batu yang menimpa ryujin cukup besar.

in yeop tahu, lim naeyon tak lain adalah ibu dari hyunjin. selalu menanamkan hal baik pada hyunjin seperti, jangan menyakiti orang. terutama perempuan. jika sudah menyakiti ryujin, in yeop berpikir hyunjin mengkhianati ibunya secara tak langsung. 

"berceritalah padaku jika dia menyakitimu lagi, tidak usah sungkan. namaku hwang in yeop, panggil aku sesukamu" suara dingin in yeop memecah keheningan diantaranya dan ryujin "shin ryujin, terimakasih sudah menawarkan diri. tuan hwang" pemilik nama itu langsung melotot "tidak tidak, jangan panggil aku tuan hwang" selanya "lalu? kokoh in yeop?" ryujin menawarkan nama yang sangat asing baginya. "terserahmu, kau bisa menganggapku sebagai kakakmu. aku tidak ingin kau menangisi brengsek hyunjin itu. dia terlalu jelek" ucap in yeop membuat ryujin terkekeh geli.

flashback off

mata ryujin membelalak saat layar ponselnya memunculkan nama hyunjin. gadis itu menatap in yeop yang menyantap ramyeon yang dibelinya tadi. "angkat saja, barangkali bajingan itu mau minta maaf, jika dia menyakitimu biar gw maki" ucap in yeop disela ritual makan mie instan yang menggiurkan lidah itu. ryujin menarik napasnya dalam, dia berdoa pada tuhan. berharap panggilan ini panggilan yang menyenangkan perasaannya.

"halo?"

"..."

"iya kak, nggak papa kok"

"...."

"hah serius kak?"

"...."

"iya kak, selamat malam"

"...."

telepon itu terputus, sementara oknum bernama hwang in yeop mengernyitkan dahinya.

.

.

.

.

.

.

.

.

tbc!

thanks for your visit, hope you like and dont forget to vote^^

maybe ||hwang ryujin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang