; lima - kegelisahan

55 3 0
                                    

Jika Avery diberikan pilihan mengenai mana pekerjaan yang paling disukainya diantara semua yang pernah dan masih diambilnya, Avery akan senang hati menjawab Frada's Bakery.

Bukan karena dia pandai membuat kue atau menyukai aroma kue dan roti yang baru saja dipanggang, bukan pula karena pemiliknya ternyata seumuran dengannya, tetapi karena dia menyukai proses saat mendekorasi kue-kue itu hingga terlihat cantik.

Kesenangan kecil itu sudah cukup membayar kerinduannya akan melukis di atas kanvas.

Beruntungnya, Avery dapat menyesuaikan kreasinya dengan selera Frada dan juga klien-klien yang memiliki pesanan khusus. Hingga akhirnya kini Frada mempercayainya dalam hal mendekorasi kue-kue ulang tahun, pernikahan, dan cupcake-cupcake manis yang berjejer di etalase toko.

Bahkan setelah insiden memalukan dimana dia menodai wedding cake tempo hari.

Padahal Frada sendiri bukannya tidak bisa menghias dan turun tangan di dalam tokonya sendiri, Avery bahkan masih ingat kala pertama kali dia diterima bekerja disini, Frada mengajarinya bagaimana caranya menggunakan pipping bag, membuat hiasan hiasan sederhana, hingga membuat fondantㅡbahan dekorasi cakeㅡyang sedang sangat terkenal.

Hanya saja akhir-akhir ini pemilik Frada's Bakery itu memiliki prinsip 'untuk apa jadi bos jika masih ikut kerja rodi bagai kuda', Frada kemudian memilih hanya disibukkan menggambar rancangan kasar jika ada pelanggan yang memesan kue untuk perayaan.

"Jadi gimana soal perjodohan itu?"

Frada mengungkit topik yang sukses membuatnya berteriak heboh saking tidak percaya ketika Avery tau-tau bercerita padanya tadi pagi ketika mereka baru saja membuka toko, mengenai perjodohan dan siapa laki-laki yang akan dijodohkan dengan Avery.

Sayangnya pelanggan terlanjur berdatangan tanpa henti, seakan tidak ingin membiarkan Frada duduk tenang dan mendengar berita eksklusif itu secara utuh.

Frada menumpukan kedua sikutnya di atas counter lebar di tengah dapur toko, memperhatikan Avery yang sedang berhati-hati menyelimuti sponge cake yang ada di hadapannya dengan fondant berwarna putih.

"Hmm?" Avery berdehem, kesulitan membelah konsentrasinya. Dia baru bisa bernafas lega setelah melihat kue itu terbalut sempurna. "Aku akan menolaknya," tambahnya tanpa pikir panjang.

Meskipun itu berarti aku harus bersitegang dengan Mama.

Frada langsung merosot dari tumpuannya, kecewa, dia menatap Avery dengan tatapan 'kamu ini bodoh atau bagaimana'. "Serius?"

"Sangat serius," ulang Avery.

"Kenapa?"

"Kalau orangtuamu bilang akan menjodohkanmu dengan Gerald, kamu memangnya mau?"

Avery balik bertanya tanpa memandang Frada, memindahkan kue yang sudah dia selimuti oleh fondant dan menumpuknya di bagian teratas dari kue tiga tingkat yang dibuatnya, bersiap memberikan hiasan sederhana yang akan mempercantik wedding cake itu.

"Gila. Dia kakakku sendiri."

Avery tertawa renyah. "Seperti itulah laki-laki itu dimataku."

Setelah mengetahui Orion memiliki hubungan dengan seorang aktris ternama, Avery sadar bahwa perjodohan ini ditujukan untuknya dan Yoga. Dan sejauh apapun dia mengingat sosok Yoga, hanya ada ingatan samar mengenai seorang laki-laki berambut cepak yang gemar berbuat usil hingga dia menangis, hingga Avery kecil selalu bersyukur Yoga tinggal di rumah Hamid Atmawijaya hanya setiap liburan sekolah.

Pusing sekali membayangkan dia akan dijodohkan dengan seorang Yoga.

"Tapi jika aku jadi kamu, aku tetap akan menerimanya, terlebih dalam kondisi ini," kata Frada, mencoba berpikir realistis. Memikirkan kekayaan Atmawijaya saja sudah bisa membuat Frada membayangkan indahnya hidup berleha-leha hingga tua. Apa lagi yang dia tunggu.

(ongoing) Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang