empat belas; pernyataan

385 68 0
                                    

Jaehyun sedang berpikir sekarang, semenjak kejadian mereka berdua pergi keluar dan Rose mengatakan hal tak jelas lalu pingsan. Jaehyun menjadi merasa bersalah sekaligus bingung.

Baru tadi dia menjenguk gadis itu dan posisinya tetap sama. Berbaring dikamarnya dengan infus yang terpasang dan mata yang masih terpejam erat.

Dia juga terkena demam.

Tapi entah mengapa Jaehyun masih memikirkan perkataan gadis berambut panjang itu.

Jam 2. Jam 2 siang ini dia berpikir untuk kembali menjenguk karena pikirnya pasti sudah bangun. Dengan berbekal bunga dan keranjang buah. Jaehyun siap peegi kesana.

"semoga sudah sadar"

*****

Rose mengerjapkan matanya yang baru saja terbuka sejak beberapa jam ia tak sadarkan diri.

Dia tau kini ia sedang berada di kamarnya dan bukan di rumah sakit, tapi kenapa peralatan yang seharusnya ada di rumah sakit malah ada dikamarnya.

Lihat saja tangannya yang terpasang infus ini, membuatnya susah bergerak.

Pintu terbuka, "oh kau sudah siuman?"

Rose menoleh dan mendapati seorang perempuan muda yang memakai baju khas suster.

"mau ku panggilkan seseorang?" tanyanya lagi.

Rose menggeleng, "tidak usah, tolong buka pintunya" Rose menunjuk ke arah pintu balkon memintanya agar membukanya.

Suster itu mengamgguk dan pergi saat sudah melakukan apa yang Rose suruh.

Udara segar seolah masuk ke dalam kamar Rose yang ia rasa sedikit panas dan gerah. Bersamaan dengan itu Rose berusaha mencabut infusnya dan berjalan menuju balkon, entah apa yang ia pikirkan karena terlalu suntuk dikamar.

Rose mendengar pintu kembali terbuka namun bukan suster tadi yang terlihat melainkan Jaehyun. Ya, pria itu. Setelah diingat ingat, Rose malu dengan kejadian semalam.

"ah maaf masuk tiba tiba, aku udah minta ijin Lisa dibawah" ucap Jaehyun membuat Rose mengangguk lalu berjalan kembali ke kasurnya begitupun dengan Jaehyun yang duduk di sebelah kasur rawat Rose.

"udah baikan?" tanya Jaehyun.

Rose hanya mengangguk.

"maaf ya" ucap Jaehyun.

dahi Rose mengerut, "kenapa? buat apa?" tanya Rose.

"kemaren, keluar malem malem jadi demam gini" ucap Jaehyun sambil nunduk setelah naro keranjang buah ke meja dan menaruh bunga ke sebelah Rose.

"aku yang harusnya minta maaf mengerepotin kamu sampe harus gendong aku" ucap Rose sambil terkekeh.

"gapapa"



"Jae"

"hm?"

"Mati itu sakit gak sih?" tanya Rose yang pastinya dia udah tau jawabannya karena Jaehyun gak pernah mati dan dia gak bakal tau rasanya.

"apa maksudnya? ngomongin gini dari semalem loh" ucap Jaehyun tak sangka dengar pemikiran gadis di depannya ini.

Rose hanya terdiam

"Kamu pasti pernah liat orang yang kesempatan hidupnya itu kecil dan bahkan gak mungkin dan kalo misalnya pun ada, itu ada jangka waktunya. Terus gimana kalo kamu ada di posisi mereka dan kamu punya banyak mimpi dan banyak orang yang kamu sanyangin tapi karena hal atau penyakit yang kamu alamin hal itu gak kesampean dan kamu udah mau nyerah padahal belum kamu coba?"

Jaehyun mengerutkan dahinya, "ya, aku gak bakal nyerah dan bakal nyoba terus dan kalaupun udah takdir yang penting aku udah nyoba yang aku bisa" jawab Jaehyun.

Rose menyibak rambutnya, emang itu yang harusnya dia lakuin bukannya mikir hal negatif.

"kenapa?" tanya Jaehyun khawatir.

"kamu tau leukemia?" tanya Rose tanpa menatap Jaehyun.

Jaehyun hanya mengganguk tanpa dilihat oleh Rose.

"a aku ngidap penyakit itu" entah mengapa tangis Rose pecah saat itu juga dengan Jaehyun yang masih terpaku dengan itu.

"maka dari itu aku bingung aku bener bener gak ngerti, kenapa? kenapa harus aku?" tanya Rose kepada Jaehyun yang lagi lagi tidak bisa ia jawab karena ini takdir.

"sekalinya aku mati juga gak papa. Mama, mama aja selingkuh dan ninggalin aku sama ayah dan sejak itu aku tinggal sama ayah dan sekarang ayah udah gak ada dan aku malah ngidap penyakit ini, mereka juga udah mulai bohong" Rose sedikit menjambak rambutnya frustasi.

Kemudian gadis itu menatap Jaehyun dengan mata sembabnya, "Jadi.., demi apa aku hidup? lebih baik ketem—"

"—demi aku" ucap Jaehyun memotong kalimat yang Rose lontarkan.

Jaehyun mulai memeluk gadis didepannya itu, "demi aku kamu harus hidup. Kamu yang udah nyelamatin aku disaat itu dan sekarang kamu gak boleh pergi dan gak boleh ngomong hal gak jelas"

 Kamu yang udah nyelamatin aku disaat itu dan sekarang kamu gak boleh pergi dan gak boleh ngomong hal gak jelas"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aaa, maap ya kedikitan?
gak terlalu mood nulis nih padahal tadinya pengen double up tapi gue usahain ngghokey?

Pengen banget ngelarin story ini sebelum lebaran tapi gatau deh, authornya aja males malesan🙄

Aku bener bener mau nyelesain cerita ini karena mau fokus di cerita sebelah (ayu mampir ke cerita sebelah dan jangan lupa voment!)

ahaaaqq pokoknya liat aja nantii🦋🧚‍♀

JANGAN LUPA VOTEEE🌻

𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐆𝐨 [END] 💐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang