dua puluh tiga; seorang Lisa

275 40 1
                                    

Sudah sejak beberapa jam yang lalu Rose terus saja bolak balik kamar mandi. Tidak terhitung berapa kali ia memuntahkan semua makanan yang ia makan hari ini.

Rasa mual dan ingin muntah keduanya tercampur aduk di dalan perut Rose. Rasanya ia benar benar akan mengeluarkan semuanya sekarang juga.

Rose mendudukkan dirinya ke lantai kamar mandi dengan punggung yang tertempel pada tembok kamar mandi yang dingin namun rasa itu tidak dihiraukan oleh Rose, karena Rose lebih ingin menghilangkan rasa mual pada perutnya.

Rose terus menekan perutnya, ia sangat sangat bersyukur bila hal ini bisa menghapus rasa sakitnnya.

Tidak nafsu makan, Sulit tidur dan Mual adalah efek dari kemoterapi pertama yang Rose rasakan saat ini. Ia tidak tahu bila rasanya akan sesakit dan semenyedihkan ini.

Rose kadang berfikir kenapa melakukan pengobatan harus sesakit ini? Bagaimana yang melakukannya adalah anak anak, bayi ataupun lansia? pasti mereka akan sama kesakitannya dengan Rose. Tapi faktanya pengobatan hanya sedikit yang mungkin tidak menyakitkan atau mungkin tidak ada sama sekali.

Ia tahu bahwa bukan hanya dirinya yang sedang merasakan hal ini tetapi banyak orang di dunia ini yang jumlahnya ribuan atau mungkin jutaan orang yang akan berusaha melakukan ini agar dapat merasakan hari esok dengan bahagia. Itupun salah satu mimpi Rose. Ia tidak pernah berpikir apakah esok ia akan diberi kesempatan?

tok tok tok

Rose berusaha menggapai knop pintu kamar mandi yang sedang diketuk oleh seseorang dengan tenaga yang tersisa.

Terlihatlah Lisa yang sedang berdiru di luar pintu dengan pakaian tidurnya yang berwarna ungun muda itu. Ah sepertinya anak ini terbangun, bisa dilihat dari wajahnya yang tampak seperti anak kecil yang baru saja bangun tidur.

"kak Jennie membuatkan susu hangat untukmu, minumlah" ucap Lisa dengan wajah datarnya.

Boleh Rose beritahu bahwa Lisanya akhir akhir ini lebih sering terdiam. Bahkan tidak terdengar tawanya di pagi hari, siang hari ataupun sore dan malam. Raut wajahnya selalu sama di setiap detik dan menitnya, tidak ada yang berubah dan anak itu terlihat lebih sensitif dengan ucapan orang.

Anak itu juga lebih sering mengurung diri di kamarnya atauapun keluar sampai larut entah pergi kemana dan dengan siapa. Rose sempat khawatir dengan keadaan gadis itu, namun Kak Jennie sudah memberi tahu bahwa mungkin gadis itu sedang mengalami masa dewasanya yang membuatnya lebih nyaman berada di luar. Dan itu membuat Rose merasa sedikit tenang.

Rose tersenyum, "terimakasih sudah mengantarnya" ucap Rose tulus.

Lisa menatap sebentar wajah Rose yang dipenuhi peluh lalu pergi keluar kamar Rose.

Setelah kepergian Lisa, Rose langsung bangun dengan pintu sebagai tumpuannya lalu berjalan mengambil segelas susu yang dibawa Lisa tadi.

Rose menatap susu itu lekat namun tidak ada keinginan untuk meminum atau mencicipi barang setetspun.

Gadis itu malah berjalan kearah kamar mandi lalu membuang cairan putih itu ke dalam toilet. Bukan maksud Rose membuang minuman dengan sia sia, tapi tubunya menolak.

Selesai dengan susu. Sekarang Rose berjalan ke arah lemari pakaiannya lalu mengambil sepasang pakaian tidur lainnya dan menggantinya.

Setelah selesai ganti baju, Rose berniat turun kebawah untuk menghampiri kak Jennie karena sepertinya ia belum kembali tidur karena bunyi bising dari dapur masih terdengar.

Namun belum sampai tangga ia bisa melihat jelas dari atas sini bahwa yang berada di dapur bukan Jennie melainkan Lisa. Terlihat sekali dia sedang mencuci peralatan lain dan Rose menegok ke arah kamar Jennie yang berada di bawah, Rose melihat dari celah pintu teedapat pantulan cahaya warna ungu yang pastinya gadis itu sudah tidur karena cahaya ungu itu berasal dari lampu tidurnya.

Rose tersenyum melihat Lisa yang sedang merapikan dapur. Sebenarnya Rose ingin sekali menghampiri Lisa namun seperti yang Rose katakan, Lisa kadang sensitif dengan ucapan orang. Jadi dia memilih menatap dari kejauhan.

Rose sempat berfikir bahwa Lisa tidak lagi begitu perduli dengannya, namun sepertinya Rose salah. Dia kini tau walaupun Lisa terlihat begitu namun ada sisi dimana jiwa kekhawatirannya itu terlihat walaupun dengan membawa nama orang lain.










 Dia kini tau walaupun Lisa terlihat begitu namun ada sisi dimana jiwa kekhawatirannya itu terlihat walaupun dengan membawa nama orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!🌻🌻

𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐆𝐨 [END] 💐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang