Mata indah itu mengerjap perlahan, berusaha tersadar sedang ada dimana dia. Ruang putih dengan lampu yang menyala, itulah pemandangan yang pertama kali dilihatnya.
Kepalanya menoleh kekanan dan mendapati seorang perempuan yang sedang tertidur dengan pulasnya.
Tidak ingin membangunkan,tapi rasa penasaran sangatlah besar.
"Kak" Rose menggoyangkan badan Jennie yang sedang tidur di sisi tempat tidurnya membuatnya sedikit menggeliat dan mulai membuka matanya.
"Hah,yaampun kau sudah bangun?!" dahi Rose mengerut heran, kenapa Jennie terlihat sangat khawatir?
"kenapa kayak gitu?" tanya Rose membuat Jennie mengubah ekspresinya.
"ah tidak apa apa, tadi kau pingsan" ucap Jennie secara tidak langsung menjawab pertanyaan Rose yang belum ia lampirkan.
"Tapi kenapa ke rumah sakit?" tanya Rose lagi.
"kau sakit Rose" bukan Jennie yang menjawab melainkan Jisoo yang berdiri di ambang pintu membuat Jennie panik seketika.
Wajah Rose mulai memasang ekspresi penuh tanda tanya. Sedangkan Jennie sudah menggeleng ke arah Jisoo, karena bisa cepat atau lambat Jisoo memberi tahu Rose tentang penyakitnya.
Jisoo menghela napasnya dan berjalan ke arah Rose, "dengar Rose, sebenarnya kita pengen nyembunyiin hal ini dari kamu. Tapi setelah kakak pikir apa baik nyembunyiin hal besar tentang kamu dari kamu sendiri?" ucap Jisoo sambil menatap Jennie dan Rose secara bergantian.
Rose terkekeh, "apaansi kak, langsung aja. Kenapa jadi lebar gini"
"Ini bukan hal sepele, kita bisa kehilangan kamu kalo kamu gak tau ini" ucap Jisoo sambil menatap Jennie sinis, dia yang membuat Jisoo memilih bungkam untuk sementara tapi sekarang tidak.
Jisoo mengelus rambut Rose, "Leukemia, kamu mengidap penyakit itu" Jisoo bisa merasakannya, Rose tersentak saat ia mengatakan hal tersebut.
"Maka dari itu kakak ngasih tau kamu biar kita bisa lakuin kemoterapi buat kamu, biar kamu cepet sembuh" ucap Jisoo sambil tersenyum namun lawan bicaranya hanya menunduk.
Jisoo hanya menatap Jennie bingung, "gausah dipikirin, kalo kamu gamau kemoterapi, kakak bakal cariin dokter yang bisa nyembuhin kamu pake cara apapun" ucap Jennie namun tetap tidak ada jawaban.
Jennie dan Jisoo hanya bisa menghela napasnya lalu bangkit, "kalo butuh sesuatu kita ada didepan ya"
*****
Semenjak pulang dari rumah sakit, Rose terus saja termenung. Kalo boleh jujur, bukannya Rose gak nerima takdir cuma terlalu mendadak aja.
Dan, Rose benar benar udah siap kalo seandainya dia mati pas kemoterapi, tidur atau pas operasi, Rose siap. Cuma agak berat.
Rose benar labil banget. Dia sayang teman temannya, banyak mimpi yang harus dia wujudin tapi benar benar gak lucu penyakit ini ada di dirinya dengan banyak orang yang ada di dunia kenapa harus dirinya.
Egois memang.
Harusnya dia tau kenapa akhir akhir ini sering mimisan, pusing atau semacamnya. Akkh bodoh banget.
Rose menghirup udara lama, dengan selimut kuning yang menyelimuti tubuh kecilnya itu dan angin yang menambah hawa dingin.
pandangannya mengedar ke segala arah. sudah gelap semua. Namun matanya terhenti saat melihat seseorang dari seberang sana.
Jaehyun, pria itu melambai ke arah Rose membuat Rose membalas lambaiannya.
Walaupun bersebrangan tapi rumah mereka hanya dibatasi oleh pepohonan dan trotoar sehingga rumah mereka masih terlihat satu sama lain.
Rose menatap Jaehyun lekat lekat karena lelaki itu sedang berbicara dengan bahasa isyarat, "kenapa belum tidur?" tanya Jaehyun.
Rose yang paham membalas dengan cara yang sama pula, sudah malam sehingga mereka tidak harus berteriak dan membangunkan tetangga.
"belum ngantuk" balas Rose namun wajah Jaehyun langsung berubah, "Dingiinn, masuk sana"
Rose hanya menggeleng dan terlihat jelas bahwa Jaehyun mendengus kasar di seberang sana. Rose masih menunggu Jaehyun membalas isyaratnya karena terlihat Jaehyun bingung disana.
Namun akhirnya dia menjawab, "Ayo pergi keluar"
*****
Jaehyun menggosokan kedua tangannya mencoba mencari kehangatan di dinginnya udara malam itu.
"kenapa?" tanya Jaehyun saat melihat Rose yang hanya termenung bahkan tidak memikirkan kulitnya yang sedikit memerah mungkin karena terlalu dingin dan ia hanya mengenakan kaos putih dan celana bahannya.
Tidak mendapat balasnya akhirnya Jaehyun melepas jaketnya dan meminta Rose memakainya.
"kenapa?" tanya Jaehyun lagi.
Rose menoleh, "kenapa apanya?" tanya Rose sambil mengerutkan dahinya.
Jaehyun menunjuk wajah Rose, "tuh. ada masalah?" tanya Jaehyun sambil memasang wajah khawatir.
Rose memalingkan wajahnya sambil terkekeh pelan dan mengusak rambutnya kasar membuat Jaehyun agak terkejut dengan tingkahnya, padahal tidak ada yang lucu.
"Menurut kamu apa lucu mati gara gara penyakit?"
Jaehyun tersentak sebentar, kenapa jadi ngomongin mati?
"Apa maksudnya?" tanya Jaehyun.
Rose terisak. Dia jadi memikirkan teman temannya, apakah dosa jika Rose tiba tiba pergi dan membuat mereka sedih? Walaupun Rose akan bertemu lelaki yang ia cintai di atas sana apakah harus dengan menyakiti teman temannya?
"Penyakit ini....penyakit ini.." ucapnya sambil terisak. "kenapa..harus aku?" Rose memukuli dadanya, entah kenapa terasa sangat sesak.
"kau kenapa?!" tanya Jaehyun panik saat melihat Rose seketika mulai kehilangan keseimbangannya.
Tubuhnya benar benar dingin sekarang. Rose benar benar pingsan saat ini. Sedangkan Jaehyun semakin memeluk tubuh kecil itu agar tubuh Rose terasa sedikit hangat.
"sadarlah"
eyooo ak up lagi ayo dibaca dan jangan lupa di vote karena itu penyemangat juga gess
gue tau kok ceditanya gak jelas tapi mohon dijelasin aja ya guyss
lup yu
Jangan lupa tradisi votenya kawand🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐆𝐨 [END] 💐
FanfictionSeorang pria yang ingin mengakhiri hidupnya akibat permasalahan keluarga bertemu dengan gadis cantik dan periang yang mempunyai sisi kelamnya sendiri. "Namamu siapa?" "Oh, aku Jung Jaehyun. Kau? " "aku Park Chaeyoung panggil saja Rose" Jung Jaehyun...