VOMMENT WEHHH
---
"TIDAK MAU!"
Raungan itu memantul hingga keluar ruangan. Si anak yang menjerit tadi kini duduk dengan ingus yang sudah keluar. Di sampingnya, anak kecil dengan wajah yang lumayan mirip hanya terdiam tenang. Tak berniat mengikuti pemberontakan yang dilakukan kakak kembar nya.
Kerusuhan itu terjadi cukup besar hingga membuat seorang wanita masuk dan mendatangi mereka. "Astaga Yang Mulia, ada apa?" Tanya nya risau.
"Huweeee Mioneee!" Albus, nama anak yang berteriak tadi langsung berlari memeluk wanita itu. Terisak di kaki nya begitu saja. Hermione langsung merendahkan tubuhnya, berlutut dan memeluk pangeran pertama kerajaan itu. "Aku tak ingin belajar lagi... Aku lelah!" Isak nya dengan air mata yang bercucuran.
Helaan napas terdengar dari dokter istana itu. "Baiklah, lagipula ini sudah saat nya makan malam." Dia menggendong bocah berusia 7 tahun itu. Mata hazel nya mengerling pada Scorpius yang masih duduk tenang mengerjakan soal dari guru privat mereka. Mengulurkan tangan nya dan di terima baik oleh anak yang biasanya tak banyak bicara itu.
"Countess McGonagall, terima kasih atas bimbingan mu hari ini." Hermione membungkuk hormat sebelum membawa kedua pangeran itu ke ruang makan keluarga kaisar.
Albus meremas bahu Hermione pelan. Membuat si pemilik bahu menghentikan langkah tepat di depan pintu mewah ruang makan. "Apakah... Yang Mulia Kaisar juga akan ikut makan malam?" Tanya nya ragu. Ada sebuah harapan di antara binaran mata polos itu.
Anak ini pasti sangat merindukan Ayahnya.
Sebagai Kaisar benua ini, tentu Draco memiliki pekerjaan yang sangat tidak manusiawi. Walau Sang Ratu, Astoria Malfoy nee Greengrass juga mengambil alih seperempat tugas negara, tetap saja Draco tak mampu bersantai barang sedetikpun.
Tapi itu yang dia mau. Agar dia tak terus-menerus melihat kedua anaknya yang tumbuh tanpa pengawasan nya. Terlebih ketika melihat manik emerald Scorpius yang memang duplikat sosok yang dia cintai hingga kini. Itu membuat luka nya semakin menganga lebar. Bahkan Astoria juga sudah menyerah untuk mengambil hati Draco.
Hermione menatap iba pada Albus, tersenyum kecil. Lalu melirik pada Putra Mahkota Scorpius yang masih menggenggam tangan nya. Ya, Scorpius berada di garis selanjutnya tahta Kaisar. Seharusnya Albus, tapi anak itu sudah menolak mentah-mentah sejak umur 4 tahun. Jika menurut peraturan tahta, anak dari sang Ratu lah yang berada di urutan pertama. Tapi naas, Astoria mandul.
Karena itulah, Scorpius yang bergelar Putra Mahkota sekarang.
"Anda akan tahu begitu sampai." Jawan Hermione sekedarnya. Lalu kembali membawa dua bocah itu masuk.
Albus tersenyum lebar. "Ayo! Ayo! Aku ingin duduk di sebelah Ibunda!" Serunya antusias.
Ada rasa sesak yang menyerbu lerung hati Hermione. Sangat sakit setiap Albus menceritakan atau memanggil Astoria dengan sebutan 'Ibu' dan membanggakan nya. 'Maaf kan aku Harry, kau pasti sakit hati karena anak mu sendiri tidak tahu siapa kau...'
Prajurit penjaga membuka dua buah pintu raksasa tersebut, mempersilahkan mereka untuk masuk. Menampakkan sebuah ruangan mewah penuh ornamen emas hampir di seluruh penjuru. Di sana, sudah ada Draco dengan jubah Kaisar nya bersama Astoria yang terduduk anggun.
"Keberkahan untuk matahari kekaisaran." Hermione membungkuk hormat pada pasangan suami-istri tersebut. Disusul si kembar yang melakukan hal serupa.
Astoria tersenyum lembut, mengangguk. Berbeda dengan Draco yang hanya berdehem singkat. "Terima kasih telah menjaga mereka, Hermione. Kau boleh istirahat sekarang." Tutur wanita tersebut sembari memberi kode agar anak-anaknya segera duduk di tempat masing-masing. Sesuai perintah, Hermione langsung mengundurkan diri setelah sebelumnya memberi salam penghormatan.
![](https://img.wattpad.com/cover/255009301-288-k631512.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The One That Got Away | DRARRY [REVISI]
FanfictionDraco tersenyum tipis. Bukan senyum menghina atau sarkas seperti yang biasa dia tunjukkan. Benar-benar senyum tipis yang tulus. "Aku sudah berjanji kan? Aku akan membuatmu ingat lagi tentang ku." Itu adalah kalimat paling konyol pertama yang pernah...