EXTRA CHAPTER IV - IT'S HIM

2.4K 326 37
                                    

Cilukbaaaa

Vote sama comment dong bestieee, bari comeback lho ini. Masih anget kek gebetan kalo mau pdkt eaaa

___

Albus terisak di antara ceceran makanan dan pecahan piring. Terduduk dengan pakaian kotor, juga pipi kanan yang lebam membiru. Netra abu-abu nya menatap sang Ayah ketakutan. Apa salahnya? Padahal dia tak sengaja hanya menumpahkan minuman.

"ALBUS!"

Scorpius langsung menerobos masuk, menghampiri kakak kembarnya yang masih terduduk di lantai. Mengecek tiap inci dari tubuh saudaranya. Hanya memar di pipi, tapi itu lebih dari cukup agar dia bisa menatap tajam Ayah kandungnya.

"Apakah akal sehat anda sudah hilang, Baginda?" Tanyanya penuh penekanan. "Setidaknya jika anda tak menganggap kami sebagai darah daging anda sendiri, perlakukanlah kami seperti manusia."

Draco tertawa sinis, menatap bocah dengan surai yang sama dengan nya dingin. "Tau apa kau bocah, tentang kemanusiaan? Kalau bukan karena aku berbaik hati mengurusi mu, kau dan kakak tak berguna mu tak akan mungkin tinggal di sini." Pukasnya culas.

Anak itu terkekeh, menatap sosok Harry yang berdiri tak jauh dari Draco. "Karena belas kasih mu, atau karena wasiat dari kekasih gelap mu?" Tanyanya tanpa beban. "Ibu kami, maksudku."

Wajah Sang Kaisar terlihat begitu terkejut. Namun kembali, gurat muka itu berubah semakin merah. Draco murka, tangan nya terangkat tinggi. "ANAK SIALAN!"

Sosok itu terkejut, refleks melayang cepat untuk melindungi dua buah hatinya. Tak memikirkan bahwa wujud hantunya tidak membantu sama sekali. Yang di otaknya hanya satu. Buah hatinya.

"Tuhan, aku mohon... Sekali saja..."

Tangan nya berusaha menjangkau sejauh mungkin, ingin merengkuh dua malaikat kecil nya yang kini sama-sama menutup mata. Menunggu tangan itu melayang, menyakiti mereka.

"Waktu mu 3 hari."

Mata emerald tersebut terbelak, bersamaan dengan itu, entah kenapa tiba-tiba kaki Harry seakan memijak tanah. Dia merasa seperti-

Plak!

Scorpius semakin erat menutup mata dengan Albus dalam rengkuhan nya kala tamparan itu terdengar. Tapi...
Kenapa dia tak merasa sakit sama sekali? Perlahan, mata hijau segar itu terbuka, melihat Ayahnya yang begitu terpaku menatap seorang ksatria yang melindungi mereka.

Bukan.

Itu bukan ksatria kerajaan, itu... Bukankah itu ibunya? Tapi kenapa Harry bisa tak tembus pandang? Kenapa dia seperti manusia seutuhnya? Scorpius mengerjapkan matanya sekali lagi, memastikan bahwa matanya baik-baik saja.

"Scorpius."

Panggilan tegas namun lembut itu menyadarkan lamunan nya. Harry berbalik ke arah mereka, duduk berlutut untuk mensejajarkan tinggi. Ada bekas tamparan yang masih tercetak pada pipi kiri pria itu. "Bawa kakakmu kembali ke kamar, dan jangan keluar sebelum Ibu memerintahkan mu. Kau mengerti itu?" Perintahnya pada sang anak.

"I-ibu?"

Scorpius langsung mengangguk, tak memperdulikan pertanyaan Albus yang menatap Harry bingung. Segera menarik kakaknya untuk pergi dari ruangan yang berantakan itu.

Draco, lelaki masih mematung seperti beberapa saat lalu. Hal yang sama juga terjadi pada Astoria yang memang dari awal keributan sudah ada di sana sejak awal.
"D-dear...?"

Harry berbalik, menatap Draco dengan tatapan yang sama ketika mereka pertama kali bertemu dulu. Datar. Tanpa emosi. Hal yang paling Draco benci dari mantan kekasihnya ini. "Saya menghadap matahari kekaisaran." Ia membungkuk hormat. Menatap Draco penuh sirat.

The One That Got Away | DRARRY [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang