I Beg You 4.0

3.7K 602 45
                                    

Kek biasa, vote sm comment nyaaa

____

Suasana aula mendadak hening begitu saja.

Sesaat setelah pengumuman juara dari masing-masing sekolah untuk mengikuti Triwizard Tournament, ruangan luas itu masih penuh sorak sorai menyambut tiga siswa yang akan bermain dengan maut. Di tambah dengan duo Weasley yang selalu heboh dimana-mana dan tukang kompor, semakin membuat Great Hall seakan menjadi tempat pertandingan Quidditch seperti yang mereka saksikan sebelum kembali kemari. Tak memperdulikan tatapan illfeel bidadari Beauxbatons yang menatap mereka datar.

Satu per satu pemilik nama yang keluar dari piala api itu maju, memberi salam sekedarnya dan memasuki sebuah ruangan

Fleur Delacour, Beauxbatons

Victor Krum, Durmstrang

Cedric Diggory, Hogwarts.

Itu adalah nama-nama yang keluar dari Piala Api. Namun tiba-tiba setelah beberapa saat berselang, Piala emas itu berkobar lagi. Jauh lebih besar saat memuntahkan kertas berisi nama peserta.

Koyakan kertas itu mengudara, lalu jatuh di bawah kaki Dumbledore. Pria tua yang menjabat sebagai kepala sekolah itu segera memungutnya. Wajahnya berkerut tak suka. Ini adalah momen yang jarang terjadi. Mengingat Dumbledore adalah pribadi yang hangat dan tenang.

"Harry Potter?"

Hening.

Sayup-sayup bisikan terdengar dari beberapa titik. Yang punya nama sendiri langsung terkejut. Bagaimana bisa namanya di sebut? Dia saja tidak memasukkan kertas namanya ke piala legendaris itu.

"HARRY POTTER!"

Hermione langsung menyenggol siku pemuda itu, membuat Harry tersadar dari lamunan kosongnya. Dia melirik teman-teman se asrama nya. Ada yang menggunjing, mencela, namun yang paling banyak dia dapatkan adalah tatapan sinis. Terlebih Ron yang memandangnya jengkel. Memang kenapa? Dia tak bersalah di sini, kenapa semua orang menyangka bahwa dia adalah pelaku?

Apa mereka mengira Harry haus pengakuan dan mempercayai mentah-mentah bahwa dirinya sendiri yang membuang namanya pada piala sialan itu? Hei, dia sudah lelah dengan masalah yang selalu menempel padanya. Jadi untuk apa Harry menjadikan dirinya sendiri sebagai umpan? Tidak, dia masih sangat waras.

"Majulah dulu, kita akan membahas ini nanti." Gadis itu meyakinkan kawan nya, membuat sosok berambut raven kecoklatan itu ragu-ragu melangkahkan kakinya dan masuk ke ruang khusus.

Tak menyadari bahwa ada sepasang mata yang menatap nya penuh rasa khawatir.

•••

Draco mengetuk-ngetuk pena bulu nya, sama sekali tak memperhatikan Professor McGonagall yang sedang menjelaskan Transfigurasi bab diminuendo. Menyebalkan. Turnamen akan dimulai dari akhir pekan ini. Tapi tetap saja pelajaran masih diadakan. Mungkin memang benar kalau kebahagiaan guru adalah membuat siswa sengsara.

Kejadian itu masih mengganggu pikiran nya. Dia tahu Harry bodoh, tapi dia tak tahu kalau kebodohan bocah itu sampai di tahap seakan otak dan akalnya telah lenyap. Triwizard Tournament bukanlah perlombaan yang mudah. Minimal peserta nya akan mendapat cedera seperti patah tulang setelah perlombaan usai. Karena itu acara ini memiliki batas usia siapa saja yang di izinkan untuk berpartisipasi.

Namun Harry, si bodoh itu sudah membuat sejarah baru dalam dunia sihir.

"Hei bro, ada apa dengan mu?" Blaise berbisik sambil menyenggol lengan Draco pelan.

The One That Got Away | DRARRY [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang