Ini gak wajib di baca kok. Tapi kalo mau ya monggo. Wkwk
Tetep vote and comment kek biasanya ya...
WARNING ADULT CONTENT
21+____
"Buka mata mu."
Harry menuruti permintaan nya, perlahan membuka mata. Tadi Draco mengajaknya ber-apparate ke suatu tempat yang tidak dia beritahu. Lelaki itu hanya menyuruhnya untuk menutup mata dan menggenggam tangan Draco.
Dan di sinilah mereka sekarang, berada di sebuah kamar luas berbentuk lingkaran dengan furniture dominan coklat. Meja, kursi, hingga tempat tidur tertata rapi. Bahkan aroma kayu baru masih samar-samar tercium. Harry mengerutkan dahi, masih merasa asing dengan tempat di mana dia berpijak sekarang. "I-ini Hogwarts kan? Tapi dimana kita?" Tanya anak itu begitu melihat jauh ke jendela. Memperlihatkan menara tinggi dan sisi lain bangunan Hogwarts yang memancarkan cahaya samar.
"Menara head." Draco menuntun Harry untuk duduk di atas ranjang. Mengusap pipi pemuda dengan usia sama dengan nya lembut. "Dear, kau yakin? Aku tak akan memaksa mu jika kau memang tak ingin. Kita bisa melakukan nya jika situasi sudah normal." Tawarnya sekali lagi.
Harry tersenyum, menggenggam punggung tangan Draco yang ada di pipi nya. "Katakan aku terlalu paranoid, aku mungkin terlalu takut jika tak bisa menggenggam tangan mu lagi suatu saat. Tapi dari semua itu, Draco... Aku hanya ingin menjadi milikmu seutuhnya. Hanya kau." Di tatapnya manik indah kelabu itu sayu. Membuat sosok yang di tatap begitu terkesima di buat.
Bagaimana bisa seorang lelaki tulen bisa lebih cantik dari seorang wanita? Dari jarak sedekat ini, Draco bisa melihat betapa sempurna makhluk yang di ciptakan Tuhan untuknya. "Kau yakin? Kalau ada permintaan lain, aku akan mengabulkan nya. I just don't want you to getting hurt." Imbuhnya. Tidak, Draco bukan nya tak ingin. Jelas, siapa yang akan melewatkan kesempatan ini begitu saja?
Tapi keselamatan dan kenyamanan Harry di atas segala nya. Dan jangan ingatkan Draco tentang little Dray nya yang masih berdiri di bawah sana.
Harry merengut kesal, tangan kanan bebas nya langsung meremas pelan kejantanan Draco. Membuat si pemilik mendesis kaget. Ia merubah posisi nya menjadi bersimpuh di depan celana Draco, membuka resleting nya cekatan. "If you don't want it, I'll go get myself then." Sinisnya. Namun ketika celana itu m nampakkan boxer milik Draco, Harry menyeringai puas. "Oh, sepertinya ada yang munafik di sini." Katanya begitu mengeluarkan sesuatu dari sana.
Draco menggeram rendah begitu merasakan sensasi tangan dingin Harry yang menggenggam miliknya lembut."Dear, kita bisa melakukan nya secara per- AW SHIT, POTTAH!" Ceplos nya begitu kekasih binal nya menjilat benda panjang itu dari pangkal hingga ujung, mengemut juga kepala nya singkat.
"Hm, it's been awhile since you never called me like that." Gumam Harry lirih, kemudian melanjutkan kembali pekerjaan nya. Memasukkan little Dray ke dalam mulut kecilnya jelas sebuah pekerjaan yang sulit, belum 3/4 jalan mulut dan tenggorokan nya sudah terasa penuh. Bukan Harry namanya jika keras kepala, anak itu tetap memaksa menelan seluruh batang panjang kekasih nya sambil menaik-turunkan mulut kecilnya. Membuat si pemilik mendesis pelan.
Draco menarik paksa dagu si manis, membuat miliknya terbebas dari mulut hangatnya, membawa Harry ke dalam ciuman liar yang panjang. "Kita lakukan di ranjang. Lantai ini dingin dear, kau bisa sakit." Jelasnya begitu ciuman mereka terlepas. Harry mengambil napas brutal, menyandarkan dahi di bahu alpha nya. For Merlin Sake, APA YANG DIA LAKUKAN TADI?!
Pemuda itu terkekeh, mendorong sedikit bahu Harry agar berdiri seperti tadi. Menikmati wajah merona Harry selalu menjadi hal yang begitu menyenangkan. Ia menuntun kedua tangan kekasihnya agar menjadikan bahu nya sebagai tumpuan. Jemari kokoh Draco perlahan memegang ujung Hoodie itu dan menarik nya ke atas, kembali membawa nya pada ciuman lembut namun memabukkan sebelum menanggalkan seluruh kancingan kemeja putih yang Harry gunakan sebagai dalaman. "You always been beautiful since we're met." Puji keturunan Malfoy itu ketika dia menelusuri leher jenjang dan bahu Harry. Meninggalkan jejak di setiap jalur yang dia lalui.
KAMU SEDANG MEMBACA
The One That Got Away | DRARRY [REVISI]
FanficDraco tersenyum tipis. Bukan senyum menghina atau sarkas seperti yang biasa dia tunjukkan. Benar-benar senyum tipis yang tulus. "Aku sudah berjanji kan? Aku akan membuatmu ingat lagi tentang ku." Itu adalah kalimat paling konyol pertama yang pernah...