Sweet, Like Always 3.0

3.8K 633 76
                                    

Vote dan comment sangat di perlukan untuk menjadi tambahan semangat menghadapi dunia yang kejam ini.

•••

Pemuda dengan mata emerald itu mencengkram erat seprei kasur yang dia tiduri. Mata nya terpejam takut saat benda metal tajam itu mengoyak kulit dan dagingnya. Berusaha mengeluarkan sesuatu yang membuat Harry kepayahan selama 9 bulan ini.

"Ayolah Harry, kau tak perlu se tegang itu. Seorang ksatria sudah biasa dengan luka berat seperti pedang ataupun lain nya." Hermione mengoceh panjang lebar dengan tangan yang tak berhenti bekerja. Yeah, merobek perut Harry adalah pekerjaan nya saat ini. "Hanya beberapa gores pisau lalu kita mengeluarkan nya. Itu saja, bahkan kau sudah di bius."

Harry masih menggeleng heboh. "Tidak, ini tidak sama. A-aku melahirkan Mione... Ini berat! Oh Tuhan, aku tak tahan lagiiii!" serunya sambil melotot horror pada sahabat nya itu. "Ini tak sama Mione... Ya Tuhan anak ku! Kau sudah mengeluarkan nya belum sih? Kenapa lama sekali?!"

Ron yang gemas langsung menabok pipi Harry. "Mate diamlah, aku juga panik kalau kau seperti ini!" Sahutnya kesal. "Lagi pula kau hanya tinggal diam, kau bahkan tak merasakan sakit seperti wanita saat melahirkan normal." Celoteh nya.

Harry meraung gelisah. "Astaga Tuhan... Oh bagi Veta dan Kekuasaan Paulus tertinggi, aku akan mati... Aku benar-benar akan mati Ron!"

"Ron! Minumkan ramuan mati rasa itu padanya. Agar orang tak tahu malu ini diam selama aku bekerja!" Desis Hermione kesal. Namun dia masih berusaha berkonsentrasi menyelesaikan kewajiban nya sebagai dokter.

"Kalau kau ingin di penggal Yang Mulia pangeran, lakukan saja sendiri." Jawan Ron sambil begidik ngeri.

Hermione masih fokus di sana, tak lagi menghiraukan dua orang yang otak nya tinggal setengah itu dan berusaha mengeluarkan makhluk mungil dari dalam tubuh sahabatnya. Di bantu dengan beberapa orang tentu -yang jelas bisa menyimpan rahasia-. Perlahan dia menarik kepala bayi itu, lalu menarik pelan hingga bayi itu berhasil keluar dengan selamat. Menimbulkan suara tangisan yang membuat hati pria itu terenyuh. Bayinya lahir dengan selamat. "Aku ingin menggendong bayi ku..." Pinta nya parau.

"Hei, kita belum selesai di sini!" Hermioen menyela garang. Membuat Harry bingung di tengah kebahagiaan nya. "Kau belum mengeluarkan kembaran nya, Harry."

"APA?!"

Ron berteriak kaget, sementara Harry melotot tak percaya. Kembar? Jadi selama ini dia menjaga dua nyawa?

Hermione menggeleng frustasi dengan tingkah dua orang itu. Kembali fokus mengeluarkan si kecil di bantu dokter istana lain yang memang di tugaskan di medan perang.

Tangisan itu terdengar lagi. Kali ini bersahut-sahutan, dan Harry tak mampu menahan tangis haru nya. "Sekarang, boleh aku lihat bayi-bayi ku?" Pinta nya parau.

"Kau ini tak sabaran sekali sih?! Di mandikan dulu bayinya!"

Ron tertawa canggung. "Aku baru tahu dia bisa memarahi mu lebih dari yang tadi." Gurau nya kaku. Harry hanya menghela napas panjang. Sementara kedua bayi itu di mandikan, dan Hermione sibuk menjahit kembali perut nya, pemuda itu mulai sibuk dengan pikiran yang mulai datang.

Tentang kekasihnya...

Ayah dari kedua malaikat mungil ini...

Ingin sekali dia memberi tahu Draco tentang ini. Tapi Harry masih ingat posisi. Apa kata orang jika pangeran kebanggaan mereka menghamili seorang pria? Jelas saja itu bukan lah berita yang bagus.

The One That Got Away | DRARRY [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang