Kosong Dua Belas

178 32 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bahtera kehidupan rumah tangga Kim Jongin dan Oh Sehun tidak bisa di katakana baik, romantis ataupun tenang-tenang saja. Adakalanya kedua insan di mabuk cinta itu bertengkar kecil, saling beda pendapat atau sering kali terjadinya salah paham yang memicu keduanya saling diam.



Tapi itu tidak bertahan lama, hanya sekitar dua atau tiga hari saja. Jika tidak Sehun yang menegur secara tidak sengaja. Jongin lebih dulu meminta maaf agar kekasih hatinya tidak lagi merajuk.



Seharusnya begitu dalam suatu hubungan. Seperti analis pelajaran IPA semasa sekolah menengah pertama. Harus ada symbiosis mutualisme, jangan pula parasitisme. Karena dalam hubungan dua orang lah yang saling bekerja untuk mempertahankan keharmonisan masing-masing.



Menyatukan satu fikiran menjadi hasil yang sama tentu tidak mudah, menjadikan perbedan untuk kecocokan juga bukanlah hal yang gampang. Dan Kerjasama itu juga perlu dalam kelangsungan rumah tangga agar baik dan tentram



"Jongin, anak kita lelaki. Kenapa belanjanya warna untuk gadis?" tanya Sehun ketika Jongin menunjukkan beberapa isi tas oleh-olehnya setelah lima hari bekerja di luar kota, alasannya sih menebus dosa karena jadwal bekerja lebih dari apa yang telah di rencanakan.



Dan untungnya Sehun tidak begitu memikirkan hal molor soal kerjaan suaminya itu. Sudah lelah katanya berdebat karena sikap cuek dan kurang perhatian dari suaminya itu. Pasti alasannya sama. Sibuk!



"Tahu dari mana dia lelaki? Kan belum kelihatan, pasti seorang gadis." Jawab Jongin masih menunjukkan beberapa pasang pakaian lagi yang tak kalah lucu dari semuanya



"Kau juga, tahu mana ini gadis?" tanya Sehun masih memperhatikan suaminya itu yang asik sibuk sendiri. Sejak Sehun di nyatakan hamil, suaminya benar-benar menjadi sosok yang berubah lebih dewasa mungkin pengaruh bakal jadi ayah.



"Firasat saja, kata orang-orang jika sang istri menjadi cantik karena rajin berdandan, anaknya pasti perempuan." Jawab Jongin sekali lagi tanpa memperhatikan wajah Sehun yang mendadak merona. 


Apa tadi kata suaminya? Berdandan? Cantik? Oh! Astaga! Jantung Sehun mnedadak tidak sehat sore ini



"Dasar lelaki banyak merayunya." Kata Sehun asal, mengambil beberapa hadiah dari suami untuk ia susun rapi ke lemari khusus si jabang bayi yang memang sudah mereka sediakan jauh-jauh hari.



Bahkan saat usia kandungan Sehun genap sebulan saja Jongin sudah merenovasi kamar sebelah yang tadinya ruang kerja kini menjadi kamar si calon anak



"Aku tidak merayu, kau memang semakin cantik." Jawab Jongin mendekati Sehun dan membantunya memasukkan beberapa pakaian yang sudah di rapikan Sehun ke dalam lemari.



"... Aku senang kau baik-baik saja, makan-mu tidak terganggu meski sering kali mengalami morning sickness." Sambung Jongin menggenggam tangan mungil sang terkasih, kesibukannya bekerja menjadikan interaksi mesra keduanya semakin berkurang.



Padahal Jongin sudah mengajukan permintaan pada perusahaan agar kadar kesibukannya bekerja sedikit di kurangi karena keadaan Sehun saat ini. Tapi mau bagaimana lagi, Jongin tidaklah anak boss yang seenaknya memberikan permintaan. Ia hanya karyawan biasa di perusahaan kecil yang masih merintis karir.



Keluar dari zona nyaman harta keluarga, benar-benar Jongin lakukan sejak usia muda. Meski kerap kali membantu ayahnya berbisnis ke luar negeri. Pilihannya tetaplah sama jika ia ingin terhindar dari bayang-bayang klan Kim yang terkenal di pusat bisnis dunia.



Hidup begini sederhana saja sudah cukup untuknya, walau kadang suka kekurangan karena jadwal menerima gaji tidak tepat waktu. Tapi Jongin bahagia, Jongin senang-senang saja melakoni perannya itu. Dan tentu karena ia mendapat dukungan ekstra dari yang terkasih istrinya tentu saja



"Tentu aku baik-baik saja, suamiku tercinta mengurusnya dengan hebat." Jawab Sehun menyentuh wajah tampan suaminya itu, ada sedikit bulu-bulu halus ternyata, sudah berapa lama ia tidak memperhatikan suaminya ini



"... Bersihkan dirimu, setelah itu kita makan malam bersama." Lanjut Sehun memberikan Jongin handuk untuk segera mandi, malam sebentar lagi menyapa. Ia akan menyiapkan makanan dengan suaminya yang pergi mandi.



Sehun meskipun terkadang terlalu cerewet dan berlebihan, dia tidak pernah ingin hal lain lagi. Mendapat Jongin bahkan sangat tidak masuk dalam daftar masa mudanya. Mengingat dulu bagaimana dinginnya Jongin kala mereka berkencan.



Maka dengan menjadi istrinya Sehun nyaris pingsan saking terkejutnya. Jika lelaki dingin yang kerap kali membuatnya menangis itu melamarnya tepat di waktu tiga tahunnya terjalin hubungan mereka yang bisa di katakana monoton.



Sekarang dia benar-benar bahagia menjadi istri yang bakal jadi seorang ibu juga nantinya, sungguh tidak ada kebahagian lain dalam hidup seseorang kalau apa yang ia impikan sudah terwujud. Sehun contohnya



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Best Love  (Kaihun)  BL -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang