Sudah 2 hari semenjak mendapat tantangan dari Todoroki, Bakugou selalu berusaha untuk tetap tenang ketika berpapasan dengan (y/n), terkadang saat gadis itu menyapanya entah kenapa dia langsung pergi begitu saja.
sesekali Bakugou mencoba untuk menghindari (y/n), tapi entah kenapa kakinya malah membawanya menghampiri gadis itu, pikiran hati dan tindakannya semua bertolak belakang. pikirannya ingin dia menjauh sejauh-jauhnya, sementara hatinya berteriak ingin bertemu (y/n) walau hanya sekedar berpapasan. dan belakangan ini dia suka bertindak seperti menolong gadis itu bahkan sempat tak sengaja memeluk gadis itu. dan di balik itu semua dia menahan sayup jantungnya yang hampir meledak.
tapi untungnya laki-laki itu mulai terbiasa dengan suasana canggung antara ah tidak mungkin hanya dia yang merasa canggung karena (y/n) terlihat biasa-biasa saja.
sepanjang lorong Bakugou berjalan dengan muka kusut, dan hawa ingin membunuh siapa saja yang menghalangi jalannya. Kirishima yang tadi sempat hendak menyapanya membatalkan niat karena wajah itu.
"are... (y/n)-san... apa ini tugas untuk pelajaran pertama??" suara dari teman kecilnya Midoriya Izuku, Bakugou sedikit melirik dari ekor matanya.
"a..ah Izuku-kun... hu'um, Midnight sensei bilang dia tidak bisa datang kekelas jadi dia memberikan tugas ini" (y/n) berusaha untuk melihat wajah Midoriya pasalnya wajahnya tertutup tumpukkan kertas soal itu.
"biar ku bantu" suara serak dingin milik laki-laki bersurai merah putih mengambil alih semua kertas di tangan (y/n), Midoriya yang bahkan hendak membantu mengurungkan niatnya.
"ahhh... Shoto-san arigatou, maaf merepotkan" (y/n) membungkukkan badan berterima kasih.
"ummmmm tidak apa... ah ya, (y/n) jam istirahat bisa ikut aku sebentar?" Todoroki membawa lembaran soal itu memasuki kelas.
Bakugou yang sedari tadi sudah menggerakkan tangannya kini juga memasuki kelas, raut wajahnya semakin menyeramkan.
"oii... Bakugou, ini masih pagi dan wajah mu sudah menyeramkan seperti itu... tolong hentikan itu menakutkan" pekik Kaminari yang menggigil ketakutan.
"DIAM KAU MUKA BODOH" sahut Bakugou duduk di bangkunya.
(y/n) yang sedari tadi sudah duduk di bangkunya hanya menatap bingung tingkah Bakugou hari ini.
"ne... Katsuki-kun, Kai baik-baik saja?? hari ini kau terlihat suram dari biasanya" bisik (y/n) dengan wajah tertunduk menghadap meja.
"PEDULI AP-" Bakugou menoleh kebelakang bersamaan dengan (y/n) mendongakkan wajahnya.
sangat dekat jarak di antara mereka hanya beberapa inci saja, dan kini keduanya sudah seperti udang rebus, Bakugou terlebih dahulu mengalihkan pandangannya dari (y/n) dan gadis itu kembali menunduk.
('jantungku rasanya ingin copot... wajah Katsuki-kun terlalu dekat, jantung ku tidak berhenti berdetak') (y/n) masih berusaha menetralkan akan detak jantungnya yang berpacu dengan cepat.
('sial terjadi lagi... ku pikir sudah tidak akan seperti ini lagi... ini membuat muak... aaaaahhhh SIAL AKU BENCI MENGAKUINYA TAPI JANTUNG KU TERUS BERDETAK KALAU DI DEKATNYA') Bakugou membenamkan wajah merahnya di meja telinga terlihat sangat merah.
sementara yang seisi kelas yang melihat tingkah keduanya justru menunjukkan senyum iblis (jahil), entah apa yang ada di pikiran mereka sekarang.
"Minna.. bagaimana kalau kita buat mereka semakin dekat" bisik Mina pada anak perempuan yang lain.
"he'em/setuju/ide bagus" semua siswi menyetujui (- Mina dan (y/n)).
"(y/n) kau tidak apa-apa?? kalau kau sakit sebaiknya ku antar kau ke UKS... kau bisa beristirahat disana" Todoroki menghampiri (y/n), dan spontan dia meletakkan tangannya di dahi gadis itu.