pagi ini (y/n) tengah membantu Mitsuki membuat sarapan, sementara dua laki-laki yang ada di rumah itu masih terlelap dalam mimpi indah mereka, Mitsuki mengajari (y/n) memasak.
"(y/n)... kau ini gadis pertama yang pernah di bawa Katsuki ke rumah" Mitsuki tengah memotong sayuran.
"heh?... gadis pertama? memang nya Katsuki-kun tidak pernah membawa pacarnya kemari?" (y/n) kamu kelewat polos.
mendengar (y/n) yang menanyakan soal pacar Bakugou, membuat Mitsuki tertawa lepas.
"hahahah... mana mungkin ada gadis yang mau menjadi pacar dari anak keras kepala itu... tapi aku merasa sedikit ada yang berubah dari nya... apa itu karena mu?" ucapan Mitsuki membuat rona merah di wajah (y/n) dan Bakugou, Yap dia sedari tadi sudah mendengar ucapan ibunya itu.
"bibi... apa yang kau katakan, itu tidak mungkin.. aku dan Katsuki-kun bahkan tidak akrab" (y/n) mengelak dan salah tingkah.
"tapi... sikapnya sedikit lebih manis terhadap perempuan apa lagi yang seusianya, selama ini dia tidak memperdulikan gadis-gadis di luar sana bahkan jika ada yang meminta tolong padanya dia tidak peduli... tapi ketika dua bilang dia mengajak mu karena kau sendirian di asrama..." Mitsuki bicara panjang lebar.
"mungkin itu hanya kebetulan saja... lagi pula aku bukan type gadis Katsuki-kun dan dia juga bukan tipe laki-laki yang ku sukai" (y/n) menunduk malu, sementara laki-laki bersurai pirang itu semakin tidak berkutik saat mendengar kalimat terakhir (y/n).
"owhhh... jadi seperti apa tipe laki-laki yang kau sukai itu?? ahh pasti dia yang sikapnya lebih manis dan memperlakukan gadis dengan baik... siapa dia? apa itu Izuku? kau kenal Izuku kan?" Mitsuki mulai banyak tanyak soal laki-laki yang di sukai (y/n).
"sebenarnya ada laki-laki yang ku sukai, dan dia bukan Izuku-kun... nama nya Shoto Todoroki..." mendengar nama yang di sebut (y/n) Bakugou semakin muak dan memutuskan pergi dan tidak ingin mendengarkan lagi. "tapi, teman ku juga menyukainya, lagi pula aku hanya menyukai sikapnya yang baik dan peduli dengan teman-teman walau terkadang dia jauh lebih dingin". (y/n) memainkan jemarinya malu.
"wah... dia pasti sangat beruntung di sukai gadis seperti mu... tapi aku berharap semoga suatu saat seseorang akan membalas perasaanmu (y/n)" Mitsuki merangkul gadis itu.
sarapan di mulai, agak sedikit berbeda hening dan tidak biasanya Bakugou tidak memulai pertengkaran dengan ibunya, dia hanya fokus menyantap makanannya.
"Katsuki... Hari ini ini kau bisa tolong belikan beberapa barang ini? dan sekalian ajak (y/n) untuk berjalan-jalan" Mitsuki menyodorkan sebuah kertas dengan beberapa barang dan bahan yang di butuhkan.
"aku bisa pergi sendiri, lagi pula dia hanya akan merepotkan kalau ikut" Bakugou membuang pandangannya.
"ah... sebaiknya aku tidak perlu ikut, lagi pula aku harus segera kembali ke asrama... maaf aku merepotkan" (y/n) menunduk.
"tidak... (y/n) kau tetap ikut denga. Katsuki, dan untuk urusan asrama dia juga yang akan mengantar kau pulang... jadi tidak usah merasa sungkan" Mitsuki menambah buruk suasana hati Bakugou saat ini.
Bakugou hanya diam, toh kalau dia melawan yang ada suasana hatinya akan semakin kacau. beberapa menit kemudian Bakugou dan (y/n) sedang berjalan menuju pusat perbelanjaan sepanjang jalan hening, tidak ada satu kata pun yang terdengar di antara mereka.
"a-ano..." (y/n) membuka pembicaraan.
"tck... aku sedang tak ingin berbicara dengan siapa pun" Sahur Bakugou sambil mempercepat langkahnya.
(y/n) hanya terdiam saat Bakugou melontarkan kalimat, yang jelas terdengar dia sedang kesal.
BAKUGOU POV
Entah kenapa pembicaraan nenek tua dan si rambut Oren itu terus berputar di kepala ku, dan lagi perasaan sesak macam apa ini.
"a-ano..." sial dia memulai pembicaraan, aku sedang tidak ingin bicara dengannya.
mungkin terkesan kasar... ahh tidak selama ini aku selalu begitu padanya, untuk apa aku peduli dengan perasaannya, memuakkan. aku memasuki pusat pembelanjaan terlebih dahulu aku tidak peduli dengan gadis aneh itu.
setelah memilih beberapa barang yang di catat oleh nenek tua itu aku segera menuju kasir, dan dia masih mengikuti ku, aku gerah begini terus.
AUTHOR POV
akhirnya Bakugou selesai dengan tugas belanjaannya, sementara (y/n) dia hanya diam di belakang sambil menunduk, mungkin dia agak sedikit berkecil hati dengan perkataan Bakugou tadi.
'ahhh.. sebaiknya dari awal aku tidak usah ikut dengannya... (y/n) kau terlalu nekad" batin (y/n) terus menyalahkan dirinya sendiri.
Bakugou masih berjalan dengan wajah kesalnya, dia bahkan tidak melihat ke belakang sama sekali.
*bruughhhhk*
(y/n) tergelincir karena memijak es, untungnya kepalanya terlindungi. heh? begaimana bisa?
"dasar bodoh" bentak Bakugou, yang menahan kepala (y/n) dengan tangannya, alhasil tangannya yang terkena es dan sedikit memar.
(y/n) terbelalak dan sedikit bersyukur kepalanya tidak terbentur dengan es itu, tapi jarak antara wajahnya dan Bakugou yang membuatnya sulit bernapas, dan sudah jelas wajah (y/n) memerah.
'huh... terlalu dekat... wajah Katsuki-kun terlalu dekat" batin (y/n), tanpa di sadari gadis ini tengah memperhatikan lekuk wajah pemilik manik merah permata itu.
"kau berat tau" Bakugou menyadarkan lamunan (y/n) yang sedang melihat wajahnya dengan seksama.
"m-maaf" (y/n) semakin menundukkan kepalanya, dan tanpa sengaja ia melihat tangan Bakugou yang memar.
"ano.... Katsuki-kun tunggu sebentar" (y/n) menarik lembut tangan Bakugou, sedetik kemudian dia mengaktifkan quirk-nya.
"oiii... apa yang-" Bakugou terdiam saat air mata jatuh ke tangannya.
"gomen.... honto ni gomen" (y/n) menangis ia merasa bersalah karena kecerobohannya membuat orang lain terluka.
"tck... aku tidak akan memaafkan mu jika kau tidak berhenti menangis" Bakugou menggaruk tengkuk nya yg tidak gatal.
(y/n) berusaha untuk mengehentikan tangisnya, untuk beberapa saat akhirnya hanya terdengar isakkan kecil, sementara Bakugou dia masih memperhatikan (y/n) yang masih memegang tangannya.
"kenapa kau membenci ku?" pertanyaan yang di lontar kan (y/n) sedikit mengejutkan Bakugou.
"h-huh?!" pekik Bakugou, untungnya tidak ada orang di sekitar mereka.
"kau membenci ku sejak awal aku bersekolah di Yueei, setidaknya beritahu aku kenapa kau membenciku... mungkin dengan begitu aku-"
"tidak ada yang perlu ku beritahu pada mu kenapa aku membencimu... aku membencimu karena kau lemah" Bakugou mengambil belanjaan yang tadinya ia hempas.
"hanya karena itu?... kalau begitu aku janji akan terus berusaha untuk menjadi kuat... supaya kau tidak membenci ku lagi... benar kan" tanya (y/n) sambil membantu.
'ahh... benar' gumam Bakugou sambil tersenyum, untungnya dia sedang memunggungi (y/n).
next??