Hari-hari mulai berjalan dengan normal, belakangan ini juga tidak terdengar keributan antara Bakugou dengan (y/n) maupun Todoroki yang membela gadis bersurai Oren itu.
"(y/n) ada yang mencari mu" Uraraka menghampiri (y/n) yang sedang membereskan buku-bukunya.
"ah... oke" (y/n) segera beranjak ketika tau ada yang mencarinya.
sepasang mata memperhatikan dengan seksama kearah pintu, manik merah permata itu tidak beranjak dari pandangannya hingga muncul seorang laki-laki bersurai indigo dan tidak ialah Shinso Hitoshi. seketika pemilik mata berwarna merah itu memutar arah kepalanya dan memejamkan matanya.
"(y/n) hari ini kau ada kegiatan??" suara Shinso terasa mengganggu bagi pendengaran Bakugou Katsuki.
Kirishima yang menyadari gerak gerik aneh dari temannya ini pun menghampiri nya dan merangkul seperti biasa, Yap cuman Kirishima yang bisa melakukan itu.
"aku baru tahu kalau (y/n)-chan berpacaran dengan Shinso itu" entah apa maksud Kirishima ini yang jelas dia sedang mencoba membangunkan singa yang tertidur.
mendengar ucapan Kirishima, kepala Bakugou terasa semakin panas dan siap meledak tapi apa landasannya untuk marah hanya karena ucapan yang tak masuk akal itu.
"lalu dilihat-lihat mereka sanga serasi satu sama lainz di jam istirahat begini saj Shinso menghampiri (y/n)-chan, wah aku jadi iri... andai aku duluan bisa mendekati (y/n)-chan pasti sekarang kami..." belum sempat menyelesaikan ucapannya Kirishima sudah di ambang kehancuran.
Bakugou mencengkeram erat kra baju Kirishima wajahnya benar-benar merah padam. ia cemburu, namun Bakugou bukan laki-laki yang mau mengakui hal remeh seperti itu, seolah-olah bukan dirinya.
Seisi kelas terlihat takut karena tiba-tiba Bakugou yang tadinya tenang menjadi monster kembali, Bakugou yang menyadari ketakutan teman-temannya pun menahan emosinya dan memutuskan untuk pergi, namun kedua insan itu masih berada di depan pintu kelas yang jelas semakin membuat amarahnya meluap-luap.
"jangan berpacaran di depan pintu... bodoh" Bakugou menundukkan kepalanya berjalan sambil. menyinggung pundak (y/n) yang tadinya sedang tertawa bersama Shinso, (y/n) terdiam sambil menatap punggung si pemilik manik merah permata itu.
Shinso mendengar ucapan Bakugou suaranya parau, melihat Bakugou seperti itu Shinso berniat untuk membuat laki-laki bersurai pirang itu semakin menderita karena cemburu.
"mmuaah" Shinso mencium bibir (y/n), benar dugaan Shinso laki-laki bersurai pirang itu berhenti lalu menoleh kearah mereka, disana (y/n) terdiam wajahnya memerah, untung saja tidak ada orang di koridor saat ini.
Bukan hanya Bakugou yang melihat pastinya, kini seisi kelas 1a heboh karena tindakan senonoh Shinso, mereka bisa terkena masalah, (y/n) yang menjadi korban mengantup bibir nya matanya masih membelalak.
"a...apa yang kau lakukan Shinso-kun??" (y/n) mundur selangkah demi selangkah, gadis ini merasa tidak nyaman.
"aahh.. kupikir ada sesuatu dibibir mu, maaf aku tidak sengaja" Ucapan Shinso berhasil membuat Bakugou dan seisi kelas 1A terdiam.
"aaa.... kenapa tidak bilang??kenapa malah menciumku?? bagaimana kalau kita dapat masalah" wajah (y/n) merah padam, ia malu sekaligus kesal dengan tingkah Shinso sementara itu Shinso masih berusaha untuk menghilangkan kesal (y/n) padanya.
Todoroki mendengar Shinso masih berbica dengan gadis yang disukainya itu pun mengambil alih pembicaraan agar gadis itu menyudahinya.
"(y/n)... tadi aku dapat pesan kalau Sensei meminta mu untuk pergi bersama ku sebagai perwakilan kelas" jelas saja (y/n) langsung menoleh dan mengabaikan Shinso.