Hai semuaa! Setelah beberapa bulan ga update aku balik lagi nih... Jadi jangan lupa vote dan komen ya!. Thank you <3!
SELAMAT MEMBACA KISAH ARES DAN ADARA!
-
"Mandi sana, nanti kamu demam," kata Mama yang aku abaikan.
Rasanya malas sekali untuk mandi karena hujan masih menyerbu kota ini. Setelah sampai tadi, aku hanya mengelap sekujur tubuhku dan mengganti pakaian. Aku duduk di sofa kamarku dan mengambil ponselku dari tas. Aku mulai mengetikkan pesan untuk Ares.
Adara
Gue udh smpe.
17.50 readAres
Ok. Jgn lp ganti baju.
17.50 readAku tersenyum dan lompat-lompat kegirangan membaca pesan dari Ares. Tak hanya sampai disitu, aku bahkan memeluk ponselku erat. Mama masuk membawakanku secangkir teh hangat. Baru ingin aku minum, sayangnya teh tersebut tumpah karena aku yang mendadak bersin. Mama menatapku sambil menggelengkan kepalanya perlahan. Hidungku terasa sangat gatal dan sedetik kemudian keluarlah cairan bening yang aku tebak adalah ingus.
"Kamu belum mandi ya?" tebak Mama yang membuatku meringis.
"Iya," ucapku lalu berlarian ke kamar mandi karena cairan ingusku sudah menetes sana sini.
Seperti mendapat karma instan, badanku langsung panas dingin ketika air menyentuh kulitku. Keringat dingin bercucuran dan buru-buru aku mengelap ingus tadi agar dapat kembali ke tempat tidur. Muka Mama sangat mengambarkan khawatir melihat kondisiku sekarang. Mama menutupi tubuhku dengan selimut tebal dan mengecilkan volume AC kamarku.
"Kan udah Mama bilang, kalau kehujanan itu langsung bilas jangan cuman ganti baju," katanya dengan ekspresi khawatir.
Aku tersenyum, "Adara gapapa Ma."
"Gapapa apanya, lihat ni hidung kamu merah! Badan kamu panas!" serunya membuatku tak bisa menahan senyumku.
Inilah yang aku harapkan dari dulu. Perhatian kecil yang sangat jarang sekali aku dapatkan. Alih-alih Mama, pasti biasanya Bi Wati yang selalu menemaniku ketika sakit. Bahkan pernah saat aku masuk rumah sakit, jangankan ditemanin oleh orangtuaku, mereka bahkan tidak sempat menjengukku karena sedang dalam perjalanan bisnis.
"Besok gak usah masuk sekolah," titah Mama yang aku iyakan dengan cepat.
Mama lalu keluar dari kamar untuk membuatkan secangkir teh hangat baru untukku. Aku langsung berdiri sedetik setelah pintu kamarku tertutup, mengambil ponselku yang masih berada diatas sofa. Iseng, aku kembali mengirimkan pesan untuk Ares. Baru ingin mengetikkan pesan, tanganku rasanya sangat kaku.
"Yaampun, topiknya apa?" Aku menepuk pelan dahiku karena merasa frustasi berusaha memikirkan topik chat.
"Pelajaran? Ah basi banget. Tapi kalau bukan pelajaran apa?"
"Yaudah deh cuba chat dulu aja kali ya?"
Adara
P.
Ares.
18.20 readAres
?
18.20 read"Loh kok ini fast respon sih? Jangan-jangan si Ares lagi nungguin chat gue?" tebakku dengan percaya diri.
"Jawab apaan ya? Ih...ini Ares ngetik singkat banget sih! Ga mau kalah ah gue!"
Adara
Kpn bimbingan lg?.
18.21 readAres
Lo kn udh tau.
18.21 read"IH NGESELIN BANGET SIH NIH ANAK!" teriakku frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen FictionBima Antares Denov (Ares) sama seperti bintang yang sedang sekarat di rasi skorpius. Menjadi siswa berprestasi tidak lantas membuat Ares mendapatkan kebahagiaan yang utuh. Ares yang tinggal di panti asuhan dan berkerja paruh waktu sebagai guru les p...