Hi. Terima kasih buat yang baca cerita ini<3!
SELAMAT MEMBACA KISAH ARES DAN ADARA!
—
Sepanjang perjalanan di koridor menuju kelas, aku tidak berhenti memikirkan perkataan Ares kemaren. "Kalsium, Nitrogen, Titanium, dan Kalium? Maksudnya apa?!"
Aku fokus kepada kedua sepatuku. Semakin lama memikirkan itu mungkin bisa membuatku gila. Rambutku terurai berjatuhan mengikuti arah tarikan gravitasi saat pandanganku menunduk. Kedua tanganku aku letakkan di bagian sisi tas sekolah. Aku menghentikan langkahku kala melihat sepasang sepatu berhenti di depan sepatuku.
"Sani? Tumben lo datang pagi!" seruku karena tidak percaya dengan sosok di hadapanku. Mengingat jika ini mungkin terlalu pagi untuk para murid berdatangan. Sekitar koridor juga masih terlihat sepi kecuali beberapa orang yang sedang melaksanakan piket di kelasnya.
Sani menunjukkan kedua jarinya membentuk huruf v kearahku, "Iya dong! Eh gue punya hot news nih!"
Mataku menatap curiga, "Apaan?" tanyaku dengan tidak sabaran.
"Ikutin anak cheerleaders semangatin anak basket yuk sore ini?! Hari ini ada sparing* dan Kak Ares ikutan loh!" Sani melompat di tempat membuatku terkekeh melihat aksinya yang kekanakan.
Aku melipat kedua tanganku, "Oke, siapa takut!" tantangku dengan senyuman miring.
Sani mengangguk senang dan kami akhirnya melanjutkan jalan menuju kelas. Sani sepertinya sudah daritadi sampai, karena aku tidak melihat Sani yang memikul tasnya. Sani berjalan dengan meletakkan kedua tangannya seperti posisi istirahat. Sani bahkan bersenandung pelan seraya menikmati hawa pagi yang masih sangat terasa saat ini.
"Lo ngapain sih tadi? Kayak orang banyak pikiran aja," ucap Sani dengan sedikit melirikku.
"Kemaren pas gue ke panti, si Ares ngomong gini ke gue 'Kalsium, Nitrogen, Titanium, dan Kalium'. Ya gue bingung banget maksudnya apa," ucapku dengan muka cemberut.
"Tanya aja ke Thalita, dia kan pinter," saran Sani yang membuat mataku berbinar seketika.
Aku mengarahkan kedua jempolku kearah Sani. "Cakep uy ide lo," kataku semangat.
"Gue gitu loh!" ujar Sani dengan menampilkan wajah sok imutnya.
Sampai di kelas, aku melihat Thalita yang sedang membaca novel di bangkunya. Hanya ada Thalita sendiri di kelas ini padahal sudah ada beberapa tas di bangku kelas, mungkin mereka sedang ke kantin untuk sarapan. Aku meletakkan tas di mejaku dan berjalan menghampiri bangku Thalita. Begitupun dengan Sani yang mengekoriku sejak tadi.
"Tha! Gue mau nanya boleh kan?" tanyaku yang membuat Thalita meletakkan novelnya.
Thalita mengangguk, "Iya. Apa?"
"Kalo ada orang ngomong gini tuh 'Kalsium, Nitrogen, Titanium, dan Kalium' artinya apaan sih? Gue gak ngerti," kataku yang diangguki oleh Sani.
"Eh apa tadi? Bisa ulang? Pelan-pelan ngomongnya," timpal Thalita.
"Kalsium. Nitrogen. Titanium. Kalium," ulangku pelan. Perkataanku membuat Thalita menopang dagunya dengan sebelah tangan dan serius berpikir.
"Itu apaan ya? Unsur kali Ra?" tanya Thalita balik.
Aku menghendikkan bahu, "Ga tau. Mungkin sih!" ucapku. Setelahnya Thalita sibuk berkutat dengan ponsel. Sepertinya dia sedang mencari di internet beberapa lambang unsur.
Thalita yang sudah selesai mencari di ponselnya, lalu menatapku curiga. "Emang siapa yang ngomong Ra?" tanya Thalita dengan nada kepo.
"Ada deh! Cepetan, artinya apa?" tuntutku dengan suara sedikit gemetar takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen FictionBima Antares Denov (Ares) sama seperti bintang yang sedang sekarat di rasi skorpius. Menjadi siswa berprestasi tidak lantas membuat Ares mendapatkan kebahagiaan yang utuh. Ares yang tinggal di panti asuhan dan berkerja paruh waktu sebagai guru les p...