Empat

561 39 6
                                    

Hai lagi buat yang baca, gimana kabarnya?

SUDAH SIAP BACA ADARA DAN ARES KAH?

"Jadikan kegagalan sebagai pacuan untuk kembali bangkit."—Bima Antares Denov

Mungkin kalian mengira Ares tidak pernah mengalami kegagalan. Kalian salah besar, Ares selalu gagal untuk mencari tau keluarga aslinya. Ares yang baru pulang dari sekolah memarkirkan motornya di perkarangan depan panti. Ibu Irah dan beberapa adik-adiknya menyambut Ares dengan senyuman.

Ares tersenyum, rasanya bahagia sekali bisa diperlakukan manis setiap pulang sekolah. Ada Zaki, balita laki-laki berusia 4 tahun yang kini membentangkan tangannya kearah Ares. Cowok itu segera membawa Zaki untuk digendong. Ares menciumi gemas pipi Zaki yang chubby.

"Mas Ayes, eskyim Zaki mana?" tanya balita itu.

Ares tersenyum, "Oh iya, Mas Ares lupa tadi beli. Nanti Mas beli dulu ya?"

"Kita juga mau Mas!"

Ares tersenyum melihat adik-adiknya yang lain berjalan menghampirinya. Ada Deka, adik laki-lakinya yang sekarang duduk dikelas 3 sekolah dasar. Ada Manda juga, yang seumuran dengan Deka. Dan yang terakhir Pia, anak kelas 5 sekolah dasar. Tadinya panti asuhan ini ramai, tapi seiring berjalan waktu, banyak keluarga datang untuk mengadopsi anak-anak beruntung dari panti ini.

"Udah makan nak?" tanya Bu Irah yang mengambil alih Zaki dari gendongan Ares.

"Udah tadi di sekolah, Bu," ucap Ares.

"Ya sudah, ganti baju sana. Nanti jangan lupa janji beli eskrimnya ditepatin!" seru Bu Irah yang mendapatkan anggukan kepala dari Ares.

"Kalau gitu, Ares masuk dulu ya Bu," pamit Ares.

Ares lalu masuk ke dalam untuk membersihkan diri. Setelah selesai mandi, Ares langsung menggunakan pakaian yang lebih santai. Lalu, Ares mengambil ponselnya. Ares sering browsing mencari tau nama keluarga. Tapi hasilnya tidak pernah sesuai. Tidak ada keluarga Denov yang tinggal di kota ini. Tapi ada satu web yang membuat Ares curiga. Walaupun nama keluarga disamarkan, Ares merasa yang dimaksud itu adalah keluarga Denov.

Ares membaca web tersebut dengan teliti.
"Keluarga RDV diduga telah ditupas habis-habisan dalam peristiwa beberapa tahun yang lalu. Tapi polisi masih mencari pelaku hingga saat ini."

Ares menerka-nerka apa yang mungkin saja terjadi kepada keluarga RDV. Nama keluarga itu di inisialkan tapi kenapa bisa terhubung pada pencarian Ares. Pemikiran Ares terasa buntu. Ares mencoba berfikir bahwa web itu terhubung karena ada inisial DV saja.

Ares lalu berjalan keluar dengan mengambil kunci motor. Sesampai di perkarangan rumah, lagi-lagi senyum Ares terbit ketika melihat adik-adiknya yang sedang bermain.

"Bu, Ares izin ke supermarket sebentar ya," ucap Ares.

"Iya. hati-hati ya Res!" teriak Bu Irah yang masih mengejar Zaki yang berlarian mengikuti Manda.

Ares menyalakan mesin motor dan menuju ke supermarket. Sampai disana, Ares memarkirkan motornya dan berjalan masuk. Ares melihat laki-laki paruh baya bersama seorang anak yang terlihat seusianya sedang berdebat di salah satu lorong supermarket. Kemudian ada satpam yang mencoba melerai mereka berdua.

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang