Hi semuaa, aku balik lagi ni:) maap tapi mulai sekarang update seminggu sekali yah...
SELAMAT MEMBACA KISAH ARES DAN ADARA!
—
"LO SERIUS?" teriak Sani yang membuatku kelimpungan.
"Bisa kecil dikit gak volume suaranya? Liat tu anak-anak pada liatin kita!" bisikku geram lalu menarik Sani ke bagian sisi lain dari pohon besar ini.
Sani berusaha menarik kembali tangannya yang masih aku genggam. Tatapan tajam dia lemparkan kepadaku, tapi aku hanya acuh. Setelah merasa sudah sedikit jauh dari jangkauan anak kelas, aku pun melepaskan tangan Sani. Tanganku bertengger di bagian kiri kanan pinggang badanku.
"Mulut lo itu ya! Bikin pengen gue jahit!" ocehku membuat Sani tersenyum masam.
"Yeee, lo sih! Kerad level max, pake mau nyamperin Kak Ares lagi!" timpal Sani.
"Emang gak boleh?" tanyaku.
Sani terkekeh misterius, "Ya boleh dong! Khawatir ya lo?" cecar Sani.
Aku berusaha menstabilkan mimik wajahku, "Gak sih, b aja!"
"Et dah, Kak Ares digebet Thalita entar kalo ga jujur," ujar Sani lalu menjulurkan lidahnya kearahku.
"Apaan sih!" ucapku seraya mengelap wajah sok misterius Sani dengan sebelah tanganku.
Sani terkekeh lalu menarikku ke kantin. Bel istirahat berbunyi setelahnya. Sani menyodorkan sebotol air mineral untukku. Aku menatap heran Sani, sedangkan yang ditatap hanya senyum-senyum tidak jelas.
"Ada maunya nih pasti!" tuduhku singkat sebelum membuka tutup botol dan meneguk isinya.
Sani tersenyum, "Hehe, bantuin share video gue yang baru ya. Ayo dong! Followers Instagram lo kan lumayan!" pintanya dengan tatapan berbinar.
Aku mengabaikannya dan ingin berjalan menuju kelas untuk mengambil pakaian ganti. Baru mau melangkah, tanganku dicekal oleh Sani. "Semesta menolak kata tidak! Sini hp lo!" ujar Sani galak membuatku segera memberikan ponsel yang tadi aku letakkan di saku celana.
Aku membiarkan Sani berkutat dengan ponselku. Lagian, Sani juga sudah mengetahui kata sandi ponselku. Aku berjalan duluan membiarkan Sani yang berjalan merayap di belakangku. Setelah sampai kelas, aku mengambil pakaian dan bergegas menuju toilet untuk berganti seragam.
"Eh tungguin!" teriak Sani yang segera mungkin menyimpan ponselku dibawah laci mejanya. Dia sedikit berlari kearahku yang sudah berada di ambang pintu kelas.
Sani berjalan beiringan denganku. Perempuan ini terlihat antusias sekali. Terlebih tatapan berbinar yang sejak tadi memancar dari dua bola mata Sani. Aku melirik singkat sebelum berbelok kearah toilet.
"Yah, rame banget," ujar Sani dengan wajah masam.
"Eh Ra, sini dulu deh!" kata Sani membuatku mendekat kearahnya.
Sani meletakkan sebelah tangannya untuk menutupi bibir, "Ternyata lo selama ini chatan ya sama Kak Ares," bisik Sani.
Aku melotot terkejut, "Lo buka ya tadi?!"
"Awalnya gak niat sih, tapi pas baru buka layarnya udah di roomchat Kak Ares, ya ngintip dong sekalian!" jawab Sani antusias.
"Dasar lu monkey!" umpatku lalu bergegas memasuki salah satu bilik toilet yang kosong.
Sani hanya terkekeh, "Buruan ya Ra, gue mau ganti juga!"
"Ya bentar, kan gue duluan yang dapat," ucapku dengan sedikit kesal dan mulai mengganti seragamku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen FictionBima Antares Denov (Ares) sama seperti bintang yang sedang sekarat di rasi skorpius. Menjadi siswa berprestasi tidak lantas membuat Ares mendapatkan kebahagiaan yang utuh. Ares yang tinggal di panti asuhan dan berkerja paruh waktu sebagai guru les p...