![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Aku masih mengingat semuanya, masih mengingat segalanya.
Tentang kesepian yang menggila, rasa sakit yang tidak tahu kapan masa kadaluarsanya, dan kekhawatiran akan masa depan.
Siapa yang membuat semua perasaan kalut?
Siapa yang mengizinkan rasa-rasa sulit itu terus berkuasa dan sulit untuk surut?
Aku masih mengingat segalanya, masih mengingat semuanya.
Kapan kecemasan itu datang menyerang atau kesedihan yang terus saja datang.
Mencoba bangun terasa sulit, mencerna kata-kata yang kian melilit.
Langit-langit kamar terus jatuh...
Menimpa wajah dan jiwaku yang semakin rapuh.
Tidak ada kata-kata yang tepat
Untuk menggambarkan situasi gelap di hari yang semakin terang
Cahaya, aku butuh cahaya
Dia ada di mana-mana, namun mustahil masuk ke celah terkecil di dalam diriku
Entah aku yang tidak membiarkannya masuk atau mereka memang tak sudi untuk meraup gelap di dalam benang yang kusut
Di mana pertolongan tuhan?
Aku mencarinya di segala penjuru ruangan
Tidak ku dapati di manapun selain di balik tirai
Ah, ternyata aku harus bangun
Setidaknya duduk di tepi kasur
Hanya sekedar menyadarkan diri bahwa malam tergelap sekalipun bisa berubah segila itu
Bahwa hari terang sekalipun bisa berganti secepat itu
Cahaya, aku butuh cahaya
...
Di dalam ruang gelap yang bisa ditembus cahaya
Lewat langit-langit atau jendela
Tuhan kirimkan penyelamat yang tidak pernah ku sadari kehadirannya
Sampai aku memutuskan pergi
Dan merusak diriku sendiri
Lagi dan lagi
Aku masih mengingat semuanya, segalanya...
Hari-hari di mana mati adalah pilihan favorit
Berharap ditolong tanpa perlu menjerit
Aku butuh cahaya
Tolong kembalikan dia
Tolong kirimkan pesan kepadanya
Entah lewat mana,
Lewat jendela juga tidak mengapa.
