12. Rela

2 1 0
                                    

Kita terbiasa dengan mentalitas kepiting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita terbiasa dengan mentalitas kepiting

Yang merugikan sebagian dan menghancurkan mimpi yang lebih penting

Kita terbiasa menghabiskan waktu untuk kesia-siaan

Tertawa dengan nada menggelegar seperti petir di siang bolong

Katanya, membuang waktu untuk hal-hal yang menyenangkan

Dan hampir mati setiap kali menemui akhir

Berharap...

Andai bisa ku lakukan lebih cepat

Tapi sia-sia,

Seperti menunggu turunnya hujan di siang bolong

Katanya, siapa tahu saja bisa terjadi

Namun, ketika semuanya sudah terlambat dan tidak sesuai ekpektasi,

Hatimu kecewa...

Meratapi semua yang sudah terlewati.

Apa yang harus dilakukan?

Tidak ada.

Apa kamu kecewa?

Tentu saja, tapi bukan pada keadaan

Kecewa pada ketidak mampuan diri mengendalikan situasi

Jika sudah terjadi, kita hanya harus memaksakan diri

Berkawan dengan rasa sepi dan patah hati

Kekecewaan terbesar adalah ketika mengetahui hal-hal yang bisa dilakukan lebih baik daripada 

orang lain

Sayangnya... Itu tidak akan pernah mungkin terjadi lagi

Kenapa?

Waktunya sudah habis, masa itu sudah terlewati, kamu dan juga aku, kita...

Bukan lagi jadi bagian dari masa lalu yang sama

Semuanya telah berubah mengarah ke jalan yang berbeda

Masing-masing...

Satu-satu...

Pelan-pelan...

Semuanya bergerak menuju masa depan

Karena tidak ada lagi yang bisa kau lakukan

Untuk menahan siapapun di masa lalu

Semuanya sudah ingin pergi

Hanya dirimu saja yang masih ingin menikmati

Menikmati apa?

Proses penyembuhan diri yang bergerak lambat

Maju sulit, mundur tidak mungkin

Jadi apa yang harus dilakukan?

Tidak ada

Oh, tunggu!

Ada satu hal yang bisa kau lakukan

Sendirian...

Lagi?

Ya! Cobalah belajar satu hal

Hal kecil yang sungguh melegakan

Seperti nyawamu sudah tuhan tambahkan

Apa itu?

Merelakan...

Masa lalu...

Kemudian,

Bergeraklah menuju masa depan

Sama seperti yang lain

Hidup memang begitu...

Hampir semua mata pelajarannya memuat 'dia'

Si anak kecil pembebas jiwa

Namanya,

R E L A

RELAKAN SAJA

SEMUANYA.

MONOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang