Mengapa tidak ada yang bisa ku ingat? Apakah ada seseorang yang mati di tengah kerumunan burung biru? Mereka terus berkicau seperti orang gila yang kesakitan.
Kamu pikir membunuh diri itu jalan keluar? Dulu aku juga berpikir itu benar, bukan urusanku jika orang-orang itu akan menderita dan kosong jiwanya tepat setelah aku pergi membunuh diri.
Mungkin bisa jadi alasan kenapa kita bertahan.. orang-orang yang peduli dan menyayangi kita atau mungkin beban yang masih harus dipikul, ada anak yang masih harus sekolah atau ibu tua yang masih perlu dirawat.
Kematian modern selalu berakhir tragis, seharusnya itu tidak pernah terjadi jika tidak ada golongan yang suka menari di balik media sosial atau melempar kutukan lewat layar gawai. Kenapa kalian begitu tidak bertanggung jawab?
Mungkin kalian bodoh...
VISIBLE dan VINCIBLE
BERBEDA!!!
Atau mungkin buta?
Kita semua kelelahan karena terlalu sering berpura-pura, jiwanya berantakan dan matanya kosong, baik fisik atau mental, kita terluka.
Mereka mengenalmu sebagai jiwa yang terang, pribadi yang ceria, cantik dan sedap dipandang mata, tetapi dunia tidak adil untuk kita yang terlalu mudah pecah.
Luka yang ada kebanyakan datang dari diri sendiri, rest in peace our peaceful in mind! Semoga semua hati yang robek, jiwa yang rusak, pikiran yang berantakan, tidak pernah menyentuh pintu kematian yang dipaksakan.
Tidak tahu harus mulai darimana...
Kita terlalu mudah menyebar kebencian, padahal bisa jadi yang kita lakukan tidak sebanding dengan waktu yang dihabiskan orang lain. Selalu bersikap seakan itu hal mudah, tetapi tidak pernah benar-benar mencoba.
Kamu pikir kamu bisa bernyanyi seperti burung gereja yang dilempari batu agar diam, dan satu persatu keluargamu mati di tepian? Kamu pikir kamu bisa menahan sakitnya dibenci orang-orang yang tidak kamu ketahui? Kamu pikir kamu bisa melakukan sesuatu yang sangat tidak kamu sukai hanya untuk menyelematkan pernikahan orang lain?
Kamu pikir kamu bisa?
Memangnya kamu pikir kamu siapa?
DIAMLAH!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.