![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Mereka mana tahu kesulitan yang ku lewati
Mereka mana mau tahu rasa sakit yang sudah ku lewati
Mereka tidak pernah tahu berapa banyak kegelapan yang ku lewati, sendirian...
Tidak apa... Aku tidak apa-apa...
Karena hari baru perlahan datang, mulai naik di sela-sela gedung atau pintu gerbang
Menebarkan bias cahaya yang ku cari selama ini
Melepas cahaya terang ke seluruh penjuru sisi
Menghembuskan udara hangat yang memubuatku berhenti meratapi.
Aku tidak begitu mengingatnya, apakah menjelang senja atau menuju matahari pagi
Semuanya terlihat sama, sama-sama berhenti menuju terang
Aku tidak begitu mengerti segalanya, apakah ini akan benar-benar berakhir atau baru saja akan di mulai.
Semuanya terlihat sama, sama-sama berhenti menuju keinginan yang terpendam
Hari itu, aku melihat dua gadis yang berjalan beriringan denganku
Berhenti sejenak menangkap emosi yang tersisa sebelum pulang
Aku tahu, aku memang mengecewakan
Tapi aku jauh lebih tahu, aku memang tidak bisa dipenjarakan
Dikurung di dalam sangkar atau dipaksa jadi seperti yang mereka inginkan
Sekarang sayapku lebih besar, lebih kuat, aku akan terbang...
Menuju fase yang lebih terang sebelum matahari benar-benar padam
Kesempatan yang begitu menyenangkan sebelum angin laut merangkak lebih jauh ke pemukiman
Hari itu, dua wajah itu tersenyum dan terus bertanya-tanya kepadaku
"Apa yang kau lakukan? Nanti uangmu habis."
Aku tersenyum puas karena akhirnya hari itu sudah datang
Hari di mana semua kata "jangan" mulai melepaskan cengkramannya dari kepalaku
Kesempatan yang datang atas luka yang perlahan sembuh
Aku menyukuri segalanya...
Karena pada akhirnya semua milikku akan kembali kepadaku
Perlahan tapi pasti, angin dinginnya mulai mereda
Bertiup lebih santai dan berperilaku lebih baik terhadap gadis yang ditinggalkan
Perlahan tapi pasti, udara hangatnya bercampur dengan hati yang sudah lama membeku
Naik ke tepian lorong jalan ini, berdampingan dengan para pejalan kaki
Ah... Aku mulai mengingatnya
Itu sore hari, bukan saat terik atau pagi-pagi
Pantas saja kesempatan itu seolah menampakkan diri sebelum akhirnya pamit kembali
Katanya, "Tunggu ya... Sebentar lagi."
