10. Kesempatan

1 1 0
                                    

Mereka mana tahu kesulitan yang ku lewati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka mana tahu kesulitan yang ku lewati

Mereka mana mau tahu rasa sakit yang sudah ku lewati

Mereka tidak pernah tahu berapa banyak kegelapan yang ku lewati, sendirian...

Tidak apa... Aku tidak apa-apa...

Karena hari baru perlahan datang, mulai naik di sela-sela gedung atau pintu gerbang

Menebarkan bias cahaya yang ku cari selama ini

Melepas cahaya terang ke seluruh penjuru sisi

Menghembuskan udara hangat yang memubuatku berhenti meratapi.

Aku tidak begitu mengingatnya, apakah menjelang senja atau menuju matahari pagi

Semuanya terlihat sama, sama-sama berhenti menuju terang

Aku tidak begitu mengerti segalanya, apakah ini akan benar-benar berakhir atau baru saja akan di mulai.

Semuanya terlihat sama, sama-sama berhenti menuju keinginan yang terpendam

Hari itu, aku melihat dua gadis yang berjalan beriringan denganku

Berhenti sejenak menangkap emosi yang tersisa sebelum pulang

Aku tahu, aku memang mengecewakan

Tapi aku jauh lebih tahu, aku memang tidak bisa dipenjarakan

Dikurung di dalam sangkar atau dipaksa jadi seperti yang mereka inginkan

Sekarang sayapku lebih besar, lebih kuat, aku akan terbang...

Menuju fase yang lebih terang sebelum matahari benar-benar padam

Kesempatan yang begitu menyenangkan sebelum angin laut merangkak lebih jauh ke pemukiman

Hari itu, dua wajah itu tersenyum dan terus bertanya-tanya kepadaku

"Apa yang kau lakukan? Nanti uangmu habis."

Aku tersenyum puas karena akhirnya hari itu sudah datang

Hari di mana semua kata "jangan" mulai melepaskan cengkramannya dari kepalaku

Kesempatan yang datang atas luka yang perlahan sembuh

Aku menyukuri segalanya...

Karena pada akhirnya semua milikku akan kembali kepadaku

Perlahan tapi pasti, angin dinginnya mulai mereda

Bertiup lebih santai dan berperilaku lebih baik terhadap gadis yang ditinggalkan

Perlahan tapi pasti, udara hangatnya bercampur dengan hati yang sudah lama membeku

Naik ke tepian lorong jalan ini, berdampingan dengan para pejalan kaki

Ah... Aku mulai mengingatnya

Itu sore hari, bukan saat terik atau pagi-pagi

Pantas saja kesempatan itu seolah menampakkan diri sebelum akhirnya pamit kembali

Katanya, "Tunggu ya... Sebentar lagi."

MONOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang