![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Seperti sore-sore biasanya...
Kita bertemu lagi di tangga,
yang menghadap ke arah gedung kebanggaan milik Profesor Roosseno.
Seperti sore-sore biasanya...
Kamu tetap terlihat cantik dengan rambut sepanjang pengharapanku kepada dunia.
Bergerak begitu dramatis, indah, dan sangat luar biasa.
Rambut itu jadi tanda bagaimana hidup bisa jadi begitu lucu.
...
Aku mengenalimu seperti sudah lama, sangat familiar.
Aku bisa mengenalimu seperti baru saja bertemu kemarin.
Dari rambut panjangmu, aku bisa tahu, ada sesuatu yang begitu halus hanya untukku.
Seperti sore-sore biasanya...
Kamu selalu mengantarkan banyak cerita.
Dari berita duka, menjengkelkan, juga ceria.
Namun, sore itu berbeda...
Kamu membawakan teman baru untuk duniaku yang sepi.
Hadiah kelulusan, katamu...
Bahkan di hari ketika aku menulis puisi ini, aku tidak banyak mengingat yang sudah terjadi.
Hanya mengulang sisa-sisa kenangan terindah yang patut untuk selalu ku syukuri.
...
Sebagian orang mungkin berpikir, apa yang penting dari sebuah bibit?
Tapi sebagian yang lain pasti bisa menjawab,
dari sebuah bibit, bumi ini bisa kau jadikan rumah untuk menetap dan juga tinggal.
Dan aku adalah sebagian yang itu,
yang berpikir satu gerakan paling halus sekalipun mampu memutar pola hidup ini.
Grace memberikan pengharapan itu untukku.
Tentang menanam yang merupakan bagian dari cinta kepada alam,
yang telah memberikan hidup lebih dari apa yang kita minta.
Bibit bayam dan juga kangkung, ada Bibi dan juga Kiki.
Semuanya adalah titipan dari tangan yang paling lembut sejagad raya
Tangan milik sang pencipta yang kemudian diturunkan hingga tempat di atas tangan Grace.
Menciptakan kesinambungan dan keserasian nilai, niat, dan cinta yang murni.
Berakhir di atas tanganku menjadi pola hidup penuh kesederhanaan yang sangat ku sukai.
Cinta paling tulus dari seorang teman.
Cinta paling dalam yang pernah ku rasakan.
Cinta yang diberikan lewat tanaman.
Bunga atau tumbuhan...
Semuanya sama aja,
semuanya adalah penggambaran yang paling serasi dari panjangnya rambut Grace, tanda persahabatan kami,
hingga panjangnya tanaman kangkung yang berhasil tumbuh di atap rumah, tanda persahabatan antara aku dengan ibu bumi.
Lahirlah Bibi,
dan juga Kiki.
Menyambut pagi dan menggerakkan pola hidup ini...
Kemarin, hari ini, lusa, atau esok hari...
Bumi akan selalu begitu...
Dengan cintanya kepada kita semua hingga akhir hari yang sudah ditentukan.
Pahamilah... Sadarilah... Nikmatilah... Bersyukurlah... Cintailah...
Dan, yang paling penting,
RAWATLAH!
