8. Gelap

2 2 0
                                    

Tidak ada yang bisa sebaik itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada yang bisa sebaik itu...

Perasaan ketika memakai sepatu baru

yang terbaik yang bisa kau miliki dari hasil kerja kerasmu sendiri.

Apa pernah kamu membeli sesuatu dengan jerih payahmu?

Di usia yang begitu belia? 16 tahun misalnya?

Aku tahu...

Aku jauh lebih beruntung dari kebanyakan anak lain di luar sana

yang bertelanjang kaki di bawah langit mengitari jalan tikus tempat yang tangannya kotor dan bersih mengais rezeki.

Aku jauh lebih beruntung dari kebanyakan anak yang tidak beralas kaki

yang sudah harus bekerja bahkan sebelum mengenal huruf, angka, dan sistem hierarki.

Satu anugerah besar dari langit bisa merasakan nikmat belajar menulis dan juga membaca.

Aku tahu...

Aku bukan termasuk bagian cendekiawan yang bergelut dengan ilmu atau yang bergaul puluhan jam dengan buku.

Ilmu dan pengetahuan di dalamnya pastilah sebuah harta karun melebihi harta yang pernah dimiliki Qorun di masa lampau.

Siapa yang bisa menandingi ilmu pengetahuan? Tidak ada!

Bahkan tuhan pun berbicara lewat bahasa yang begitu sakral dan magis.

Lewat pergerakan matahari, planet-planet beserta bulannya.

Lewat semilir angin yang menerbangkan bibit baru dan serbuk sari, menyemai kehidupan baru lewat tangan lembut milik manusia yang tidak perlu dicari.

Kita semua tahu...

Mereka adalah yang bekerja untuk keluarganya tanpa menyakiti bumi

Mereka yang bekerja untuk menghidupi anak istrinya sambil merawat ibu bumi

Mereka yang terus bekerja tanpa penghargaan hanya untuk melindungi tanah bumi yang masih bisa diselamatkan.

Ini bukan hanya sekedar tentang membeli sepatu baru, tapi juga tentang bagaimana menghargai hidup di atas kesulitan yang tidak pernah usai, merawat sekeras mungkin meskipun terlihat sangat sulit untuk bertahan, menghormati setiap kehidupan yang akan tumbuh, sedang tumbuh, bahkan yang sudah berhenti tumbuh.

Kita semua berjalan di atas tanah-Nya...

tidak pantas rasanya jika harus mendongakkan kepala ke langit hanya karena sepatumu lebih bagus daripada yang lain, hanya karena pakaianmu lebih bermerk daripada baju anak-anak sebayamu, hanya karena semua yang dititipkan kepadamu nilainya jauh lebih tinggi daripada yang diusahakan oleh ayahmu.

Tidak pantas bagimu, bagiku, bagi kita semua terus berjalan di atas ibu bumi tanpa belajar merawat dan menjaganya.

Sangat tidak pantas untuk kita bertindak kasar, sombong, dan congkak padahal yang kita ambil lebih dari yang diberikan.

Ibu bumi... Bukan sekedar planet tempatmu tinggal

Ibu bumi... Bukan sekedar bola biru tempat mengeksploitasi

Ibu bumi... Bukan sekedar tanah yang bisa kau ubah sesukamu untuk memperagakan gaya murahan yang semua orang bisa beli

Ini rumah kita bersama, rumah terakhir yang kita punya

Satu-satunya yang kita miliki.

Jaga itu! Rawat dengan baik!

Karenanya, aku memakai sepatu ini di dalam gelap

Karena hanya di dalam gelap semua sampah dunia terasa lebih pas untuk dipamerkan

Hanya di dalam gelap semua sikap sampah terasa lebih cocok untuk saling bersaing dan diperlombakan.

Buka matamu!

MONOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang