Berbaring ditengah-tengah lautan mayat para rekan shinobi yang telah gugur, Sasuke hanya bisa menghela napas panjang menyakitkan. Ia belum menebus semua dosa yang ia lakukan selama ini terhadap Konoha. Belum lagi teman-teman shinobinya yang lain—kalaupun mereka berteman. Tapi kini yang tersisa hanya dirinya, Naruto dan Shikamaru.Ah, Naruto. Sasuke memaksa dirinya bangun, memposisikan dirinya duduk disamping Naruto yang berbaring tenang dengan mata tertutup. Sial, Dobe-nya itu nampak sangat tenang, hampir seperti tanpa beban. Sasuke akan menganggap ia mati jika saja ia tidak menyadari fakta bahwa Naruto hanya pingsan akibat kehabisan chakra.
Ia membiarkan tangannya terangkat, jemarinya mengelus pelan surai blonde kusam milik Naruto. Helaian lembut itu kini kasar dan kemerahan—hasil tercemar dengan darah.
Disebelah Naruto berbaring pula Shikamaru. Menatap Naruto dengan ekspresi wajah tak terbaca. Entahlah, ada cahaya kelegaan disana, tapi juga emosi lain seperti penyesalan dan kepahitan.
"Ia kelelahan ... " Shikamaru berujar pelan. Suara Sang Nara serak, hasil menangis entah berapa lama.
"Dan ketika ia bangun, ia akan mulai merasa sia-sia," lanjut Sasuke. Shikamaru diam tak menjawab.
Keduanya mengetahui pasti tentang hal tersebut. Naruto terlalu berduka untuk menerima kenyataan pahit ini. Ia bertarung melawan Madara dan Kaguya untuk mereka; orang-orang berharganya. Tapi kini tak banyak yang tersisa. Hanya seorang Uchiha yang gagal dan seorang Nara yang putus asa.
"—dan tak berguna." Suara itu membuat keduanya tersentak. Bukan, bukan tentang bagaimana suara itu begitu lirih dan tak berdaya. Tapi bagaimana begitu Sasuke dan Shikamaru menatap kedua mata Naruto, hanya keputusasaan yang mereka lihat.
Tak butuh waktu lama, isak tangis dari Sang Uzumaki terdengar. Sasuke dan Shikamaru tercekat, mereka tidak pernah melihat Naruto seperti ini. Begitu ... rapuh.
Shikamaru mendekat dan melebarkan kedua tangannya. Memeluk Naruto erat bersamaan dengan tangan lainnya menarik Sasuke kedalam pelukan.
"Hey, kau tidak sendiri. Kami bersamamu, Naruto."
Ucapan pelan itu terdengar sangat nyaring ditelinga Naruto. Membuatnya merasa konyol karena lagi-lagi ucapan penuh kehangatan itu membuatnya berharap. Berharap bahwa semua baik-baik saja.
"Kit,"
Naruto tersentak, membuat Sasuke dan Shikamaru melonggarkan pelukan mereka—terkejut dengan gerakan yang tiba-tiba. Mereka menatap Naruto yang kedua matanya melebar terkejut. Ada apa?, batin keduanya merasa waspada.
"K-kurama ... " sebuah nama terucap. Terdengar lirih seolah tak percaya namun penuh harap.
Sasuke dan Shikamaru saling berpandangan, paham akan situasi dimana Naruto sedang berkomunikasi dengan Sang Kyuubi.
"Apa pendapatmu tentang kembali ke masa lalu?"
"Jika itu sungguhan, aku ingin kembali ke masa lalu. Memperbaiki kesalahan yang aku sepelakan dan belajar menghargai waktu dan orang-orang lebih baik,"
"Kembali ke masa lalu itu mungkin, Kit."
Sesaat, terdapat keheningan diantara mereka. Naruto memiliki banyak hal berputar dikepalanya. Kesempatan ini tidak bisa ia sia-siakan. Ia bisa menyelamatkan banyak orang dan mencegah kejadian tak menyenangkan.
"Bagaimana caranya? Apa saja pro dan kontranya? Lalu apa ada efek samping?"
"Salah satu Segel Terlarang (Forbidden Seal) milik Klan Uzumaki seharusnya menjawab pertanyaan pertama. Pro-nya adalah meski kembali ke tubuh anak-anak, ingatan dan kemampuan akan tetap ada. Kontra-nya adalah karena kalian kembali ke tubuh anak-anak, maka semua kemampuan yang kalian miliki akan terprogram ulang ke level awal. Untuk efek samping, orang yang melakukan jutsu ini akan menerima efek paling banyak. Meski belum pasti, efek sampingnya bisa saja chakramu menjadi kacau atau kau membawa cacat/luka di masa sekarang ke masa lalu,"
"Baiklah. Biarkan aku membicarakan ini dengan Sasuke dan Shikamaru."
Naruto menolehkan kepalanya, menatap kedua temannya dengan serius. Shikamaru sudah pernah menyaksikan tatapan itu berkali-kali, saat Sang Uzumaki bertekad akan sesuatu.
"Kalian membicarakan sesuatu," bukan sebuah pertanyaan dan Naruto mengangguk untuk mengkonfirmasi.
"Apa itu ?" Kali ini sebuah pertanyaan.
Naruto pun menjelaskan apa yang ia bicarakan dengan Kurama. Dengan dukungan keduanya, Naruto menggigit ibu jarinya dan memastikan darah menyentuh segel ditengkuk lehernya. Naruto sebagai Seal Master lebih tenang untuk menyimpan semua hal penting bersama dirinya. Dan itu menjadi alasan utama kenapa ada banyak segel permanen ditubuhnya.
Sebuah gulungan keluar dari segel tersebut—membuatnya terlihat seperti keluar dari tengkuk leher Naruto. Itu adalah gulungan yang dimaksud oleh Kurama. Berisi 3 Jutsu terlarang; Time Travel, Penukar Jiwa, dan Shinigami Contract.
Naruto sekali lagi menatap Sasuke dan Shikamaru.
"Let's do this."
Setelah melakukan jutsu sesuai dengan urutan handsigns dan muatan chakra yang cukup, hal terakhir yang Naruto lihat adalah kedua temannya yang tersenyum padanya, menyerahkan sepenuhnya kepercayaan dan hidup mereka pada Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Better
Fanfiction!art on cover are not mine! Dengan semua kematian yang menghantui senyum mereka, Naruto bersama Sasuke dan Shikamaru harus bertahan dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih baik. Kalau tidak, percuma saja mereka kembali ke masa lalu dengan susah...