Kena writer block ... hueng T^T
Btw ini prompt aja yah, kek konsep yang belum kesampaian buat ditulis sampe sekarang.
Untuk kamu, sesama author, kalau mau ambil konsepnya silakan aja, tapi komen yah biar saya gak bingung.
[ × ]
#WhatIf Naruto kembali ke masa lalu bersama Kurama, namun karena beberapa hal tak terduga, Sang Uzumaki terlempar jauh bahkan sebelum generasi Hashirama-Madara lahir. Bingung? Bukan main. Belum lagi Naruto baru sadar bahwa dirinya menjadi makhluk abadi karena kekuatan pemberian Hagoromo.
Perlahan, Naruto bertemu satu persatu orang-orang yang akan berperan penting dalam sejarah berdirinya Konoha. Mulai dari Hashirama, Sang Hokage Pertama, hingga bertemu Minato dan Kushina dengan kedua matanya sendiri.
Bertahun-tahun kemudian, Sang Uzumaki dikenal sebagai Pelindung Kuno dari Konoha. Keabadiannya tak pernah dibicarakan namun diketahui, kekuatannya tak ditantang namun dihormati, serta kebijaksanaannya tak dipertanyakan namun diresapi.
[ × ]
Keadaan pasar yang ramai tidak bisa membuat tatapan keduanya beralih dari pemuda—yang dicurigai berasal dari Klan Uzumaki—di hadapan mereka. Rambut merah sepanjang pinggang dengan pakaian putih sederhana, membawa gulungan besar secara horizontal dipunggungnya.
"Senju-san, kalau boleh tahu, siapakah nama yang akan dipilih untuk anak kalian ?" Suara itu bertanya dengan ringan, murni rasa penasaran.
Senyum keibuan terbit di wajah wanita tersebut, "Kami berencana memberinya nama Hashirama."
"Ah, nama yang bagus untuk seorang pemimpin."
Butsuma tidak tahu apakah ia harus berpegang pada komentar singkat itu atau tidak, namun ia berharap ucapan itu benar adanya.
[ × ]
"Kau sudah mempertemukan ketiga muridmu dengan Naru-sama ?" Tanya Hashirama pada Sang Adik, Tobirama.
"Sudah."
"Bagaimana reaksi Naru-sama ?" Tanya Hashirama lagi, benar-benar penasaran. Pasalnya memang sudah menjadi tradisi ketat untuk para Shinobi diatas level Jounin untuk mendapatkan restu dari Naru-sama ketika akan mengambil murid. Jika diberikan restu, maka yang telah dipertemukan dapat menjadi murid. Jika tidak, maka tidak.
"Naru-sama terlihat tidak menyukai satu muridku," jawab Tobirama.
"Eh, benarkah? Siapa?" Hashirama tahu kalau Sang Uzumaki telah merestui ketiga murid Tobirama, tapi ia tidak tahu bahwa ada unsur keterpaksaan.
"Shimura Danzo."
"Apa Naru-sama mengatakan sesuatu tentangnya ?"
"Beliau hanya mengatakan kalau aku memilih bibit yang unggul, namun beberapa bibit unggul tidak selalu menghasilkan buah yang bagus."
Wah, Hashirama tercengang mendengarnya. Naru-sama terkenal dengan kemampuannya memprediksi nilai seseorang, bahkan beberapa mengatakan Sang Uzumaki mampu mengetahui masa depan. Jika Naru-sama berkata demikian untuk menyiratkan sesuatu, bukankah berarti ada yang salah tentang satu murid Tobirama ini?
[ × ]
Sakumo merasa sangat terintimidasi ketika bertemu dengan Sang Uzumaki untuk pertama kalinya. Mendengar banyak hal hebat dari Sang Pelindung Kuno Konoha, Sakumo pikir ia akan berhadapan dengan pria tua yang abadi. Tapi kemudian yang ada didepannya adalah seorang pemuda dengan penampilan remaja, rambut merah sepinggang yang terurai, juga pakaian putih sederhana.
Apakah keabadian dan keawetmudaan Naru-sama bisa disebabkan oleh Jutsu Rahasia Klan Uzumaki?
Hiruzen memberikan salam hormat lalu dengan perlahan mendekati Sang Uzumaki yang masih sibuk membaca gulungan-gulungan dipangkuannya.
"Naru-sama, yang saya bawa bersama saya kali ini adalah Hatake Sakumo. Mohon pertimbangkan,"
Dengan gugup, Sakumo menundukkan wajahnya. Bahkan dalam keheningan yang cukup lama, Sang Hatake belum berani mengangkat wajahnya. Tapi ketika ia menatap Sang Uzumaki di kemudian saat, Ia tersentak. Ternyata Naru-sama tidak menyahut ucapan Sang Hokage Ketiga karena sepasang mata biru itu tengah mengamati dirinya.
"Hatake Sakumo,"
"Hai' Naru-sama."
Jika suara Sakumo sedikit bergetar menyahut panggilan Sang Uzumaki, maka Hiruzen hanya akan berpura-pura tidak tahu. Reaksi Sakumo adalah reaksi persis dirinya juga ketika pertama kali bertemu Naru-sama.
"Sebaiknya kau hidup lebih lama, setidaknya sampai gagak siap untuk terbang."
Ah, Sakumo juga pernah mendengar; karena kemampuan prediksi masa depan yang sedikit terlalu akurat, Sang Uzumaki tidak bisa menyebutkan hal-hal secara blak-blakan.
Mengetahui kalimat tersebut adalah kalimat terbaik yang bisa ia dapat, Sakumo membungkuk terima kasih.
[ × ]
Kushina bersujud dihadapan Naru-sama dengan tangis yang tak reda.
"Naru-sama, mohon selamatkan Uzushiogakure! Aku mohon, selamatkan rumah kita!"
Hiruzen menatap sedih Sang Jinchuriki. Percuma, posisi Naru-sama hanyalah sebagai mata takdir, bukan pion seperti manusia-manusia lain.
"Jika aku menyelamatkan Uzushiogakure, maukah kau mengorbankan Konohagakure lenyap dalam semalam ?"
Pertanyaan itu membuat Kushina mendongak dengan terkejut, menatap Naru-sama dengan kedua mata yang melebar.
"Kushina, bahkan jika aku ingin menyelamatkan Uzushiogakure, aku tidak bisa. Aku telah dirantai oleh keabadian untuk mengabdikan diri demi kedamaian. Bahkan jika aku mampu, itu hanya akan menyebabkan ketidakseimbangan. Aku tidak bisa melakukan apapun, Kushina."
Tangis Sang Jinchuriki semakin pecah, menyadari arti dari kata-kata yang telah terucap.
[ × ]
Minato duduk di kursi kerjanya dengan pikiran menerawang. Apa yang diucapkan Naru-sama pagi ini setelah ia mempertemukan ketiga muridnya kepada Sang Uzumaki telah melekat dengan tidak sehat di kepalanya.
"Minato, ingatlah. Dalam perang, kematian adalah hal yang wajar. Kehilangan dapat membuatmu kehilangan akal jadi biasakanlah."
Apakah itu artinya ia akan kehilangan salah satu muridnya?
[ × ]
Dan sebagainya. Capek ngetik di hape guys, enakan ngetik di laptop hikd.
Anyway, bye <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Better
Fanfiction!art on cover are not mine! Dengan semua kematian yang menghantui senyum mereka, Naruto bersama Sasuke dan Shikamaru harus bertahan dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih baik. Kalau tidak, percuma saja mereka kembali ke masa lalu dengan susah...