Itachi libur hari ini, dan dua hari kedepan.
Sang Sulung Uchiha pikir ia bisa menghabiskan 3 hari liburnya dengan latihan bersama Sasuke dan tidur siang. Yang tidak ia sangka adalah bagaimana Sasuke menolaknya bahkan sebelum Itachi bertanya.
"Nii-chan libur? Wah enak sekali, aku masih harus latihan bersama Naru dan Shika sampai akhir pekan,"
Dengan penolakan tidak langsung tersebut, disinilah Itachi sekarang. Memakan sekantung dango ditangan kanan dan membawa kotak makan ditangan lain. Karena setidaknya meski menolak, Sasuke memberikan Itachi alasan untuk menghabiskan waktunya.
"Nii-chan sudah menjenguk Shisui? Ia seharusnya keluar dari rumah sakit hari ini,"
Maka disinilah Itachi, menatap Shisui yang mengorok dengan posisi tidur yang kurang beradab. Oh astaga, Shisui mungkin Uchiha dan semua orang punya stereotip tentang kesempurnaan pada Klan Uchiha, tapi melihat sepupunya itu sekarang, Itachi bisa saja melupakan fakta bahwa anak laki-laki yang lebih tua dihadapannya ini adalah Uchiha. Heh, Itachi bahkan tidur lebih beradab dari sepupunya itu. Dan tentu saja tidak mengorok.
Menaruh kotak makan dimeja terdekat, Itachi duduk disofa dan memutuskan untuk menghabiskan dangonya seraya menunggu Shisui yang masih tertidur. Ah, enak sekali untuk bisa tidur di jam-jam siang begini.
Melirik keluar jendela sambil mengunyah, Itachi menghela napas. Jika Shisui belum juga bangun ketika ia menghabiskan 30 tusuk dangonya, ia akan menyiram sepupunya itu dengan air.
[][][]
Bukan hanya Itachi, Ibiki juga mendapat libur hari ini. Apa yang ia lakukan untuk menghabiskan waktunya? Bar sake.
Hei, menjadi shinobi itu melelahkan, dan membuatmu memiliki trauma dan menderita depresi dan kegelisahan dan insomnia dan turun berat badan dan mengalami kesulitan bersosialisasi dengan normal dan masih banyak lagi. Kalau Ibiki disuruh menyebutkan semua efek samping menjadi shinobi, Sang Morino akan semakin depresi dibuatnya.
"Morino-san," sapaan pemilik bar menyambut Ibiki. Dengan lambaian tangan sebagai balasan, pria itu kemudian mengambil tempat duduk. Meja pojok ruangan dengan dua buah kursi.
Dua botol sake dan gelas diletakkan dihadapannya. Dengan gerakan malas, Ibiki mendapatkan satu gelas sake yang diantisipasinya sejak ia tahu bahwa hari ini adalah hari liburnya. Man, bekerja sebagai Pemimpin Divisi T&I tidak mudah. Terpampang tulisan besar diruangan paling depan gedung T&I dan itu adalah "NO ALCOHOL IN WORK TIME"
Dan tulisan itu ada disana hanya ketika Ibiki menjadi Pemimpin Divisi. Menandakan Sandaime tahu dengan benar bahwa Sang Morino sangat mencintai sake.
Dari sudut matanya, Ibiki menangkap sosok Genma mendekatinya. Oh? Apakah hari ini juga hari libur Sang Shiranui?
"Ibiki-san," sapa Genma. Pria itu tidak mengenakan seragam shinobi dan hanya memakai pakaian santainya.
"Hm," sahut Ibiki.
Genma mengambil deheman tersebut sebagai izin untuk mengambil alih kursi disebrang meja. Tidak heran, Sang Morino sangat dikenal sebagai orang yang tidak banyak bicara dan dingin.
Meraih segelas sake untuk dirinya sendiri, Genma meneguk dengan santai dan membiarkan baik dirinya dan Ibiki menikmati suasana bar. Lagipula tidak ada juga yang harus dibicarakan.
Ibiki menatap Genma sesaat sebelum akhirnya hanya membiarkan yang lebih muda. Nothing wrong with little bit of company.
(Ngl, this is my loneliness writing)
[][][]
"Teuchi-san! Ramen telur 2 mangkuk!"
"Ramen jumbo 1!"
"Saya ingin membayar,"
"Permisi, bisa saya meminta side dish lagi?"
"MAAFKAN SAYA! MANGKUKNYA TERBALIK!"
"Wah enaaaakkk!"
"Terima kasih."
"Ini kembaliannya!"
"Maaf, saya tidak ada uang kecil."
"Terima kasih, maaf merepotkan,"
"Ramennya habis? Wah cepat sekali, kalau begitu saya ingin yang ini."
"Semangkuk ramen, tolong!"
"Sluurrrpp ... "
Ayame menghela napas lega begitu ia selesai membersihkan semua perlengkapan. Selesai sudah penjualan kedai hari ini.
"Ayame-chan," panggilan dari Sang Ayah menyadarkan gadis tersebut. Kedua kakinya melangkah membawanya menuju dimana ayahnya kini berada.
"Ne, Tou-san?"
"Ini, cobalah."
Semangkuk ramen diletakkan diatas meja. Cukup banyak toping diatasnya; telur, daging, beberapa sayur hijau, dan oh, naruto.
Duduk dengan nyaman, Ayame mengambil sumpit dan mempersiapkan dirinya untuk ditampar oleh kelezatan ramen buatan ayahnya.
"Itadakimasu!"
Tak perlu lama, Teuchi bisa langsung menyaksikan bagaimana kedua mata putrinya berbinar begitu memakan ramen yang ia sajikan.
Terkekeh pelan, tangan tua dengan punggungnya yang mulai berkeriput itu menepuk pelan kepala Ayame. Memberikan rasa hangat yang terasa tidak nyata, namun ada.
Ah, Teuchi juga harus mulai memakan ramen bagiannya. Siapa tahu putrinya bisa jadi sangat lapar hari ini dan menghabiskan semua ramen yang tersisa.
[][][]
Obito, atau Tobi? Kini duduk dengan nyaman bersandar pada sebuah pohon. Tidak ada yang istimewa, hanya sebuah gulungan ditangannya. Isinya? Tidak ada yang istimewa, hanya catatan segel untuk memisahkan bijuu dari jinchuriki.
Oke, mungkin ada yang sedikit istimewa. Bukan, bukan gulungan ditangan Tobi maupun isinya. Tapi ada ditangan satunya lagi.
Ada apa ditangan satunya? 10 tusuk dango.
Well, setidaknya diantara anggota Klan Uchiha memiliki kesamaan.
A/N: ya jadi saia ingin menyampaikan beberapa statement menyedihkan, saia sepertinya gabisa raih target buat 5kali update bulan ini. Lalu, saia sepertinya akan hiatus. Kalau ada update sekitar 2/3 bulan kedepan, ya itu berarti keajaiban. Kemudian maafin gabisa balas komen atu-atu. Dan terimakasi bnyak buat kalian yang selalu nungguin. I really touched guys <3
This chap is just filler, little moments there and here.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Better
Fanfiction!art on cover are not mine! Dengan semua kematian yang menghantui senyum mereka, Naruto bersama Sasuke dan Shikamaru harus bertahan dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih baik. Kalau tidak, percuma saja mereka kembali ke masa lalu dengan susah...