Mothers + Elders = Moders (LMAO forgive me)
Pertemuan Naruto dengan Yoshino bisa dibilang heboh.
Sang Uzumaki dipeluk dengan erat lalu didudukan dengan paksa di zabuton meja makan. Yoshino bersikeras kalau Naruto terlalu kurus dan lemah setelah beberapa bulan dirumah sakit. Tubuhnya belum ideal untuk menjalani pelatihan. Maka dengan bersemangat, Yoshino menimbun nasi di piring Naruto dengan banyak lauk.
Naruto menatap Shikaku dengan tatapan memohon pertolongan namun apa yang bisa Shikaku lakukan kalau Sang Istri sudah bersikeras? Maka yang Naruto terima sebagai balasan hanya tatapan kasihan dengan tawa canggung dari Sang Pemimpin Klan Nara.
Beralih ke Shikamaru, Naruto menahan rasa jengkel karena Sang Nara yang lebih muda sudah menertawakannya daritadi. Sasuke? Anak itu duduk disebelah Naruto dengan patuh, justru ikut menimbun piring Naruto dengan lauk.
"Naru-chan, makan!" Suruh Sasuke. Yoshino mengangguk pada Naruto, menyemangati. Senyum paksa Naruto membuat Shikamaru semakin terbahak.
Dengan berat hati, Sang Uzumaki meraih sumpitnya dan mulai melahap apa yang telah ada dipiringnya.
Hap! Satu suapan berhasil masuk ke mulut Naruto.
Yoshino menatap dengan penuh antisipasi. Hingga binar kagum dari Naruto terlihat, barulah Yoshino merasa senang.
"Wah! Enak sekali!" Hilang sudah rasa berat hati Naruto. Kurang dari 10 menit, piring yang telah ditimbun dengan Nasi dan lauk oleh Yoshino dan Sasuke itu kini habis tak bersisa.
Yoshino bahagia sekali, Nara tidak memiliki selera makan sebesar Naruto jadi ia tidak bisa memasak banyak dan memuaskan keterampilan memasaknya. Kini ia punya Naruto, Yoshino akan memastikan Sang Uzumaki menjadi bahenol—eh berisi dengan masakannya.
Sasuke tersenyum lembut sambil menatap Naruto, nafsu makannya tidak berubah. Melirik Shikamaru, ia memerhatikan Sang Nara yang lebih muda itu menggeleng dengan senyum kecil. Tanpa sengaja mata mereka bersitatap, merasa geli, keduanya terkekeh. Hal ini tidak lepas dari pengamatan Shikaku.
Selesai dimanjakan oleh Yoshino, Shikaku membawa Naruto untuk bertemu Tetua Klan Nara.
"Uzumaki-sama, saya Nara Shiko. Saya yang akan mengawasi pelatihan anda selama di bawah asuhan Klan Nara."
Shiko adalah pria berumur 50an. Saat Nara yang lain membiarkan rambut mereka diikat keatas, Shiko mengikat rambutnya kebawah. Mata tua penuh pertimbangan itu menatap Naruto dari atas hingga bawah, menilai Sang Uzumaki tanpa segan.
Naruto membungkuk sopan. "Nara-san, saya Uzumaki Naruto. Mohon bimbingan anda."
Mengangguk pelan, Shiko memberikan senyum kecilnya pada Sang Uzumaki.
"Ada satu orang lagi yang akan membimbing anda selain saya, Nara Shibuku. Ia adalah putra saya. Anda akan bertemu dengannya lain waktu,"
Naruto menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Shikaku lalu membawa Naruto berkeliling Perumahan Klan Nara bersama Shikamaru dan Sasuke. Memastikan Sang Uzumaki dan Si Bungsu Uchiha familiar dengan teritori Klan Nara sehingga mereka tidak akan tersesat.
Pada akhirnya, Shikaku membiarkan putranya membawa kedua bocah lain untuk berkenalan dengan daerah hutan-rusa milik Klan Nara sebelum mereka dijemput oleh Itachi dan menuju Klan Uchiha.
"Ni-chan!" Dengan semangat, Sasuke menarik Naruto dan Shikamaru menuju Itachi.
"Sasuke, Naru-chan, Shikamaru-kun," sapa Itachi. Sang Sulung Uchiha tampak masih memakai perlengkapan shinobinya, tangan kanannya memegang bungkusan dango sedangkan tangan kirinya terulur untuk digenggam oleh Sasuke. Sang Bungsu meraih tangan Sang Aniki dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya menggenggam tangan Naruto, Sang Uzumaki sendiri juga menggenggam tangan Shikamaru dengan tangan kirinya. Keempatnya berjalan beriringan menuju Perumahan Klan Uchiha.
Jika pertemuan Yoshino dengan Naruto disebut heboh, maka pertemuan Sang Uzumaki dengan Mikoto bisa dibilang emosional.
Ketika Mikoto melihat Itachi pulang tak hanya dengan Sasuke, Fugaku bersumpah ia mendengar pekikan singkat dari istrinya tersebut.
Dengan antusias, Mikoto menyambut keempatnya masuk kedalam rumah dan menyediakan teh serta cemilan.
Dengan perlahan, Mikoto mengambil tempat disamping Naruto untuk duduk. Wanita itu menatap Naruto dari atas sampai bawah dan mengamati wajahnya.
"Kaa-san, Naruto akan canggung kalau terus ditatap begitu," tegur Itachi.
Mikoto mengabaikan Putra Sulungnya dan memilih untuk membuat Naruto terkejut dengan tiba-tiba memeluk erat bocah tersebut.
"Eh ?"
"Naruto, kau pasti kesepian ya ..." Mikoto berbisik pelan pada Sang Uzumaki yang terdiam dipelukannya. "Maafkan kami karena kau harus tumbuh seperti ini. Aku senang sekali bisa melihatmu, bertemu denganmu seperti ini,"
Mikoto lalu melepas pelukannya dan mencium kening Naruto dengan penuh sayang, membuat Sang Uzumaki diam-diam menitikan air mata. Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya, kasih sayang seorang Ibu tidak pernah akrab untuknya, membuat perasaannya campur aduk.
Fugaku yang menyaksikan tingkah istrinya, menggeleng pelan dengan senyum kecilnya. Mikoto dan Kushina bersahabat sejak masih genin, tentu saja putra Kushina akan dianggap seperti putra Mikoto sendiri. Belum lagi menghitung hubungan baik Fugaku dan Minato sebelumnya, tentu saja Naruto akan diterima di Klan Uchiha.
Shikamaru dan Sasuke sekali lagi saling bertatapan, lalu melirik Itachi yang diam-diam tersenyum lembut pada Naruto. Sang Sulung Uchiha itu senang Naruto mendapatkan perlakuan dan kasih sayang yang seharusnya ia dapatkan diusia mudanya. Ia selama ini mengawasi Naruto setiap memiliki kesempatan sebagai ANBU dan melihat bagaimana sulitnya ia tumbuh sendirian. Melihat Ibunya memperlakukan Naruto dengan sayang, Itachi merasa seperti mendapatkan dango 100 tusuk, sangat senang.
Menghapus air mata, Naruto kemudian mulai berbicara tentang pelatihannya dibawah asuhan Klan Uchiha bersama Fugaku.
Sama seperti di Klan Nara, Naruto dibawa menemui Tetua Klan Uchiha oleh Fugaku.
"Selamat datang di Klan Uchiha, Uzumaki-sama. Saya Uchiha Yoshiro, akan membimbing dan mengawasi anda selama anda menjalani pelatihan dibawah pengawasan Klan Uchiha."
"Terima kasih atas sambutan anda. Saya Uzumaki Naruto, mohon bimbingan anda,"
Naruto membungkuk dengan sopan. Ia menahan helaan napas dengan tatapan menilai Yoshiro. Well, ia tidak bisa menyalahkan Shiko maupun Yoshiro untuk menjadi waspada dan gelisah—dan boleh dikatakan, takut— terhadapnya. Lagipula tidak setiap tahun Hokage akan memercayai Klan tertentu untuk melatih anak yatim piatu yang juga adalah seorang Jinchuriki, belum lagi ia adalah Uzumaki terakhir di Konoha.
Tapi ada sesuatu dari tatapan Yoshiro yang mengatakan bahwa ia puas akan aspek tertentu dari Sang Uzumaki dihadapannya, ketika dirinya menampakkan sebuah senyum tipis.
"Bekerja keraslah,"
Dengan itu, Yoshiro membungkuk hormat pada Fugaku dan Naruto lalu pergi.
Naruto menatap kepergian Yoshiro lalu mendongak pada Fugaku. Sang Pemimpin Klan Uchiha terkekeh begitu melihat tatapan heran Naruto. Ia tidak mengatakan apapun, hanya menepuk pelan kepala Sang Uzumaki lalu membawa langkah mereka berkeliling Perumahan Klan Uchiha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Better
Fanfiction!art on cover are not mine! Dengan semua kematian yang menghantui senyum mereka, Naruto bersama Sasuke dan Shikamaru harus bertahan dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih baik. Kalau tidak, percuma saja mereka kembali ke masa lalu dengan susah...