[]

9.8K 1.2K 48
                                    


"Kupikir kita disuruh menunggu disini agar Naruto nyaman dan tidak terganggu dengan keberadaan 'orang luar' bukan agar kau bisa menghindari pertanyaan kami, Sensei," Jiraiya berkata ketus pada Hiruzen, tidak begitu perduli dengan bagaimana para ANBU yang bersembunyi menjadi tegang karena ketidaksopanannya terhadap Hokage Ketiga.

Tsunade menghela napas panjang. "Kami sudah sabar menunggu. Cepat katakan sesuatu!" Seru Tsunade tidak sabaran. Mungkin karena terlalu khawatir selama perjalanan hingga tidak sempat menyentuh sake setetespun, Tsunade jadi lebih mudah merasa kesal. Padahal ia dan Jiraiya baru menunggu diruangan Hokage selama 20 menit.

Hiruzen menghela napas. "Ada banyak hal yang harus kita bicarakan." Ucapnya.

Tsunade dan Jiraiya dapat merasakan tuntutan dari nada suara tersebut. Punggung keduanya otomatis menegak.

[][][]

Naruto membuka matanya. Melirik ke arah cahaya matahari masuk ke dalam ruangan, Naruto menghela napas. Sudah dua hari sejak ia sadar dan mulai kembali pada siklus tidur yang normal. Eitaro terus merawatnya dan melakukan terapi. Terapi ... Naruto merasa bulu kuduknya merinding, tapi ia harus bertahan agar proses penghalusan chakra tetap dalam kecepatan stabil. Dengan begitu ia juga akan lebih cepat keluar dari sini.

Samar-samar, Naruto dapat mendengar dengkuran Kurama dari dalam ruang jiwanya. Namun bukan dengkuran Sang Rubah yang membuatnya memfokuskan indra pendengarannya, ada suara langkah kaki yang menuju ruangannya. Bukan hanya satu tapi tiga.

Memanfaatkan kemampuan sensorik chakranya, Naruto dapat mengenali ketiga orang tersebut. Eitaro adalah yang paling pertama Naruto kenali, lalu Hokage Ketiga dan orang terakhir adalah Nara Shikaku. Naruto mengangkat satu alisnya, kenapa Pemimpin Klan Nara kemari?

Baik Eitaro maupun Hiruzen belum mendapatkan jawaban darinya tentang penyebab dari insiden Chakra Chaos ini, ia pun tidak memberikan jawaban jelas—mengaku tidak mengingat apapun karena semuanya terjadi begitu saja. Jika mereka benar-benar ingin mendapatkan jawaban, bukankah seharusnya mereka membuat seorang Yamanaka untuk datang? Kemana Inoichi?

Tapi mengesampingkan pikirannya, Naruto memasang wajah senang begitu melihat ketiganya masuk ke dalam ruangan.

"Jii-chan!" Seru Naruto dengan kedua tangan yang direntangkan. Hiruzen tersenyum dengan mood yang ditularkan oleh Sang Uzumaki dan meraih tubuh mungil tersebut untuk ia gendong.

"Ohayou, Naruto-kun," sapa Hiruzen. Naruto menyamankan dirinya di gendongan Hiruzen dan tersenyum cerah.

"Ohayou, Jii-chan!" Balas Naruto. Ia mengalihkan perhatiannya pada Eitaro dan melemparkan senyum yang sama, "Ohayou, Ji-san!" Sapanya.

"Ohayou, Naruto-chan," balas Eitaro. Semakin mengenal Naruto, Eitaro menghilangkan panggilan Uzumaki-san dari kamusnya. Anak berumur 3 tahun itu terlalu santun dan imut baginya.

Naruto kemudian menatap Shikaku dengan wajah ingin tahunya yang menggemaskan. Shikaku sendiri yang ditatap tersenyum, memahami rasa penasaran Bocah dipelukan Hokage-nya tersebut.

"Ohayou, Shinobi-san. Nama saya Uzumaki Naruto, senang bertemu dengan anda," Naruto menyapa dengan sopan dan senyum ramah, membuat ketiga pria dewasa diruangan tersenyum puas dengan manner Sang Uzumaki.

Shikaku membalas sapaan Naruto, "Ohayou, Naruto-kun. Aku Nara Shikaku. Senang bertemu denganmu juga,"

"Bagaimana kabarmu hari ini, Naruto-kun ?" Hiruzen memulai percakapan. Ia duduk di pinggir ranjang dan memangku Naruto.

"Eitaro-ji-san bisa menyembuhkanku jadi semua baik-baik saja." Jawab Naruto seadanya.

"Benarkah? Tidakkah kau punya keluhan?" Tanya Hiruzen. Naruto diam menatap dirinya. Orang tua ini ingin ia mengeluhkan apa? Makanan rumah sakit yang tidak sesuai seleranya?

"Apa aku boleh mengeluh padamu, Jijii?" Tanya Naruto dengan wajah bingung.

"Tentu saja, Naruto-kun. Kau bisa mengeluhkan tentang hal apapun padaku," jawab Hiruzen.

"Lalu, Jijii ingin aku mengeluhkan apa?" Tanya Naruto lagi, kali ini dengan heran, menatap Hiruzen dengan aneh.

"Tidakkah kau bosan disini? Kau tidak kesepian ?"

"Tidak juga, aku kan tidak sepenuhnya sendirian. Ada Inu-san dan Weasel-san diatap dan di lobi,"

Shikaku mengangkat alisnya tertarik dengan jawaban ini. ANBU bukan ninja sembarangan hingga dapat diketahui keberadaannya dengan mudah. Anak ini memiliki chakra tipe sensorik yang menjanjikan.

"Bagaimana dengan anak seumuranmu? Apa kau tidak mau bermain dengan anak seumuranmu?" Kali ini Shikaku yang bertanya, mendapatkan perhatian Sang Uzumaki sepenuhnya.

Anak seumurannya? Yang pertama kali Naruto pikirkan setelah mendengar pertanyaan ini dari Sang Pemimpin Klan Nara adalah; Shikamaru lalu Sasuke, dan semua anggota Konoha 12.

Melihat wajah Naruto yang tampak tidak mengerti, Shikaku menawarkan senyumnya. "Ne, Naruto-kun, paman ini memiliki anak laki-laki seumuranmu denganmu. Namanya Shikamaru. Apa kau mau bertemu dengannya? Ya mungkin anakku akan sedikit merepotkan tapi ia teman yang baik,"

Naruto menatap Shikaku aneh, apa orang ini baru saja menjual anaknya? Terdengar seperti itu.

"Teman ?" Suara pelan penuh harap itu membuat baik Shikaku dan Eitaro menyadari apa maksud dari satu kata tersebut bagi Naruto dan menjadi bersimpati, apalagi Hiruzen.

Menampilkan senyumnya, Hiruzen mengelus pelan puncak kepala Naruto. "Iya, Naruto-kun. Besok Shikamaru akan datang kemari, kalian bisa saling mengenal dan berteman," ucapnya penuh kasih.

"B-bagaimana kalau Shikamaru tidak menyukaiku ?" Pertanyaan sesungguhnya adalah; bagaimana kalau ternyata jutsunya gagal dan Shikamaru tidak ikut kembali ke masa lalu?

Hiruzen menatap sedih pada anak dipangkuannya. Ini semua kesalahannya membuat informasi Naruto yang merupakan Jinchuriki dari Kyuubi bocor dan menyebabkan banyak penduduk desa menganggapnya berbahaya. Bahkan selama 3 tahun ini sudah banyak keluhan langsung ke kantor Hokage perihal ketidaksetujuan dan kebencian warga terhadap Naruto.

Menghadapi suasana yang tiba-tiba menurun, Shikaku mengulurkan tangannya untuk mengelus surai pirang Naruto pelan. "Aku menyukai hal-hal imut, seharusnya anakku juga begitu,"

Hal-hal imut? Naruto ingat saat ia terkadang menemani Shikamaru menonton awan. Pemuda itu biasanya akan sesekali berceloteh tentang bentuk awan yang ia lihat. Terkadang Shikamaru akan berkata sebuah awan berbentuk mirip kelinci atau beruang. Kelinci dan beruang imut di mata Naruto. Jadi, sepertinya teori ini benar.

Tapi tidak mungkin ada kelinci maupun beruang dirumah sakit kan?

Make It BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang