[]

10.1K 1.2K 15
                                    


Dua jam setiap harinya, Inu dan Weasel harus menahan ringisan mendengarkan teriakan penuh kesakitan dari ruangan terapi. Terkadang itu berasal dari Eitaro, namun sepanjang jalan yang terdengar hanyalah jeritan Naruto. Terkadang Hiruzen akan bergabung dengan mereka, duduk dihadapan kedua ANBU dan meringis setiap kali jeritan terdengar.

Setiap terapi selesai, Naruto akan dipaksa untuk tidur agar tidak merasakan sakit secara langsung dari gejolak chakranya. Tapi hal ini tidak sulit karena pada dasarnya, Naruto mengalami semi-koma dan hanya terbangun saat sesi terapi dimana rasa sakit dari proses pengaturan ulang jalannya chakra akan membangunkannya.

"Bagaimana perkembangannya, Eitaro ?" Tanya Hiruzen. Sang Hokage Ketiga bersama Eitaro berdiri tak jauh dari tempat tidur Naruto dengan Inu dan Weasel berada dibelakang mereka. Keempatnya memerhatikan keadaan Naruto. Anak itu berbaring dengan nyaman dalam ketidaksadarannya, diseluruh tubuhnya ditempeli berbagai alat dan segel medis yang dapat membantu proses penyembuhannya.

"20% dari kekacauan sudah mulai teratur. Jika kecepatan ini terus berlanjut, dalam 4 bulan kedepan Uzumaki-san akan sepenuhnya baik-baik saja." Jawab Eitaro. Hiruzen mengangguk cukup puas dengan jawaban tersebut. Ia sudah sabar menunggu kemajuan selama satu bulan belakangan, 4 bulan lagi tidak masalah untuk menunggu.

"Setelah angka 50%-60% telah dicapai, mungkin Uzumaki-san sudah akan mampu untuk sadar. Dan jika kita beruntung, ia akan mampu untuk makan makanan normal lagi." Eitaro menghela napas, "Tidak baik untuk anak 3 tahun terus diberi konsumsi seperti ini,"

Ketiga orang lain paham dengan gerak tangan Eitaro yang menunjuk selang vitamin dan makanan yang digunakan untuk menjaga Naruto tetap terisi.

"Hokage-sama, saya harap anda juga mengerti kenapa Kyuubi tidak menyembuhkan Naruto." Ucapan Eitaro membuat mereka kaku sesaat. Hiruzen mengangguk paham akan apa yang dimaksud. Chakra Kyuubi dan chakra Naruto berbeda. Tentu saja Kyuubi tidak akan ikut campur dengan hal tersebut.

"Kalau begitu, saya undur diri. Mohon jangan melakukan apapun yang mengganggu istirahat Uzumaki-san," Ancaman terdengar jelas dari suaranya. Persetan Hokage, pasienku lebih utama!

Mengangguk paham, Hiruzen tidak mempermasalahkan ancaman Eitaro. Ia tahu benar bagaimana protektifnya pria kurus berkacamata itu dengan pasiennya.

[][][]

Shikamaru hampir membenturkan kepalanya kedinding karena frustasi. Satu bulan sudah berlalu semenjak mereka kembali ke masa lalu namun baik ia maupun Sasuke belum ada yang melihat Naruto sama sekali. Dimana Naruto berada? Kenapa ia tidak muncul juga? Kemana perginya ia?

Berbagai pertanyaan membuat Sang Nara terkadang sulit tidur. Belum lagi dengan segala pemikiran negatif, seperti; Apa Naruto tidak berhasil kembali seperti dirinya dan Sasuke? Apa Naruto sedang sekarat di suatu tempat karena efek samping jutsu tersebut dan kesulitan mendapat pertolongan? Apa Naruto justru tidak pernah ada di timeline ini karena butterfly effect?

Argh!

Shikamaru menghela napas. Ia tidak bisa membiarkan dirinya kembali terkena Brain Exhaustion. Ia harus menenangkan dirinya.

Sial, dimana Naruto berada sekarang?

"Shikamaru!" Suara Sang Ibu membuat Shikamaru tersadar dari pemikirannya dan beranjak menuju dimana ibunya berada.

Menuju ruang keluarga, Shikamaru mendapati Sang Ibu tengah duduk menemani Ayahnya membaca dokumen ringan. Dua gelas teh dihadapan mereka.

"Iya, Kaa-san?"

Shikaku mengangkat pandangannya begitu mendengar tarikan napas terkejut Yoshino. Ia tertegun melihat putranya yang kini menatap mereka bingung. Shikamaru memiliki kantung mata yang menghitam dibawah matanya, wajahnya pun sedikit pucat dari biasanya. Benar-benar penampilan yang tidak cocok untuk anak berumur 4 tahun. Ketahuan sekali ia kurang tidur. Apalagi kali ini?

"Oh Kami! Shikamaru-kun, haruskah kita ke rumah sakit untuk memeriksamu ?" Pekik Yoshino bangkit untuk memeriksa putranya lebih dekat.

"Atau kita perlu bicara tentang apa yang mengganggumu belakangan ini selain Danzo, Shikamaru ?" Tanya Shikaku dengan tatapan menyelidik.

Shikamaru mengumpat dalam hati. 'Sial'

Ia menggerutu pelan, "Mendokusai,"

Berbeda dengan Sang Nara yang harus waspada terhadap ayahnya sendiri, Sang Bungsu Uchiha harus menahan kesal dengan bagaimana Sang Sulung tidak mau membiarkan ia sendiri bahkan untuk sesaat. Itachi bahkan memandikannya setiap hari sejak ia keluar dari rumah sakit, membuat ia merasa bagai orang lemah tak berdaya. Dan harga diri Uchiha-nya terluka karena hal itu.

Kini ia tengah mencoba kabur dari Itachi. Ia diam-diam berganti tempat dengan tumpukan bantal di kasurnya untuk waktu tidur siang. Itachi sedang mengambilkannya segelas susu karena merasa Sasuke agak sulit menutup mata. Poor Itachi, terjebak akting Sang Adik.

Begitu kembali ke kamar Sasuke, Itachi harus menelan pahit dan panik begitu menyadari adiknya telah menghilang, meninggalkan dirinya yang sempat menepuk pelan tumpukan bantal karena mengira itu adalah Sasuke yang terlelap.

"SASUKEEE!"

Make It BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang