Khawatir

3.6K 222 5
                                    

Happy reading✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading✨


Bisma dkk masuk ke dalam kantin yang sekarang begitu ramai seperti lautan manusia. Keadaan kantin sekarang mempersulit mereka untuk mencari meja kosong. Mengamati dengan jeli setiap sudut kantin dan tatapan matanya berhenti tepat pada seorang gadis yang sedang duduk bersama ketiga sahabatnya. Memberikan aba-aba pada empat sahabatnya agar menuju tempat gadis itu berada.

"Emang namanya jodoh, kemana aja pasti ketemu." Bisma mendaratkan pantatnya disamping Naya membuat gadis itu mendengus kesal.

"Ngapain lo duduk disitu? Minggir, ngerusak pemandangan!" ketus Sisi menatap Bisma sinis.

"Daripada suara lo ngerusak gendang telinga!"

Sisi mencebikkan bibirnya membuat Tio gemas sendiri. "Si, bibirnya jangan gitu. Bikin gue gemes aja," kata Tio dengan senyum menggoda tapi sama sekali tidam digubris oleh gadis itu.

"Lo bisa gak, jangan ganggu Naya?! Jauh-jauh deh dari Naya! Gak cukup lo bikin Naya sakit hati hah?!" Icha yang mulai jengah dengan sikap Bisma mulai membuka suaranya.

"Gue sama Naya udah satu paket, gak bisa dipisahin. Udah takdir gue sama Naya buat sama-sama terus," ucap Bisma menggenggam tangan kanan Naya yang menganggur diatas meja.

"Gak usah ngaco lo! Sana deh ngapain sih duduk disini?!" Naya menepis tangan Bisma kasar.

Bisma memberikan kode pada sahabat-sahabatnya. Mereka menggeser meja kosong yang ada disebelah meja Naya agar lebih dekat dengan meja gadis itu. Kemudian mereka menarik kursi untuk mereka duduki.

"Ini meja khusus buat Naya dan meja ini khusus buat Bisma," tunjuk Bisma pada kedua meja tersebut.

"Lo pikir ini kantin punya lo? Pindah sana, jangan duduk disitu!" usir Putri yang dari tadi hanya memperhatikan perdebatan kawan-kawannya.

"Udah dong tuan Putri, jangan marah-marah terus nanti cepat tua," ucap Cecep mengedipkan sebelah matanya pada Putri.

"Lo cacingan? Mata lo ngapain kedip-kedip gitu?" seru Putri.

Mereka terbahak dengan ucapan Putri kecuali Cecep yang sudah memasang wajah masam.

"Kalian mau makan apa debat?" tanya Bimo ketika merasa jika perdebatan ini tidak akan ada ujungnya.

"Iya woi, cepetan pesan deh jangan debat mulu. Laper nih gue," lontar Adit memegangi perutnya yang sudah berbunyi.

"Pesan tinggal pesan!" cibir Icha.

Putri dan Cecep serentak berdiri dari tempatnya. Berjalan menuju penjual makanan dan memesannya. Tidak butuh waktu lama, Putri dan Cecep sudah kembali dengan nampan berisi makanan yang tadi mereka pesan.

"Nih makanan kalian," ucap Putri sambil menaruh makanan itu ke meja.

Mereka segera mengambil makanan mereka masing-masing. Tak terkecuali Naya, ia memandangi bakso itu. Betapa menggiurkan bakso didepannya, apalagi jika ditambah dengan beberapa sendok sambal.

Hallo Mantan! [END]// TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang