Lapangan Basket

1.3K 125 0
                                    

Happy reading✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading✨

Bisma langsung mengendap-endap masuk ke dalam rumah ketika ia menyadari jika jam sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Cowok itu terlalu asik nongkrong bersama ke-empat sahabatnya hingga lupa waktu. Kalau sampai Evara tahu Bisma pulang jam segini, bisa -bisa Bisma mendapatkan pencerahan berjam-jam dari wanita itu.

"Huh aman," gumam Bisma setelah berhasil masuk ke dalam rumah tanpa mengeluarkan bunyi apapun.

"Apanya yang aman, hmm?"

Bisma tersentak begitu mendengar suara yang sangat familier ditelinganya. Cowok itu membalikkan badannya dengan gemetar.

"B-bunda..." cicit Bisma ketika melihat Evara sedang menyalakan lampu ruang utama.

"Dari mana aja kamu?! Ngelayap terus!" omel Evara yang sudah berjalan menghampiri anak pertamanya.

"H-habis... A-anuu..."

"Anu apa hah? Anu kamu mau bunda sunat lagi?"

Bisma membelalak, tangannya refleks memegang bagian yang dimaksud dengan dan langsung menggeleng cepat.

"Enggak, Bun! Jangan."

"Bunda tanya, kamu habis dari mana aja?!" tanya Evara menaikkan nada suaranya.

"Habis ngepet," celetuk Bisma asal.

"Ngapat-ngepet, mulutmu bunda slepet!" Sarkas Evara cepat.

"Bunda lulusan psikopat?" tanya Bisma hati-hati.

"Iya, kenapa hah?! Sekali lagi kamu pulang larut, Bunda potong anu kamu sampai habis!" ancam Evara kemudian melenggang pergi.

"Jangan sampai anu gue dipotong sampai abis, bisa jadi perawan gue!" celetuk Bisma ketika ia sudah tidak melihat Evara lagi.

***

"Udah siap?" tanya Bisma basa-basi saat Naya sudah berada didepannya.

Naya memutar bola matanya kesal. "Lo rabun? Bisa lihat kalau gue udah siap, kan?" tanya Naya sinis.

Bisma terkekeh, ia menepis jarak diantara keduanya. Tangannya bergerak meraih resleting jaket Naya. "Masih pagi, dingin."

"Udah tahu ini masih pagi buta, pakai segala ngajak joging!"

"Biar sehat, udara pagi tuh bagus buat tubuh."

Bisma meraih jemari Naya. "Yuk joging sekarang," lanjutnya.

Bisma dan Naya memutuskan untuk jogging di kompelks perumahan cowok itu. Awalnya Naya menolak karena kompleks perumahan Bisma terbilang luas tapi karena Bisma memaksa alhasil Naya hanya mengangguk pasrah. Satu putaran sudah mereka berdua lewati dengan begitu mudah tapi putaran kedua cukup menguras tenaga Naya.

Naya menghentikan langkahnya, gadis itu mengatur nafasnya yang tidak stabil. "Udah, gue gak kuat."

"Yah Nay, ini baru dua kali putaran loh."

Hallo Mantan! [END]// TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang