Halte

1.5K 128 3
                                    

Happy reading✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading✨

Salah satu stand di kantin mampu menarik perhatian sebagian siswa-siswi. Ada lebih dari sepuluh cowok berbaris disana seperti orang sedang mengantri sembako. Bedanya, mereka semua mengantri untuk menggombali Neng Sari. Lumayan kan dapat janda cantik, mana mulus kaya bihun.

Kantin semakin rusuh ketika satu persatu barisan mulai memberikan gombalan buayanya pada Neng Sari. Dibarisan ketiga ada Tio. Tio merapihkan rambut kribonya agar terlihat rapi didepan Neng Sari. Tinggal satu orang lagi, setelah itu gilirannya.

Tio maju menghadap Neng Sari dengan senyumannya, cowok itu sengaja menampilkan senyuman lebar agar lesung pipinya terlihat jelas.

"Ekhmm," deham Tio.

"Eh ada aa Tio," ujar Neng Sari sambil memainkan rambut panjangnya yang dikepang satu.

"Iya dong, dimana ada Neng Sari disitu ada aa Tio."

Neng Sari terkekeh. "Bisa aja aa Tio."

"Neng Sari tau gak perbedaan Neng sama PKI?"

"Enggak, emang apa?"

"Kalau PKI itu kan komunis, kalau Neng Sari kok manis?" Tio mengedipkan sebelah matanya.

Sorakan terdengar begitu Tio menyelesaikan gombalannya. Bukannya malu, Tio justru semakin percaya diri. Cowok itu dengan bangganya menepuk dada sebelah kanan.

"Minggir-minggir!"

Suara itu membuat mereka mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Disana ada Sisi yang sudah berdiri ditengah barisan.

"Ini tuh kantin buat makan bukan buat ajang pencarian buaya berbakat!" decak gadis itu sembari melipat kedua tangannya didepan dada.

"Ini lagi playboy cap biawak, gak ada berhentinya gombalin semua cewek!" imbuh Sisi menunjuk wajah Tio dengan sengit.

"Aku gak playboy kok Si, kan aku sayangnya sama kamu doang," sahut Tio.

"Najis!"

"Lo jadi cowok gak punya visi dan misi banget! Baru aja lo gombalin Neng Sari, sekarang gombalin Sisi!" ujar Icha yang sejak tadi memperhatikan perdebatan keduanya.

"Kata siapa gue gak punya visi dan misi?" tanya cowok itu menantang.

"Visi Sisi, Misi Neng Sari, Visi Misi dua istri." Tio mengibaskan rambut kribonya kemudian tersenyum jahil ke arah Sisi dan Neng Sari secara bergantian.

"Dasar playboy cap biawak!" ujar Sisi kemudian melangkah meninggalkan Tio.

"Si, tunggu Si!"

"Gak usah pegang-pegang!" ketus Sisi ketika Tio berhasil meraih lengannya.

Hallo Mantan! [END]// TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang