Happy reading ✨
Kelas yang tadinya bising kini menjadi tenang bersamaan dengan masuknya seorang guru paruh baya. Guru yang sangat terkenal dikelas ini, selalu membawa penggaris besi miliknya dan tas ransel bewarna coklat tua yang berada dipunggungnya.
"Selamat pagi anak-anak," seru Pak Dodo seraya meletakkan barang bawaannya tak lupa merapihkan kumis badainya.
"Selamat pagi Pak," sahut semua murid kompak.
"Si kumis dateng lagi setelah berapa lama menghilang," celetuk Tio.
"Iya noh, lagian cuti udah kaya gajah mau lahiran, lama banget!" cibir Adit.
Bisma yang diam-diam bermain ponsel langsung mendongak. "Habis betapa sambil numbuhin kumis kali, noh lihat kumisnya udah kaya rumput."
"Kalian ini kenapa berisik sekali?!" Pak Dodo memukul penggaris ke papan tulis sambil menatap tajam ke arah Bisma dkk.
"Bapak salah denger, itu tadi yang berisik anak tikus bukan kita," celetuk Tio asal membuat teman sekelasnya terkekeh.
"Kalau kalian berisik lagi, Bapak jemur kalian di lapangan biar kaya ikan teri!" ancam Pak Dodo sama sekali tidak membuat Bisma dkk takut.
"Sekarang buka buku kalian!" titahnya.
Bisma dkk menuruti perkataan Pak Dodo. Mereka membuka buku tulis yang terlihat masih rapi dan tidak ada catatan apapun didalam sana kecuali milik Bimo.
"Cuma hari ini gue mau masuk kelas, besok ogah!" ujar Adit disetujui oleh Tio dan Bisma. Sedangkan Bimo sudah asik membaca materi yang akan mereka pelajari.
Satu jam sudah berlalu tapi pelajaran masih saja berjalan. Seluruh murid di kelas ini sudah merasa jengah dengan rumus yang tertera di depan papan tulis. Mata mereka merasa sakit melihat semua tulisan yang terlihat rumit.
"Ini sampai kapan sih begini terus?!" Sisi mencoret-coret bukunya dengan pulpen birunya.
"Sabar napa, bentar lagi juga kelar, bacot mulu lo!" decak Icha.
Sisi mendengus kesal, ia menoleh ke belakang tepat dimana Naya duduk. Ia menghela nafas panjang ketika Naya sedang fokus dengan pelajarannya.
"Biasanya ada Putri yang ngajak gue ngoceh, dia kan gak suka mapel ini," gumam Sisi sambil menatap Putri yang berada jauh dimejanya.
Setelah kejadian itu, Putri memilih untuk duduk dikursi paling depan. Ia tidak mempunyai keberanian untuk duduk bersama Naya lagi setelah apa yang terjadi.
"Bisa gak lo tuh jangan nyebut nama dia, enek gue dengernya!" Icha mengehentikan kegiatanya lalu melirik Sisi sinis.
"Sampai kapan sih kita pisah gini? Lo gak kangen waktu kita berempat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Mantan! [END]// TAHAP REVISI
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Happy reading✨ Bisma Aryandia Pratama cowok yang sempat menjalin hubungan dengan gadis bernama Naya Putri Anggraeni. Namun karena kebodohannya membuat hubungan mereka kandas ditengah jalan. Awalnya Bisma biasa saja ketika Naya...