Malas Berdebat

2.5K 176 1
                                    

Happy reading✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading✨

Siang ini matahari tampak begitu terik menciptakan hawa panas yang mampu membuat sebagian orang mengeluh. Sama halnya dengan kelima lelaki yang sedang hormat bendera sejak satu jam lalu karena ketahuan membolos. Lebih parahnya lagi, mereka juga merokok dihalaman belakang sekolah.

Suara decakan terdengar dari salah satu diantara mereka. "Udah lah mending kita cabut aja, sejam lebih kita disini dipikir ikan kering kali!" Tio menurunkan kakinya yang terangkat, sedangkan tangannya kini sudah terlipat dibawah dada.

"Bener tuh, kaki gue udah capek," timpal Cecep yang diangguki pertanda setuju oleh Adit.

"Gas kantin." Bisma berjalan lebih dulu menuju kantin. Persetan dengan hukuman yang Bu Wanti berikan.

Kantin terlihat begitu sepi karena memang jam istirahat masih beberapa menit lagi. Suasana seperti ini membuat mereka lebih mudah memilih makanan tanpa harus mengantri terlebih dahulu.

"Gue pesen soto sama jus alpukat, gorengannya jangan lupa," lontar Adit pada Tio ketika melihat cowok itu sedang berdiri hendak menuju stand makanan.

"Lo pikir gue babu? Pesen sendiri lah!"

"Sekalian, mager gue."

Tio berdecak, ia menarik Cecep untuk ikut bersamanya. "Whatsapp pesenan kalian," ujarnya kemudian pergi.

Tio memasukan tangannya kedalam saku celana, sebelum itu ia merapihkan rambut kribonya terlebih dahulu.

"Ngapain lo?" tanya Cecep memicingkan matanya.

"Menjalankan tugas negara."

Cecep hanya menggelengkan kepalanya, sudah paham dengan apa yang akan dilakukan sahabatnya itu.

"Ekhm... Eh ada Neng Sari, apa kabar Neng?" tanya Tio pada salah satu penjaga stand makanan.

Neng Sari merupakan penjual nasi uduk janda di SMA Bangsa. Wanita itu sudah berumur 28 tahun tapi masih terlihat cantik. Kecantikan Sari tentunya dapat membuat sebagian pria disini menggodanya. Tak terkecuali Tio.

Sari menata rambutnya yang dikucir kuda itu. "Eh ada Tio, Neng Sari baik kok. Tio gimana baik, kan?" tanya Sari dengan malu-malu.

"Baik dong, apalagi kalau udah liat Neng Sari, bawaanya seger terus." Tio mengedipkan sebelah matanya, membuat Sari senyum-senyum sendiri sedangkan Cecep yang ada disampingnya sudah bergedik ngeri.

"Tobat Yo, inget umur gak ada yang tau."

"Sialan lo!"

"Neng Sari, pesen nasi uduk janda sama es teh manisnya lima ya," ucap Tio seraya menyapu rambutnya disela-sela jari.

Hallo Mantan! [END]// TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang