"Crea, kerjakan dengan baik. Jangan mengacaukannya."
"Kualitas Hollywood, Tuanku."
***
"Okan, kau tak akan senang mendengar ini. Luxon #2 mengirim pesan kalau terjadi hal yang aneh di dalam mindroom milik ayahmu. Aku sudah minta rekaman visualnya, tapi belum dikirimkan."
"Mungkin itu pesta ulang tahun Aura. Selama ini ulang tahun Aura belum pernah dirayakan."
"Luxon #2 itu tidak bodoh. Ia tahu dengan jelas apa itu ulang tahun. Hal yang aneh ini sesuatu yang sepertinya negatif."
"Apa maksudmu? Cepat minta videonya!!"
"Tunggu sebentar. Aku sedang menghubunginya. Tampaknya Luxon #2 masih merekamnya."
"Astaga apa yang terjadi kali ini?"
"Okan, videonya sudah dikirim. Aku putarkan sekarang."
Mindroom #2 dipenuhi asap tebal dan api. Darah segar berceceran di lantai. Partikel mindroom melayang di udara, sedang berusaha kembali ke wujud semula.
"Ayah, Ibu, Aura! Apa yang terjadi?
Luxon bisakah kau mencari cara masuk menuju mindroom #2?""Maaf, Okan, tidak bisa jika tidak menggunakan koin merah ayahmu."
"Cari cara lain, Luxon! Kumohon!"
"Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan kali ini. Sebaiknya kau hubungi penghuni yang lain!"
***
Di ruang tengah, semua berkumpul setelah Luxon mengabari. Kali ini mereka terjebak dalam suasana tegang yang memekakkan telinga batin.
"Okan, apa yang terjadi?" Alina menjadi orang pertama yang membuka sesi pertanyaan.
"Aku belum tahu. Dalam videonya hanya tampak asap, dan samar-samar terlihat darah dan daging di lantai. Luxon #2 tak bisa menerima perintah dariku. Video yang dikirimkan itu hanya bagian dari protokol keselamatan antar Luxon. Sudah otomatis. Aku tak bisa berbuat apa-apa dengan itu, Alina."
"Boleh aku lihat videonya?" tanya Vincent.
"Ini, lihatlah."
Vincent menonton dengan serius dan mencatat hal-hal yang menarik perhatiannya.
"Oke, ini hanya analisis sederhana dariku. Pertama, video ini direkam dari ketinggian kurang lebih 2 meter dari lantai, karena kusen pintu terlihat sejajar dengan kamera. Kedua, video direkam secara terencana, pengambilan gambar dimulai dari sebelah kiri atas menuju kanan atas, lalu turun ke bawah dan berakhir di kiri bawah, seolah-olah kamera ini diprogram untuk kondisi darurat."
"Ya Luxon sudah pernah mengatakannya, ada protokol darurat untuk itu," kata Okan.
"Ketiga, aku secara sadar memahami dengan jelas bahwa potongan daging yang dapat kukenali adalah kaki kanan manusia, dan ada kain menempel di potongan daging itu. Maaf ini hanya analisis sederhana, dan belum tentu benar."
"Ya, kau mencoba menghasutku. Terima kasih." Okan sedikit gemetar mendengar analisis itu, ia berharap ini bukan sesuatu yang buruk.
"Tidak, Okan, aku tidak bermaksud begitu. Kau tahu aku hanya--"
"Sudahlah. Kau diam saja."
Luxon sedang menerima video lainnya. Ia diam saja di tempatnya berdiri.
"Okan! Ada video lain yang dikirimkan oleh Luxon #2. Kali ini siaran langsung." Luxon segera berbicara segera setelah video selesai diterima.
"Perlihatkan pada kami, Luxon #2."
Sesosok makhluk muncul di tampilan video. Ia berdiri santai dengan kedua tangan di belakang pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINDROOM [TAMAT]
Science Fiction[PEMENANG WATTYS 2017] BUKU PERTAMA MIND TRILOGY Okan, guru Seni Rupa SMA yang hobi menabung koin ke dalam lubang yang berada di dalam dinding, menemukan salah satu dari koin koleksinya adalah kunci masuk ke dalam mindroom, ruang yang bisa dikendali...