Part 13 Bertahan Hidup

12.8K 1.9K 171
                                    

Sam terbangun. Ia tahu ada yang datang, dan segera memutuskan untuk bersembunyi dan mengamati. Ia berlari dan melompat ke balik batu besar beberapa meter di belakangnya.

Okan? Dan, apa itu manusia hiu?

***

"Oke manusia hiu, kita sampai."

"Bagaimana mengaktifkan penglihatan inframerahnya?"

"Tekan lembut titik di atas telinga kiri."

"Aku mengerti."

"Jadi Pak Fahri. Atau sebaiknya ku panggil Farid? Kapan kita mulai perkelahian seperti di film-film?"

Manusia Hiu terdiam. Lalu mulai tersenyum perlahan. Gigi-gigi tajam berkilau terlihat jelas.

"Saya terkesan Okan. Bagaimana kau bisa tahu? Kita belum pernah bertemu."

"Farid, saudara kembarmu si Fahri punya hidung yang sedikit bengkok. Butuh waktu untuk menyadarinya. Dan oh iya, Fahri tidak pernah bicara dengan gaya menggebu-gebu seperti dirimu. Aku mungkin tidak pernah bertemu denganmu, tapi aku kenal Fahri dengan sangat baik. Ini mudah, seperti membedakan uang kertas asli dan palsu."

"Tebakanmu tidak buruk. Apa Johan menyadarinya?" Farid melangkah maju.

Okan diam-diam menyiapkan senjata kejut listrik. Permukaan luar pakaiannya kini siap menyetrum.

"Oh tentu. Like father like son. Dia sadar sejak rapat pertama di ruang tengah."

"Dimakan hiu adalah cara mati yang tepat untuk orang-orang seperti kalian."

Farid mencoba menyerang. Tapi baru saja tangannya menyentuh Okan, ia langsung terpental dan tak sadarkan diri. Wujudnya kembali ke bentuk manusia.

"Maaf Farid, kostummu masih versi lama."

Tiba-tiba Sam keluar.

"Bon jour Okan. Sudah 5 tahun tidak ketemu." pistol Sam mengarah tepat ke wajah Okan.

Sial, apa yang dilakukan Sam di sini? Bagaimana caranya dia tahu tempat ini?

"Tepatnya 5 tahun 8 hari Sam."

"Sayang sekali kau harus mati sekarang."

Dua tembakan dilepaskan. Okan sempat menghindar. Okan segera berlari ke arah air. Lapisan Kevlar melindungi punggungnya dari tembakan, tapi tetap saja sakit. Sam melepaskan lima tembakan lagi, namun Okan sudah berenang menjauh dari gua.

"Larilah terus, Okan. Ada saatnya kau akan kutangkap."

Sam mendekati Farid yang masih tak sadarkan diri.

"Terima kasih, Farid. Sayangnya, aku hanya butuh koin merahmu."

Sam menemukan koin merah Farid. Ia mengeluarkan pahat dan palu dari tasnya. Lalu memahat lubang kecil pada dinding gua. Mulai terjadi pasang, dan dalam waktu singkat air akan memenuhi gua. Koin merah dimasukkan. Portal keemasan mulai terbuka.

"Ha ha, ini jadi lebih mudah. Padahal aku belum sampai tahap pencarian susah payah untuk menemukan tombol menuju ruang tengah. Justru koin merah datang dengan sendirinya. Andai saja Bram dan Vincent menyaksikan ini."

Sam mengambil tasnya, lalu menyeret Farid ke dalam portal.

"Aku berubah pikiran. Aku masih membutuhkanmu, Farid."

***

Okan sudah dekat dengan permukaan, dan Sam serta Farid sudah berada di dalam mindroom #3.

"Oh hampir saja aku mati. Punggungku sakit sekali. Float mode!"

MINDROOM [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang