Part 14 Mindwar

12.3K 1.7K 247
                                    

Perang, apapun bentuknya, hanya menyisakan korban. Dalam perang sulit menentukan mana yang salah dan mana yang benar. Karena semua manusia merasa diri paling benar.

Perang muncul akibat perbedaan, dan menetas akibat amarah yang meluap.

***

Ruang tengah berubah menjadi medan pertempuran sengit. Peluru dan tameng berbenturan. Kedua kubu mencoba mencari celah kelemahan lawan.

"Luxon, shoulder rocketmu! Arahkan ke atas!"

Kubu Sam kaget. Mereka mengarahkan tameng force field ke atas. Menyisakan celah terbuka di depan mereka.

"Itu jebakan, Sam!" Vincent menghadang peluru yang ditembakkan oleh Okan. Bahu kiri Vincent terluka parah.

"Okan, hujani mereka dengan peluru!" kata Johan.

"Tidak mempan, mereka pakai force field."

"Sial. Bahkan koin merah Sam tetap terperangkap di dalam force field-nya."

"Okan, tameng intanmu mulai rusak. Mereka memakai peluru intan," Luxon memperingatkan.

"Kita buat mereka sibuk," kata Johan. Okan mengangguk dan segera mengambil posisi.

Okan, Johan, dan Aura maju dan memberondong tim Sam dengan peluru. Akuaregia Sam tak mampu menghancurkan titanium yang melapisi exoskeleton Johan dan Aura. Sam mampu menahan hujan peluru sendirian. Farid datang membantunya.

DZIIING!!!!! Satu peluru intan bersarang di punggung Sam.

"Kau? Beraninya kau!!!!"

Rupanya Vincent menembak Sam dari belakang. Lalu menembakkan lima peluru lagi ke dada Sam dan membunuhnya. Farid panik, dan menurunkan tameng force field-nya.

"SAAAM!!!" Farid panik.

Okan menembak Farid dengan nanomites, membuat tubuh Farid terurai. Tujuh kembaran Sam berjatuhan, mereka berubah menjadi abu.

Vincent mengangkat tangannya ke udara, tanda menyerah.

Okan terheran-heran. Tapi ia tetap bersiap menembak Vincent.

"Rareja!" pekik Vincent.

"Hentikan Okan. Dia salah satu dari kita."

"Dia?? Tapi dia bersama Sam. Ini mungkin tipuan."

"Ayah yang menugaskan dia untuk menjadi anggota Sam beberapa tahun lalu."

"Okan, saya Vincent. Anak Fahri satu-satunya."

"Anak Fahri katamu?? Ayah, kenapa terlalu banyak rahasia? Kenapa tak mengatakannya dari dulu? Seperti soal Farid waktu itu."

"Agar pikiranmu tidak bias. Kau seharusnya fokus pada Sam. Jika kau tahu soal Vincent, kau akan ragu-ragu menyerangnya, dan tentu Sam akan curiga. Vincent malah bisa mati konyol."

"Maaf, tapi aku masih sedikit ragu, Vincent. Aku harap kau bukan pengkhianat seperti Farid."

"Ayahmu lebih tahu. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi untuk meyakinkanmu."

"Oke anak-anak, bereskan Sam." Nanomites pun mengurai tubuh Sam. Mereka tak mau membiarkan Sam utuh, takut jika Crea ikut campur lagi.

Empat jam kemudian.

"Jadi sekarang apa? Kenapa kita tidak menantang Crea dan menghancurkannya juga?"

"Okan, hati-hati dengan ucapanmu. Dia bukan makhluk biasa. Kau sudah menyaksikan kekuatannya membebaskan Sam begitu saja dari penjara dimensimu itu."

MINDROOM [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang