Sejak kejadian itu, Vernon benar-benar menghilang dari Yewon. Ini sudah minggu ketiga. Tentu saja hal itu membuat gadis Kim itu tidak enak hati. Ia merasa bersalah, tapi hal ini ia lakukan untuk kebaikan Vernon sendiri. Yewon tidak ingin jika Vernon menyia-nyiakan hidupnya seperti itu. Yewon hanya ingin Vernon menyelesaikan urusannya dengan orangtuanya kemudian setelah selesai, ia akan kembali padanya. Bohong jika Yewon tidak menyayangi Vernon. Hubungannya setelah delapan bulan ini, tidak mungkin bertahan jika Yewon tidak melibatkan perasaannya. Meskipun Yewon masih mencintai Yoongi. Namun rasa sayang itu juga telah tumbuh untuk Vernon.
Yewon meremas ponselnya. Vernon masih tidak bisa dihubungi. Ia juga tidak berani mencari Vernon di rumahnya dan dia sudah tidak pernah muncul di klub band lagi.
"Masih tidak bisa dihubungi?" Tanya Eunbi yang melihat sahabatnya itu mondar-mandir di hadapannya dengan memegang ponselnya. Yewon mengangguk lemah.
"Aku hanya khawatir. Ini sudah hampir tiga minggu, Eunbi-ya." Yewon akhirnya duduk di samping Eunbi.
"Mungkin ia sedang menyelesaikan urusannya Yewon-ah. Seperti yang kau ingin." Ucap Eunbi menenangkan sahabatnya. Lagi-lagi Yewon hanya menjawab dengan anggukan. Semoga saja.
Hanya saja Yewon masih merasa ada yang mengganjal di hatinya. Ia tidak setega itu untuk meninggalkan Vernon sendirian. Namun Vernon seakan memblokir semua akses Yewon untuk menghubunginya.
****
Tepat sebulan setelah Vernon menghilang dari Yewon. Kali ini Yewon sudah lebih tenang. Membiarkan Vernon menikmati waktunya untuk menyelesaikan urusannya. Bagaimanapun Yewon akan selalu mendukung apapun yang Vernon pilih untuk hidupnya nanti dan menantinya dengan sabar.
Saat ini Yewon dan Eunbi sedang berjalan di sebuah pusat perbelanjaan. Gadis Kim itu menemani sahabatnya yang sejak semalam merengek minta ditemani membelikan hadiah untuk kekasihnya yang akan ujian tugas akhirnya. Senang akhirnya mendengar Hoseok akan segera melepas status mahasiswanya. Jika Yoongi disini, pasti mereka akan ujian bersama.
Mata Yewon menerawang. Jika ada Yoongi, pasti ia akan melakukan hal yang sama dengan Eunbi saat ini. Mencari hadiah kelulusan dengan senang hati.
"Yewon-ah, bagaimana dengan ini?" Eunbi mengulurkan sebuah dasi yang sangat mewah. Dasi itu berwarna abu-abu kehijauan. Cantik sekali. Yewon mengacungkan jempolnya. Eunbi mengangguk. Ia kemudian memilih ballpoint untuk disandingkan dengan dasi yang ia beli tadi.
Mata Yewon berkeliling. Fokusnya terpaku menatap sepasang kekasih sedang tertawa bersama dengan posisi lelaki itu memeluk gadisnya di toko tas di seberang toko yang Yewon pijaki. Lelaki itu mencium kening gadisnya. Yewon mengeryitkan dahinya. Ia seperti mengenal sosok itu. Kemudian tubuhnya menegang.
"Ve-Vernon..." Ucapnya tanpa sadar.
"Yaaak brengsek!" Yewon terkejut dengan teriakan itu. Ia melihat Eunbi menghampiri Vernon dan gadis itu. Entah sejak kapan Eunbi memperhatikan mereka juga. Yewon berlari mengejar Eunbi.
Eunbi menarik baju Vernon dan menamparnya. Mereka tentu terkejut. Terlebih gadis yang bersama Vernon. Vernon mengusap pipi kirinya yang panas akibat tamparan Eunbi. Yewon menarik tangan Eunbi dan menahannya di sisinya.
"Nugu?" Tanya gadis itu pada Eunbi. Gadis itu memegang lengan Vernon dan mengusap pipinya yang terkena tamparan Eunbi.
"Harusnya aku yang bertanya!" Ucap Eunbi pada gadis itu. Yewon menahan Eunbi. "Sudah Eunbi-ya." Ucap Yewon lirih. Eunbi menatap Yewon tajam. "Kau diam, Kim Yewon!"
"Kau siapanya si brengsek ini hah?" Lanjut Eunbi dengan sengit pada gadis itu lagi.
"Aku kekasihnya. Waeyo?" Ucapnya tak kalah sengit.
Yewon membeku mendengar jawaban itu. "Ke-Kekasih?" Ucapnya terbata.
"Iya dia kekasihku? Wae? Ada masalah untuk itu." Vernon menimpali.
"Tapi kita belum putus, Vernon!" Lanjut Yewon.
Vernon mengangkat sebelah sudut bibirnya. "Belum putus katamu? Bukankah kau yang bilang untuk kita break dan menyelesaikan urusanku? Bagiku break sama saja dengan kau menyudahinya, Yewon-ah. Semuanya sudah berakhir."
"Wah, si brengsek ini benar-benar!" Eunbi kembali menarik kerah baju Vernon. Yewon langsung menahan tangan Eunbi.
"Sudah. Cukup, Eunbi-ya." Ucap Yewon.
"Yewon kita tak bisa membiarkan si brengsek ini. Dia benar-benar tidak tau terimakasih. Dia bahkan tidak tau seberapa banyak hujatan orang-orang terhadapmu saat menerima cintanya. Dia tidak tau kau bahkan sering menangis karena itu. Kau bahkan--"
"Cukup Hwang Eunbi. Sudah kubilang cukup." Tubuh gadis Kim itu mulai bergetar. Ia mengangkat kepalanya menahan agar butiran itu tidak jatuh.
"Baik. Boleh aku bicara denganmu. Berdua saja?" Tanya Yewon lagi. Vernon melirik gadis yang bersamanya tadi. Kemudian mengangguk samar.
"Kau tunggu sebentar disini ya." Ucap Vernon pada gadis itu. Gadis itu menggeleng. Ia memegangi tangan Vernon. "Aku hanya sebentar." Lanjut Vernon lagi.
Gadis itu akhirnya mengangguk. "Jangan terlalu lama oppa. Aku tidak suka kau berlama-lama dengan MANTAN mu itu." Ucapnya sambil menatap Yewon tajam. Gadis itu bahkan tau tentang Yewon. Ia sengaja menekankan kata itu membuat Eunbi ingin menjambak rambutnya namun sayang Yewon menahan tangannya.
Yewon berjalan mendahului Vernon. Setelah dirasa cukup jauh mereka berhenti. Yewon menatap Vernon lurus. Lelaki itu hanya menunduk.
"Sejak kapan?" Tanya Yewon. Vernon mengeryitkan dahinya mendengar pertanyaan itu. "Sejak kapan kau bersamanya?" Lanjut gadis Kim itu.
"Tiga Minggu lalu." Jawab Vernon datar. Yewon cukup terkejut. Itu berarti hanya seminggu setelah Yewon memintanya untuk break. Apakah mereka sudah dekat bahkan saat Yewon masih menjalin hubungan dengan Vernon?
"Begitukah?" Yewon mengusap airmata sialannya yang lolos. "Selamat untukmu kalau begitu."
"Terimakasih. Aku harap kau bisa merelakan ku karena kau yang meninggalkanku disaat terburukku, Yewon-ah." Lanjut Vernon.
"Aku tidak pernah meninggalkanmu."
"Kau memutuskan untuk break disaat aku ada masalah."
"Kau tidak lupa kan kalau aku juga memintamu kembali padaku saat masalahmu sudah selesai? Aku bilang juga aku akan mendampingimu sampai akhir? Aku memutuskan seperti itu agar kau tidak berbohong pada orangtuamu. Kau sendiri yang mengatakan padaku jika mereka sangat marah karena kau sering berkencan dan nilai-nilaimu buruk karena itu." Yewon berusaha mati-matian agar airmata itu tidak lolos lagi. Jika dibilang sayang, maka Yewon akan mengatakan bahwa ia menyayangi Vernon. Selama mereka menjalin hubungan, Vernon selalu memperlakukannya dengan baik. Vernon juga sering membantu Yewon.
"Aku jengah. Lama kelamaan aku lelah Yewon-ah. Aku lelah mendengarmu yang masih mengingat Yoongi Sunbae."
"Kau juga tidak lupa kan bahwa kau yang berjanji padaku untuk membantuku melupakan Yoongi oppa dan menyembuhkanku dari luka kehilangan itu? Vernon asal kau tau, meskipun aku mengingat Yoongi oppa, namun aku menyayangimu dengan tulus." Ucap Yewon sambil tersenyum getir.
"Namun, sayang ketulusanku memang tidak bisa menyentuh hatimu." Yewon kembali mengusap airmatanya. Gadis Kim itu menghela nafasnya dan menghembuskannya perlahan. "Semoga kau bahagia dengan gadis pilihanmu sekarang. Tolong sampaikan maafku pada orangtuamu. Aku gagal menjadi kekasih yang baik. Sampaikan juga salamku pada gadis itu. Maafkan Eunbi juga. Terimakasih untuk semuanya Vernon." Lanjut Yewon yang sedikit membungkukkan tubuhnya kemudian berlalu.
Vernon menatap punggung Yewon yang perlahan menjauh. "Maafkan aku, Yewon-ah. Kini kau bebas." Bisik Vernon lirih.
****
Dahlah. Yewon sini sama aku aja nak. Kasian amat. Siapa sih yang bikin Yewon begini. Jahat emang author nya. Wkwk. Jadi menurut kalian, karakter Vernon disini gimana? Komen guys. Hahaha. Mudah-mudahan selesai di chap 30. Pengen cepet selesai. Wkwk. Yaudah guys. See you next. Love you 💜💙
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURNEE (Sequel Of You're My Rain) [COMPLETED]
Fanfiction"Kamu masih disini dan dia sudah pergi ke tempat yang tak bisa kamu jangkau. Saat kamu mulai mencintainya, orang itu juga yang membawa separuh hati dan jiwamu. Jauh kedalam. Tanah merah yang basah itu.." Haii balik lagi sama aku. Semoga kalian ga bo...