Vernon menatap punggung Yewon yang perlahan menjauh. "Maafkan aku, Yewon-ah. Kini kau bebas." Bisik Vernon lirih.
Vernon mungkin yang paling merasakan beratnya melepas Yewon. Waktu delapan bulan bersamanya bukan waktu yang sebentar bagi Vernon. Namun dalam waktu itu, ia merasa Yewon masih belum sepenuhnya mencintainya. Sungguh Vernon bukan marah karena Yewon meminta break saat itu. Tapi lebih kepada ia ingin melepas Yewon. Vernon tau bagaimanapun kehadirannya tidak dapat menggantikan posisi Yoongi. Meskipun Vernon sepenuhnya sadar bahwa Yoongi memang sudah tidak ada. Namun ia sering memergoki Yewon yang menangis karena merindukan Yoongi. Vernon tidak cukup kuat melihatnya.
Lelaki berdarah campuran itu meremas rambutnya kuat. Meyakinkan dirinya bahwa keputusannya saat ini sudah tepat. Melepas Yewon. Melepas gadis yang sangat ia cintai dengan sepenuh hatinya. Apa dengan menyakitinya akan membuat Yewon membencinya sehingga Yewon bisa melupakannya lebih cepat? Vernon bahkan hampir tidak bisa menahan untuk memeluk gadis Kim itu saat ia menatap matanya yang berkaca-kaca dan menanyakan hal itu kemarin. Sungguh ia ingin merengkuhnya kedalam pelukannya. Membisikan kata-kata cinta padanya dan menghapus airmatanya. Namun, rasa sakit yang ia terima saat bersama Yewon juga cukup besar.
Raga mereka memang bersama, namun mereka hanya saling menyakiti. Katakanlah Vernon tidak sabar. Mungkin jika Vernon mau bersabar sedikit lagi, Yewon akan mencintainya. Terlihat bahwa saat ini saja, Yewon sudah menyayanginya. Vernon juga sadar bahwa hubungannya dengan Yewon hanya membuat gadis itu tersakiti. Amat sangat. Ia tidak dapat lepas mengekspresikan apa yang ia rasakan. Belum lagi omongan-omongan orang yang mengatakan bahwa Yewon adalah perempuan yang tidak punya hati saat menerima cintanya ketika bahkan Yoongi baru saja pergi selama lima bulan. Vernon sepenuhnya menyadari bahwa itu adalah kesalahan pertamanya. Kesalahannya dalam memilih waktu.
Maka keputusan untuk berpisah adalah keputusan terbaik bagi mereka. Mereka sudah tidak saling menyakiti lagi. Meskipun keputusan ini menyakitkan, namun indah pada akhirnya. Mereka telah kembali ke alam bebas.
***
Eunbi menggandeng Yewon berjalan menemui Hoseok yang baru menyelesaikan ujian tugas akhirnya. Terlihat Hoseok baru keluar ruangan dan sudah ada Namjoon disana. Ya Namjoon memang lulus lebih dulu.
"Oppa, chukkae." Ucap Eunbi sambil memeluk kekasihnya itu. Yewon hanya tersenyum melihat mereka. Hoseok tersenyum lebar. Ya seperti biasa, senyumnya secerah matahari.
"Oppa selamat ya." Ucap Yewon. Hoseok mengangguk.
"Terimakasih, Yewon-ah. Akhirnya. Aku tidak menyangka aku akan lulus."
"Kau tidak perlu berlebihan, Jung Hoseok." Timpal Namjoon. Mereka semua tertawa melihatnya.
"Oppa. Nanti apa yang akan kulakukan jika tidak ada dirimu di kampus?" Rajuk Eunbi. Yewon terbahak. Itulah Eunbi. Ia akan sangat manja sekali pada orang yang membuatnya nyaman. Termasuk pada Yewon juga tak jarang Eunbi bermanja. Namun, jika sudah mengganggu orang-orang yang Eunbi sayang, bersiaplah kau habis dibuatnya.
"Kau juga sebentar lagi akan lulus kan?" Ucap Hoseok sambil membawa gadis Hwang itu dalam pelukannya.
"Tapi itu masih lama. Masih dua tahun lagi."
"Bersabarlah sayang."
"Baiklah."
Yewon dan Eunbi memang terpaut dua tahun dengan Yoongi, Hoseok dan Namjoon. Tak terbayang bagaimana kesepiannya Eunbi dan Yewon ketika mereka semua sudah lulus.
Yewon dan Eunbi sudah berhenti dari klub dance mereka. Digantikan dengan generasi selanjutnya. Mereka hanya harus fokus pada kuliah dan tugas akhir mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURNEE (Sequel Of You're My Rain) [COMPLETED]
Fanfiction"Kamu masih disini dan dia sudah pergi ke tempat yang tak bisa kamu jangkau. Saat kamu mulai mencintainya, orang itu juga yang membawa separuh hati dan jiwamu. Jauh kedalam. Tanah merah yang basah itu.." Haii balik lagi sama aku. Semoga kalian ga bo...