Melelahkan. Ntah sudah berapa lama aku mencari sosok lelaki yang menjadi target pencarian namun aku belum juga menemukannya. Jangan bilang ia malah berkamuflase sehingga tak dapat ditemukan dengan mudah? Aish.
Tuk
Aku yang kelelahan dan melihat bangku lantas tak menyia-nyiakan kesempatan. Kesempatan apa? Kesempatan untuk duduk. Baiklah, izinkan aku bernafas sejenak karena bernafas itu melelahkan, kawan.
"Hey, kau menduduki punggungku, b-beratt," Keluh seseorang di bawahku. Tunggu, di bawahku!?
Aku menengok ke arah bawahku. Tidak ada yang aneh. Lalu darimana suara itu berasal? Aneh. Apakah sekarang serangga dapat berbicara selayaknya manusia? Kurasa tidak.
"Kau tuli? Menyingkir dari punggungku, sialan," Desis orang tersebut. Aku menerka bahwa orang ini adalah lelaki. Terbukti dari suaranya yang tak lembut juga terdengar berat dan serak.
Aku berdiri dan menatap bangku yang tadi ku duduki. Setelah itu nampak seorang lelaki dari bangku tersebut. Astaga, apakah ia berkamuflase? Keren!
Aku mengerjapkan mataku. Masih dengan tatapan kagum, aku menatap sosok lelaki di hadapanku. Ia duduk di lantai alias tidak di bangku. Aku sedikit terkejut melihat bangku nya bolong, dan tunggu... Wajah orang ini seperti wajah target pencarian.
"Hey kau Tuan berkamuflase, apakah kau target MOS kali ini?," Tanyaku. Aku berjongkok dan menatap mata sosok di depanku.
"Ya, kau menemukanku bocah berat," Jawab nya yang membuatku mendelik tidak setuju. Aku dikatai bocah berat? Siapa suruh berkamuflase di dekat bangku!
"Cih, kau saja yang lemah. Nona muda sepertiku tidak pernah memiliki berat bedan seberat itu ya, Tuan berkamuflase," Decihku kesal.
"Ya ya ya, terserah kau saja bocah berat," Baiklah, ia akan ku jadikan babu setelah ini, tunggu saja.
Aku mengeluarkan borgol di sakuku. Ini bukan pemberian AD untuk melancarkan misi. Tapi, aku memang mengambil borgol saat tak sengaja melihatnya, hehe. Mengapa aku mengambilnya? Ya sewaktu-waktu ada murid perempuan lain yang bar-bar dan mengambil target yang tlah ku temukan, targetku tidak akan lepas dengan borgol ini hehe.
Tak
Tanganku dan tangan Tuan berkamuflase kini terikat pada borgol besi. Tuan berkamuflase —maksudku, lelaki yang menjadi target namun ku panggil dengan Tuan berkamuflase terlihat mengernyit heran dengan kelakuanku. Aku meliriknya lalu dengan tak merasa berdosa aku berdiri. Alhasil, Tuan berkamuflase meringis kesakitan merasakan perih di kulitnya yang tersentuh besi yang sudah sedikit berkarat, borgolnya.
"Lemah," Ejekku.
"Gila, mana ada orang akan memborgol targetnya dengan tangannya sendiri. Kau modus ha?," Tanya nya sok tau. Aku memutar bola mataku kesal.
"Jangan berlagak tau dengan jalan pikirku. Ayo pergi, kau lelet sekali," Gerutuku seraya menyeret Tuan berkamuflase kembali ke lapangan, tempat para AD menunggu.
♩ ♩ ♩ ♩
"Ckckck, gadis aneh. Ia memborgol target? Apakah ia polisi yang harus memborgol targetnya selayaknya tahanan?,"
"Astaga, bahkan pergelangan tangan lelaki itu memerah. Kejam sekali...,"
"Ku dengar ia anak bungsu Ratu Amaradad. Kau tidak berpikir bahwa mungkin saja ia seperti Mama nya dulu?,"
"Sepertinya, oh astaga..,"
Bisik-bisik yang tidak seperti bisikan terdengar di pendengaranku. Heran, aku kan hanya menjaga targetku, kenapa sampai heboh begitu? Kalian kampungan sekali. Terserahlah, aku Nona modern tidak setara dengan mereka Nona kampungan, hihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dragon [Completed]
Fantasy[Sequel of The Villainess] Kalian mengenal Ratu Amaradad? Alias Veddira Elmeira Franklin, si gadis bencana? Baguslah kalau kalian mengenalnya. Perkenalkan! Aku, Veivie Sabrina eumm Franklin? Afonso? Seymour? Roderigo? Atau Palazzo? Ntahlah, aku terl...