"Panggilkan Ratu Amaradad dan Nona Clianna," Suruh Kepala Sekolah.
Sekarang, aku dan Zia sedang berada di ruang kesiswaan. Sialan, padahal aku sudah menyudutkan Zia sebagai pelakunya! Ups. Hehe maaf keceplosan.
Selama kurang lebih 30 menit, Mamaku dan Mama Zia sudah berada di ruang kesiswaan. Mengapa yang dipanggil bukan Papa saja? Eum.. ya begitulah hihi. Kalian mengerti maksud ku, kan?
"Hey," Panggilku pada Mama aneh yang kini sudah duduk di sampingnya.
"Apa naga kecilku?," Tanya Mama aneh.
"Tayo," Aku menahan tawaku. Akhirnya, aku dapat menjalankan prank sejenis hey tayo setelah bertahun-tahun lamanya.
"Hey," Kini giliran Mama aneh yang memanggilku.
"Tayo," Kataku.
"Babi," Kata Mama aneh. Aku menatapnya dengan tatapan ingin membunuhnya, tapi aku sadar aku hidup disini karena dia :(.
"Bebek,"
"Angsa,"
"Kuda,"
"Anjing,"
"Hey Ma, kau baru saja berkata kasar?," Tanyaku.
"Tidak wahai anak curutku," Jawab Mama aneh santai.
"Ngomong-ngomong, apakah kau bangga dengan bencana yang ku timbulkan?," Bisikku pada Mama aneh.
"Kau yang membuat bencana lalu melempar tuduhan pelaku pada Zia Clianna?," Tanya Mama aneh dengan berbisik juga.
"Tentu saja," Jawabku.
"Bagus, lanjutkan naga kecilku," Aku tersenyum bangga mendengar pujian sekaligus dukungan dari Mama aneh. Benar-benar Mama yang patut diacungi jari tengah.
"Kemana Kakak-kakak mu naga kecilku?," Tanya Mama yang kini tidak berbisik lagi.
"Tidak tau, aku tidak bersama mereka seharian ini," Jawabku jujur.
"Mama," Permisi ada pistol? Aku ingin mendor-dor seseorang :(.
"Ahh para ksatria kecilku," Mama bangkit dari duduknya lalu memeluk satu persatu kekasih pura-pura ku. Dendamku semakin meningkat.
"Baiklah. Jadi saya ingin membahas tentang insiden ruang guru," Kepala Sekolah mulai membicarakan topik yang memang menjadi tujuan pertemuan ini.
"Anakku yang melakukannya," Kata Mama aneh berterus terang. Jasa santet nya buka Kakak? Saya mau ya :(.
"Hahaha, anda benar-benar orang yang senang bercanda ya, Ratu Amaradad," Tawa Kepala Sekolah. Mama aneh meresponnya dengan anggukan dan senyuman. Di mataku senyumannya terlihat aneh, ugh.
"Saya meminta maaf kepada Nona Veivie dan Ratu Amaradad atas tuduhan dari Nona Zia,"
"Bukan saya pelakunya," Zia membantah permintaan maaf Kepala Sekolah kepadaku dan Mama. Aku hanya menatapnya dalam diam, tak berniat berargumen dengannya.
"Sudah lah Zia, jangan semakin memperburuk suasana nak...," Lirih Nona Clianna. Mencoba membujuk Zia dengan cara mengelus lengan anak semata wayangnya itu.
"Ma, bukan aku pelakunya," Tegas Zia.
"Sudah-sudah. Sebagai hukuman, Nona Veivie dan Nona Zia akan mengurus panti jompo selama 2 hari," Aku melotot mendengar hukuman yang akan ku jalani. Sejak kapan ada panti jompo!?
"Hey Ma, sejak kapan ada panti jompo di kerajaan ini?," Tanyaku pada Mama.
"Tidak tau, sepertinya panti jompo dibangun memang untuk hukuman mu dan Nona Zia," Jawab Mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dragon [Completed]
Fantasi[Sequel of The Villainess] Kalian mengenal Ratu Amaradad? Alias Veddira Elmeira Franklin, si gadis bencana? Baguslah kalau kalian mengenalnya. Perkenalkan! Aku, Veivie Sabrina eumm Franklin? Afonso? Seymour? Roderigo? Atau Palazzo? Ntahlah, aku terl...