36) Serang

1.2K 225 45
                                    

"AAAAAA AKU INGIN MATI! TOLONG SIKSA AKU,"

Kami sampai di istana, dengan membawa korban yang nyaris terbunuh. Mereka terlihat depresi :(.

"Berisik. Kurung mereka dalam ruangan bawah tanah," Suruh Mama pada Brian. Brian menurut, dan langsung menyeret korban-korban tersebut.

"Veddira," Panggil para Papaku pada Mama.

"Veivie, pergilah ke kamarmu," Suruh Mama padaku.

"Eumm oke," Kataku lalu melangkah menjauh dari mereka.

"Veddira, kau yakin kita akan menyerang dengan jumlah ksatria yang sedikit? Belum lagi mereka akan berkhianat,"

"Benar. Aku tak ingin kau gugur dalam peperangan ini,"

"Kau tak perlu turun ke medan perang, bari kami saja,"

"Cukup tunggu kami ya? Kau tak perlu melangkah bersama kami,"

"Mohon maaf, kalian siapa? Kalau aku ingin ikut peperangan maka aku akan ikut," Kata Mama datar.

"Veddira..,"

"Bacot,"

Ya, bukan aku namanya kalau tidak menguping.

♩ ♩ ♩ ♩

"Kami pergi perang dulu ya anak-anak," Pamit Papa Daryan.

"Kalian akan berperang sendirian? Hanya berlima?," Tanyaku tak percaya.

"Hahaha, tentu saja tidak naga kecil. Kau tau seberapa ganasnya kaum Vadlan, gilanya ksatria Orion, liciknya warga Alfino, serta cerdiknya bawahan Daryan, kan? Mereka akan turut membantu," Jawab Mama, membuat ku bernafas lega.

"Baiklah. Hati-hati di jalan, Ma, Pa," Kataku sembari memeluk dan mencium pipi mereka.

"Jaga Adik kecilmu, ksatriaku," Ujar Mama mengingatkan pada kekasih pura-pura ku. Cih.

"Siap laksanakan Ratuku," Balas mereka.

"Nyenyenye," Ejekku mendengar betapa romantisnya mereka.

"Hahaha Veivie, jangan cemburu. Baiklah, jaga istana ini dengan baik, jaga diri juga," Setelah itu, mereka benar-benar pergi dengan baju baja yang melekat pada tubuh mereka.

"Mereka pergi," Kata Brian.

"Mereka perang, maka kita juga perang," Ujarku tenang.

"Maka dari itu, ayo kita pergi,"

♩ ♩ ♩ ♩

"DASAR B*J*NG*N KALIAN! KALIAN MALAH MENGKHIANATI KU,"

"Aish sialan. JANGAN PEGANG PEDANGKUU,"

"Eh-eh itu temanmu sudah mati lho, kau juga mau mati?,"

"Dua tiga makan tikus, jijik ih makan tikus,"

"Capek, dimana kafe terdekat?,"

"Bagian barat dari sini, Tuan,"

"Bagus. Ayolah kita minum kopi, aku akan mentraktirmu,"

"ALFINO, KITA SEDANG PERANG BEGO,"

Miris, suasana perang tidak seperti suasana perang. Ini ajang perang atau ajang cari teman? Tidak tau deh. Aku disini, bersama kekasih pura-pura ku. Kami berada di bukit tepat di samping Mama dan Papaku perang. Dengan posisi kami di atas dan mereka di bawah.

My Dragon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang