34) Dua

807 192 0
                                    

"Hiks.. Mamaa Kakak jahat kepadaku," Rengekku pada Mama yang sedang menyisir rambutku.

"Siapa suruh kabur dari kelasmu," Kata Mama.

"Huaaaa," Isakku mendengar perkataan Mama.

"Padahal aku anak kesayanganmu Ma! Bukan mereka. Tapi mengapa kau malah menyayangi mereka leeebih dari rasa sayangmu padaku!?," Protesku pada Mama.

"Karena aku mau," Jawab Mama.

"HUAAAAA," Isakanku menjadi-jadi.

♩ ♩ ♩ ♩

"Aku lelah bro,"

"Benar bro, aku juga,"

"Sama bro,"

"Tidak salah lagi bro,"

"Hey Papa!," Sapaku pada Papaku yang sedang terbaring tak berdaya di kasur. Tepatnya, di kamar Mama.

"Hey anak kecil," Balas mereka yang membuatku memutar bola mataku.

"Bagaimana hari kalian?," Tanyaku. Aku berjalan mendekat ke arah mereka, lalu duduk tepat di tengah-tengah mereka.

"Melelahkan," Jawab mereka bersamaan.

"Kasihan," Ejekku. Mereka tampak mendengus namun akhirnya terkekeh.

Brakk

Dobrakan pintu membuat kami berlima terdiam. Mama dan Kakak-kakakku datang dengan tergesa-gesa, penampilan mereka tampak kacau. Mereka menghampiriku kami lalu menyeret kami, memasakkan kami untuk duduk.

"Karena kita tahu bahwa seluruh anggota dewan kerajaan adalah penghianat, maka kita akan rapat untuk mendiskusikan perihal pemberontakan terhadap keluarga kekaisaran Amaradad," Kata Mama mengawali pembicaraan yang terlihat menegangkan.

"Sejak kapan? Bukankah mereka orang terpercaya?," Tanyaku. Ya memang benar, anggota dewan kerajaan memang orang yang dapat dipercaya. Mungkin, sih.

"Baru saja, kami membasmi mereka yang berkhianat," Jawab William. Akupun ber 'oh' ria merespon jawabannya.

"Akar dari pemberontakan yang terjadi apa? Bukannya kita tak pernah mengganggu para musuh serta kerabat kita?," Papa Orion ikut bertanya.

"Kau tau kita memang orang seperti setan. Mereka pasti dendam dan dengan pemberontakan keluarga Clianna, merekapun ikut-ikutan," Jawab Mama secara logis.

"Kalau itu sih bisa dilakukan sedari dulu, kan? Secara kita bukanlah tipe orang yang senggol sedikit langsung tebas," Sahut Brian.

"Benar. Pasti ada alasan lain dari hal tersebut," Sahut Papa Daryan membenarkan sahutan Brian.

"Kita kan sempat membakar pasar Clianna, Pa," Kataku mengingat kejadian tempo hari.

"Sudah ganti rugi, kok," Kata Papa Alfino santai, membuat Mama menyentil jidat Papa Alfino.

"Sakit," Ringis Papa Alfino yang dihiraukan oleh Mama.

"Bisakah kalian mengingat kejadian pembakaran pasar Clianna?," Tanya Sargon membuat Papa Daryan menjelaskan secara rinci kejadian pembakaran pasar Clianna.

"Aku mengerti sekarang," Sahut Gerald. Kami sekeluarga lantas menatap nya penasaran.

"Keluarga Clianna. Mereka pasti menghasut orang-orang!," Kata Gerald yakin.

"Bodoh." Desis kami semua.

" Desis kami semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Dragon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang