19) Kekasih

1.5K 286 22
                                    

Selamat pagi untuk kalian. Seperti biasa, aku berada di meja makan bersama keempat Kakak-kakakku. Tanpa Mama dan Papa, mereka sibuk semenjak sebulan lalu. Aku dan Kakak-kakakku makan dalam diam. Selain suara pisau, sendok, dan piring yang beradu, sudah tidak ada suara lain lagi. Hening menjadi kata yang mendeskripsikan suasana kami.

Aku menopang daguku, menatap lurus ke depan. Dengan sisa makanan di mulutku, aku masih mengunyah. Dirasa makanan di mulutku sudah lunak, aku menelannya secara perlahan. Aku sedikit berpikir. Cukup membosankan jika aku terus-menerus menganggu Kakak-kakakku. Bagaimana kalau...

Aku menantang mereka untuk jadi kekasih pura-pura ku? Ide brilian!

"Hey, Kak," Panggilku yang membuat Kakak-kakakku menatapku keseluruhan.

"Kalian tidak lelah ku usik terus-menerus?," Tanyaku basa-basi. Ku lihat mereka menghela nafas berat.

"Ya," Jawab Gerald mewakili ketiga Kakakku yang lain.

"Sama, aku juga lelah mengusik kalian," Kataku dengan mata sayu.

"Baguslah," Kata Brian yang membuatku meliriknya tajam.

"Agar hubungan kita seperti selayaknya saudara, bagaimana kalau kalian berempat menjadi kekasih pura-pura ku?," Tawarku. Aku menarik satu alisku dengan sedikit tersenyum miring, menatap keempat Kakakkku bergantian.

"Baiklah," Hm, tidak seperti ekspektasi ku, sih. Tapi tak apa, aku dapat berlatih menjadi perempuan genit kalau begini, haha!

"Luar biasa! Baiklah, sampai jumpa kekasihku sayang~," Pamitku sembari pergi meninggalkan mereka, tak lupa aku memberi mereka kecupan perpisahan.

"Kau tidak berpikir ini hal buruk?," Tanya Brian kepada ketiga saudara tirinya.

"Ini hal bagus, kita dapat membalas dendam lewat hubungan ini," Jawab Sargon santai. Gerald dan William mengangguk menyetujui ucapan Sargon.

"Pfft, buat Veivie menjadi jatuh cinta pada kita," Kata William diakhiri dengan tawa licik.

"Tentu," Ujar Gerald lalu terkekeh.

"HEY, AYO KE SEKOLAH PARA KEKASIHKU," Sialan, mengapa mereka sangat lelet sekali!?

"Iya sayang, kami datang," Oh bagus-bagus.

♩ ♩ ♩ ♩

Hap

"Veivie?," Beo Sargon menatapku yang kini menggandeng tangannya. Aku menatapnya sembari tersenyum lebar.

"Aku mau bermesraan dengan salah satu kekasihku, ayo jalan!," Kataku lalu menyeret Sargon memasuki perkarangan sekolah. Setelah menjalani perjalanan yang cukup membosankan, akhirnya aku dan kekasih pura-pura ku sampai di sekolah.

"Aduh... Tasku berat sekali," Keluhku. Aku menoleh ke arah William lalu menatapnya dengan puppy eyes menggemaskanku.

"Yasudah sini," Kata William yang peka akan sinyalku. Aduuh, andai dari dulu saja aku menyuruh mereka menjadi kekasih pura-pura ku, ya walaupun aku menganggap mereka babu, sih.

"Kak Sargon," Panggilku pada Sargon. Sargon berdehem menjawab panggilan ku, ia juga menatapku malas.

"Mau gendong," Kataku sembari merentangkan tanganku ke arah Sargon. Gandengan tanganku dengannya lepas.

Sargon diam, namun ia berhenti di hadapanku lalu berjongkok membelakangiku. Beberapa murid yang tlah tiba dan berada di sekitar kami terlihat iri dengan perlakuan keempat lelaki ini.

Aku lantas menaiki punggung Sargon, mengalungkan tangan dan menaruh daguku pada bahunya. Sargon berdiri sembari menarik kakiku dan menggendongnya. Kini, aku berada di gendongannya. Aku mengayunkan kakiku tanda aku nyaman di gendongannya.

"Kau suka?," Tanya Brian di belakangku dan Sargon. Sargon mulai melangkahkan kakinya menuju ke pintu kelasku.

"Suka sekali!," Jawabku girang. Aku bahkan terkikik senang sangking sukanya di gendong.

"Tidak usah tersenyum, Veivie," Larang Gerald padaku. Aku mengernyit tidak setuju. Mulut-mulut ku kenapa dia yang sewot?

"Kenapa memang?," Tanyaku dengan nada sinis.

"Kau jelek kalau senyum," Jawab Gerald. Aku melototi nya karena terlampau kesal.

"Walaupun ia tidak senyum, Veivie tetaplah jelek," Kata William ikut menimpali. Aku lantas melototi nya juga.

"Benar, bahkan aku heran mengapa memiliki saudari jelek sepertimu, Veivie," Dan sekarang, Brian ikut menimpali.

"Kak sargon... Mereka jahat," Rengekku pada Sargon.

"Kau berat, diam," Aku mendengus mendengar penuturan kata Sargon.

Dasar kekasih durhaka! Ku mutilasi kalian kelak, lihat saja!


My Dragon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang