EIGHTEEN : DINGIN KEMBALI

329 36 4
                                    

Hai gais, im back❤️

"Al, kenapa?" Tanya Bagas yang melihat Alena melamun dan lebih diam dari sebelumnya, namun saat ia ingin menjawab pertanyaan itu, Cia lebih dulu bersuara.

"Tante lena, mau cake-nya dong" Ucap Cia memandangi sepotong kue red velvet yang di anggur-kan oleh Alena.

"Sayang, kan cia udah punya sendiri, itu punya-nya tante Alena" Ucap Bagas mengusap lembut surai Cia.

"ngga papa kok, tante lena udah kenyang, di habisin ya" Ucap Alena menyerahkan sepotong kue-nya.

"Makasih tante lena" Ucap Cia yang dibalas senyum manis Alena.

"Emm gas, aku duluan ya, maaf ga bisa nemenin kalian disini lebih lama" Pamit Alena yang hendak berdiri dari kursi, namun tangan-nya sudah dulu dicekal oleh bagas.

"Al, kamu belum sempat jawab pertanyaan aku"

"Aku ngga papa gas, beneran. udah dulu ya, ini aku udah di kontek sama customer aku, aku pamit dulu ya" Ucap Alena.

"Al tap-" Ucap Bagas terpotong.

"Cia, tante pamit duluan ya cantik, baik-baik ya" Pamit Alena pada Cia.

"Iya tante, makasih ya tante cake-nya" Ucap Cia yang di balas anggukan oleh Alena.

"Duluan ya gas" Ucap Alena.

***

Siang-nya Alena di sibukkan oleh banyak-nya customer yang ingin memesan berbagai macam dress maupun gaun rancangan-nya. hingga tanpa ia sadari, ia mengabaikan suatu panggilan telfon dari Dion.

Dan jam kini menunjukkan pukul 17.19, Alena memutuskan pulang karena langit sudah mulai gelap.

Alena pun mengerutkan keningnya ketika memasuki garasi rumah-nya, ia melihat mobil milik suaminya sudah terparkir rapi di garasi.

"loh, tumben banget mas Dion udah pulang jam segini" Gumam Alena melangkahkan kakinya menuju rumah.

Saat Alena membuka pintu rumah, ia sudah di kejutkan dengan suara Dion yang duduk di ruang tamu dengan masih menggunakan setelan jas-nya.

"Darimana kamu?" Tanya Dion dengan nada datar.

"Aku dari butik mas" Jawab Alena yang dibalas decihan oleh Dion.

Dion pun bangkit dari duduknya, dan melangkahkan kakinya berlalu menuju ruang kerja-nya. Sementara Alena yang merasa aneh dengan sifat Dion saat ini pun memilih untuk membersihkan diri. karena ia memutuskan membuat makan malam selagi Dion pulang cepat hari ini.

Awan yang berwarna jingga sudah beralih menjadi gelap. Alena yang masih berperang dengan alat-alat dapurnya pun tak menyadari bahwa sang suami mengamatinya cukup lama di meja makan.

Alena yang akan menata makanan-nya menuju meja makan pun terkejut mendapatkan tatapan dingin dari dion yang entah sejak kapan sudah duduk di salah satu kursi ruang makan tanpa ia ketahui.

"M-mas, sejak kapan mas dion ke sini?" Ucap Alena gugup.

Tak ada jawaban dari dion, alena memilih melanjutkan kegiatan-nya menata makanan di meja makan, dengan mata dion yang terus mengamati pergerakan-nya.

Tiba-tiba dion pun berdiri lalu melangkahkan kakinya mendekat ke arah alena.

"Ikut saya." Ucap Dion pelan namun terdengar tegas.

Lantas dion menarik tangan alena dengan cukup kencang hingga membuat alena meringis kesakitan.

"Mas, sakit.." Ucap Alena yang berusaha melepas tangan-nya dari sang suami.

Dion pun membawa alena menuju kamar dengan pintu yang ditutup hingga berbunyi cukup keras, yang membuat alena semakin takut. Tubuh alena pun dihempaskan begitu saja oleh dion, sementara alena saat ini sudah meneteskan air mata tanpa berani menatap matanya ke arah sang suami.

"Alena, jangan sekali-kali kamu bohongin saya, apalagi kamu jalan sama teman pria kamu tanpa pamit ke saya!" Ucap Dion yang sudah tidak bisa menahan emosinya.

"M-maafin Alena, mas" Ucap Alena terisak.

"Saya nggak suka alena.." Ucap Dion, lalu pergi begitu saja dari hadapan Alena.

***

Dion kini sudah berada di sebuah apartemen milik sahabatnya sekaligus rekan kerjanya. ia tau saat ini harus kemana.

"Ngapain lo malem-malem kemari? kangen ya lo sama gua"

"Najis" Ucap Dion lalu merebahkan tubuhnya di ranjang milik Bima.

"Emm.. dah pasti, kalo ke sini cuma galau doang lo" Ucap Bima yang sudah hafal dengan kebiasaan sahabatnya itu.

"Gua bingung"

"Bingung kenapa nih brader"

"Gua bingung sama perasaan gua sendiri"

"Tadi siang gua tiba-tiba di chat icha, dia bilang kalo Alena di cafe sama cowok lain. Ya gua samperin dong ke sana" lanjut Dion.

"Tu cowok lo bejek-bejek dulu ga, Di?" Tanya Bima yang penasaran dengan cerita Dion.

"Enggak"

"Bego lo, harusnya lo bogem dulu tuh sampe mampus baru lo tarik bini lo pulang, dahh tinggal lo hukum deh"

"Heh, kutil kudanil. Ga segampang itu, g-gua ga suka liat Alena pergi sama cowok selain gua"

"Ya tandanya lo tuh cinta sama bini lo" Ucap Bima.

"Cinta?"

"Bro, udah saat-nya lo move on dari masa lalu yang udah terjadi, ikhlasin semua-nya, Di. Seana itu jalan buat ketemu jodoh lo, Alena itu sekarang istri lo bro, lo udah punya tanggung jawab lagi sekarang. Lo tuh sebenernya udah cinta sama Alena, cuma lo gengsi aja.."

"Hemm, iya gua gengsi" Ucap Dion tersenyum getir.

Tbc.

Jangan lupa vote komen ya gaiss, tunggu next chap yaw-!

23/07/2021






Wife To My Brother-In-LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang