TEN : FEEL

848 56 7
                                    

Hai gais...
Happy reading❤️
Tandai typo yaw:')

Alena dan Dion pun sekarang sudah sampai di kediaman mereka, dengan Alena yang masih ketakutan. Dion membawa Alena menuju kamar yang di tempati Alena.

"Al kamu sekarang udah aman, sekarang ada saya di sini" Ucap Dion yang masih mendekap tubuh Alena.

"T-takut mas" Ucap Alena dengan air mata yang masih mengalir.

"Saya juga ngga bisa salahin kamu saat ini, tapi saya juga sudah bilang jika hampir semua yang di sana itu mafia Al" Ucap Dion menatap Alena, tetapi tangisan Alena tak kunjung berhenti.

"Ssst.. jangan nangis dong Al, sekarang kita udah di rumah" Ucap Dion menenangkan Alena.

"Tidur ya, saya temenin" Ucap Dion yang dibalas anggukan oleh Alena.

Tak terasa kini Alena sudah terlelap. Sedangkan Dion masih duduk di samping ranjang Alena dengan padangan yang tertuju kepada wajah cantik Alena itu.

"Kamu semakin hari, semakin cantik Al" Ucap Dion lirih.

Dion pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya, Dion yang sudah merebahkan dirinya di ranjang pun masih belum bisa memejamkan matanya.

"Seana, aku merindukanmu. Izinkan aku membuka hati untuk adikmu yang sekarang sudah menjadi istriku, Alena adalah gadis yang baik, tapi maaf jika aku belum bisa membahagiakannya seana" Ucap Dion dengan menatap langit-langit kamarnya.

***

Pagi harinya, Alena yang sudah selesai dengan masakannya pun memutuskan untuk memanggil Dion, baru ia akan menaiki tangga namun Dion sudah berjalan menuruni tangga, lalu pandangan mereka pun bertemu dan mereka hanya bisa saling melempar senyum.

"Baru aku mau manggil kamu ke atas mas" Ucap Alena.

"Masak apa?" Tanya Dion yang melangkahkan kakinya menunju meja makan.

"Aku masak nasi goreng" Jawab Alena yang dibalas gumaman oleh Dion.

"Nanti siang free nggak?" Tanya Dion.

"Emm free, ke-kenapa mas?" Jawab Alena gugup karena sifat Dion yang agak berubah.

"Nanti jam makan siang saya jemput, kita makan siang di luar" Ucap Dion yang dibalas anggukan oleh Alena.

***

Jam makan siang pun tiba, kini Alena sedang menunggu Dion yang akan menjemputnya. Dan tak berapa lama mobil Dion sudah memasuki butiknya.
Alena pun melangkahkan kakinya menuju mobil Dion.

"Lama ya?" Tanya Dion.

"Nggak kok, mau makan dimana mas?" Tanya balik Alena.

"Nasi Padang mau?" Tanya Dion.

"Boleh" Ucap Alena dengan senyum di bibirnya.

Seperti biasa, hening selalu meliputi mereka ketika berada di mobil.

"Butik kamu sekarang gimana?" Ucap Dion memecah keheningan.

"B-baik kok mas, malah sekarang jadi makin rame semenjak kerjasama sama perusahaan tekstil nya Bagas" Jawab Alena.

"Sedekat itu yang kamu sama si Bagas-bagas itu?" Tanya Dion dingin.

"Kalo di bilang deket sih deket kaya temen biasa mas, tapi juga nggak sedeket itu, cuma sering meeting bareng kalo mau ada event besar" Jawab Alena jujur.

"Tapi saya nggak suka kalo kamu di deketin sama Bagas" Ucap Dion hampir seperti gumaman yang tak terdengar oleh Alena.

"Hah, apa mas? Aku nggak denger"

Wife To My Brother-In-LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang