ONE : LEAVE

2.4K 75 0
                                    

Hai gaiss, Selamat datang dicerita pertama aku, hehe Semoga suka ya!❤️

Bau obat-obatan yang menyengat menusuk indra penciumanku, Dimana inilah ciri khas dari tempat ini. Ya, Aku sedang berada di Rumah sakit.
Saat ini kakakku Seana sedang mati-matian didalam sebuah ruang yang penuh dengan alat-alat medis yang mampu membuatnya untuk bertahan hidup.

Kakakku Seana mengidap penyakit Kanker otak, Dimana sudah ia lalui selama kurang lebih 1 setengah tahun belakangan ini.
Dan saat ini, dia mengalami koma.

Seseorang yang sedang berada di sampingku ini adalah Dion, Suami dari kakakku Seana. Mereka menikah 2 tahun yang lalu. Dion sangat berarti di hidup kakakku Seana, Dimana ia menemani kakakku dari awal divonis kanker hingga saat ini kakakku berjuang antara hidup dan mati. Selama Kakakku hidup bersamanya, Dion tak pernah mengecewakan kakakku sama sekali, ia cukup dibilang sangat sopan dan baik hati terhadap orang tuaku, tetapi dia sangat dingin, Dimana dia hanya bersikap manis dan hangat didepan istrinya.

Acara melamun ku terhenti ketika Dokter menghampiri kami. Dan saat itu, saat dimana hidup dan semua kesakitan kakakku berakhir.

"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin" Ucap Dokter itu.

"Istri saya masih hidup kan dok? Ini semua ngga mungkin." Ucap Dion tidak percaya. Dokter pun hanya diam dan menunduk.

Saat itu suaraku seperti hilang entah kemana, dan diiringi dengan menetesnya air mataku. Aku mencoba tenang, jikapun aku menangis keras, tidak akan membuat kakakku Seana kembali.

"Bolehkah saya menemui istri saya sekarang untuk terakhir kalinya dok?" Tanya Dion pada Dokter itu.

"Baik. Mari ikut saya" Ucap Dokter.

Air mata Dion pecah ketika melihat istrinya diatas ranjang rumah sakit dengan mata tertutup,wajah pucat dan dingin bagai tak tersentuh. Tubuhku luruh ke lantai saat itupun juga, buru-buru aku menelfon Ayah dan ibukku yang belum cukup lama pulang dari Rumah sakit.

***

Selesai pemakaman Kakakku, kami semua pulang ke Rumah orang tuaku, termasuk Dion. Ruang tamu, disini kami semua berada dengan keheningan. Tiba-tiba Ayahku memecah keheningan yang ada.

"Disini, kita semua sedih oleh perginya Seana,tapi kita harus mengikhlaskanya agar Seana bisa tenang disana. Dan untuk Dion, Ayah tau perasaan kamu sekarang. Sedih boleh, tapi jangan berlarut-larut dalam kesedihan, kamu sudah Ayah anggap sebagai Anak kandung Ayah sendiri Dion, Dan ayah berencana untuk menikahkan kamu dengan Alena" Ucap Ayah

Aku cukup kaget dengan keputusan Ayah untuk menikahkan aku dengan Dion. Akupun melirik Dion, ia hanya menunduk dan diam. Hal itu cukup membuat jantungku berdegup kencang sembari menunggu jawabanya.

"Sebelumnya maaf yah, Bukankah ini terlalu cepat. Saya tidak bisa melupakan Seana untuk secepat ini, dihati saya masih ada Seana seorang." Ucap Dion angkat bicara.

"Yah, ini belum ada satu hari dimana kak Seana pergi, Alena juga paham perasaan Dion saat ini, Alena masih pengen ngurusin butik dulu yah" Akupun juga berusaha menolak secara halus, Aku melirik Dion sekilas, ia hanya diam. Dan secara tidak langsung dia juga menolaknya.

"Ayah memutuskan ini juga karena Ayah sayang sama kalian, Ayah juga nggak maksa buat nikahnya sekarang. Ayah cuma pengen yang terbaik buat kalian. Dan Dion, Ayah percaya sama kamu kalo kamu bisa menjaga Alena, Seana mungkin juga bahagia dimana posisinya digantikan oleh Alena" Ucap Ayah.

Ya memang ada benarnya ucapan Ayah yang itu, sebelum Kakakku meninggal dunia, ia pernah bicara bila ia sudah tidak sanggup dengan penyakitnya dan ia inggin yang mengantikan posisinya adalah Aku.

"Baiklah, saya memutuskan untuk menikahi Alena secepatnya, tapi saya tidak bisa memaksa hati saya untuk menghapus Seana dalam hati saya, dan saya tidak berjanji untuk bisa mencintai Alena. Tetapi untuk menjaga Alena insyallah saya bisa, dan saya tidak berjanji untuk tidak membuat Alena memangis, karna Alena sudah saya anggap sebagai Adik saya sendiri" Ucap Dion.

Aku cukup terkejut dengan jawaban Dion, tapi ya bagaimana lagi, itupun juga sudah wasiat kakakku, siap tidak siap, bisa tidak bisa, aku juga tidak bisa menolak sekaras apapun. Mungkin untuk saat ini, kami tidak saling mencintai, tetapi insyaallah aku akan berusaha menjadi istri yang baik.

"Bagaimana Alena, Apakah kamu bersedia?" Tanya Ayah padaku.

"Siap tidak siap, bisa tidak bisa, Alena juga tidak bisa menolakkan juga kan yah." Ucapku sambil menunduk.

"Baiklah, Ayah tunggu kesiapanmu Dion" Ucap Ayah. Dan Dion hanya mengangguk lemah.

"Jika Dion sudah menentukan kapan menikahnya, Ibu siap mengurus semua keperluan kalian" Ucap ibuku.

Tbc.

Maaf gais kalo feelnya ga dapet :(
Ya gini baru cerita pertama ,hehe
Jangan lupa Votmen ya gais❤️
Makasi dah mampir❤️

//24.10.2020//

Wife To My Brother-In-LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang