Hai gais!
Happy reading(◍•ᴗ•◍)
Tandai typo yaw.Sudah 2 minggu ini Alena menjalani hari-harinya sendiri. Ya, walaupun Dion juga pulang dan tidur di rumah, tetapi sama saja ia merasa kesepian karena sama sekali tidak bertemu dengan suaminya itu.
Tapi setelah 2 minggu ini, akhirnya besuk proyek yang Dion pantau sudah selesai, hal itu menandakan bahwa Dion tidak pulang larut dan berangkat sangat pagi lagi, tadi Dion juga sempat mengirim pesan kepada Alena bahwa Dion hari ini tidak bisa pulang, karena ada suatu hal yang benar-benar harus ia urus di proyeknya itu, Dion juga bilang bahwa besuk ia sudah pulang ke rumah.
Hal itu membuat Alena sangat senang karena ia tidak akan merasa kesepian lagi di rumah. Kini Alena berencana untuk makan siang terlebih dahulu, karena dari tadi Alena merasakan perutnya sudah sangat perih. Alena kini dalam perjalanan menuju restoran yang ia dan Dela tuju. Ya, Alena sudah janjian dengan Dela untuk makan siang bersama hari ini.
Alena dan Dela kini sudah memasuki restoran itu. Saat mereka sedang menikmati hidangan, tiba-tiba ada seseorang dari belakang tubuh Alena yang sudah menutup kedua matanya.
"Eh, ini siapa?" Ucap Alena terkejut.
"Dorrr" Ucap seseorang itu yang sudah berada di samping kursi Alena.
"Ya ampun bagas, kaget tau. Kamu disini ngapain?" Tanya Alena.
"Tadi habis meeting sama klien, eh liat kamu disini Al, jadi niat isengin kamu deh" Ucap Bagas terkekeh lalu pandangannya beralih ke seseorang didepan Alena, ketika tau bahwa Alena tidak sendiri. Alena yang paham akan adanya Dela, lalu ia berniat mengenalkan Dela dengan Bagas.
"Oh iya gas, kenalin ini sahabat aku" Ucap Alena dengan pandangan yang terarah ke Dela. Dela yang paham, lalu ia membuka suara.
"Dela sahabatnya Alena" Ucap Dela dengan menjulurkan tangannya ke Bagas.
"Eh iya, Bagas, temennya Alena" Ucap Bagas membalas uluran tangan Dela.
"Kalau begitu, aku duluan dulu ya Al.. Del.. Masih banyak kerjaan soalnya" Pamit Bagas keluar dari restoran itu.
"Kamu belum pernah cerita sama sekali tentang bagas sama aku lho Al, kok kamu bisa kenal sama bagas?"
"Jadi gini, perusahaan tekstilnya bagas itu kerjasama sama butik aku, karena kita sering meeting bareng juga, jadi akrab deh" Jelas Alena.
"Dia udah punya istri belum Al? Kalau belum si bahaya" Tanya Dela.
"Tumben kamu nanya tentang istri Del, kamu mau nyalonin jadi istri bagas ya?" Ucap Alena terkekeh.
"Nggak gitu Al, aku takutnya nanti salah satu dari kalian saling suka, dari pandangan bagas ke kamu aja udah beda Al" Ucap Dela.
"Ah nggak mungkin del, kita cuma temenan kok, aku juga nggak mungkin suka sama bagas, kan akunya juga udah punya suami" Ucap Alena.
"Ya siapa tau bagas yang punya perasaan sama kamu Al, kan nggak ada yang tau" Ucap Dela.
"Enggak del percaya sama aku deh" Ucap Alena melanjutkan acara makannya.
***
Malam harinya Alena benar-benar kesepian, ia berinisiatif untuk menelfon Dion, tapi ia gengsi untuk memulai itu duluan. Tanpa sengaja jari nakalnya itu mleset menekan tombol telfon.
"Mampus! Kepencet" Ucap Alena lalu dengan secepat mungkin mematikan panggilan telfon itu.
Semantara Alena yang masih panik, dibuat tambah panik karena Dion menelfonya, tepatnya video call.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wife To My Brother-In-Law
RomanceKisah Hidup seorang ALENA WARDOYO dimulai dimana kakak perempuanya SEANA WARDOYO pergi untuk selama-lamanya meninggalkan mereka semua, Dimana ia harus mengantikan posisi kakaknya sebagai seorang Istri untuk DION WICAKSANA, Suami dari kakaknya itu. M...